Baltic Sea Cruise # 6

Membawa rookie, orang yang pertama kali ikut camping, eh cruising memang seringan membawa mujur. Hari ini sama seperti kemarin, cuaca cerah langit tak berawan dengan matahari di musim seminya Rusia. Rencana trip kali ini suatu yang saya juga nanti-nantikan, berkesempatan jalan kaki keliling kota St. Petersburg, terutama memakai kereta bawah-tanahnya. Ketika saya melihat gambar platform subway station mereka, saya tercengang ada yang seindah itu. Hari ini saya buktikan bahwa mereka engga bohong atau diperbagus fotonya sebab memang luar biasa. Bayangkan stasiun kereta dengan dinding batu pualam dan ukiran mozaic di dinding serta hiasan seni pandai besi. Sayang seribu sayang, semua 59 stasiun metro tersebut, sebutan mereka, adalah instalasi militer engga boleh dipotret. Soalnya selain merangkap subway, juga tempat perlindungan kalau-kalau Rusia dibom nuklir. Sebab memang dalamnya luar biasa alias sekitar 60-70 meter. Kata Vladimir si guide hari ini, salah satu subway system terdalam di dunia. Jelas subway di Toronto kalah dalamnya.

Walking tour pakai naik subway ini memang boljug dan karena hari Minggu, kami semua muat di satu gerbong. Kalau salah atau ketinggalan gerbong, alamak memang. Namun si Vlad sudah kasih tahu di stasiun mana kita harus keluar, kalau sampai mencar dengan dia. Saya lihat ongkosnya engga terlalu mahal, yakni 15 Rubel atau sekitar 70 sen. Bandingkan dengan ticket TTC yang $ 2.75. Konon sang subway yang dibangun pasca PD II di tahun 1956 seharinya mengangkut 2 juta orang alias menyamai TTC. Bedanya, elevatornya untuk turun naik puluhan meter itu tidak ada yang rusak, ketimbang dengan yang di Islington Station di Toronto yang sudah beberapa minggu engga jalan :-(. Gerbongnya tampak tua tetapi bersih dan keretanya berkecepatan kilat, datang setiap 2 menit sekali di siang hari dan jarangan kalau malam. Jarak antara tiap stasiun jauh-jauh, terasa dari lamanya perjalanan, dpl kota St. Petersburg memang cukup besar dengan jumlah penduduk 5 juta (Moskow 9 juta, seluruh Rusia 140 juta).

Selesai naik subway menikmati keindahan setiap stasiun yang kami lalui, kami keluar di stasiun yang juga bernama Vladimir (kami naik di stasiun Kirov). Dari situ kami diajak jalan masuk ke sebuah pasar rakyat di kota ini. Anda para prenku dari Toronto bisa membayangkan mirip dengan St. Lawrence Market. Untuk menyumbang perekonomian Rusia, kami membeli buah cherry dari salah satu penjualnya. Si noni manis engga bisa ngomong Inggris. Tidak kekurangan akal, pakai bahasa tarzan, kami berikan 2 US$, kami tunjuk cherry dan lalu ditimbangin 200 gram. Segitulah harga cherry untuk turis dari Kanada disana. Masih banyak jualan lainnya selain buah, juga sayur dan daging. Vlad si guide mengatakan ia tidak belanja disitu, rupanya mahal karena terletak di pusat kota (dari peta subway yang saya simpan di memory ketika dijelaskan Vlad).

Satu hal yang istimewa lagi, tak pernah terjadi sepanjang sejarah saya ikut tour kapan saja dimana pun jua, adanya s a t p a m alias 'security' yang dikaryakan Princess Cruise dan terus bersama kami sepanjang kami berjalan. Kemarin si Marsha udah bilang awas copet dan rupanya mereka engga mau ambil risiko turis blo'on dari Amerika Utara, kecopetan di St. Petersburg. Tampang si satpam memang lumayan angker seperti anggota KGB, cuma engga bawa pestol beneran :-). Jelas dia akan lebih tahu yang mana orang Rusia yang tukang copet bila ada yang mendekati kami. Jangan-jangan kalau kecopetan di kota ini bisa sama seperti kalau saya kecopetan di daerah Senen. Ya, saudara sepupu saya salah satu jagoan disitu alias saya pernah kecopetan, lapor ke dia, dimana persisnya dan kapan, dompet keesokan harinya balik :-).

Di dalam bis atau rombongan kami kali ini, di tour yang bernama 'Hidden Scenes Walking Tour' mayoritas adalah imigran ex Filipin di Kanada. Mereka rombongan besar dari Vancouver dan mungkin beberapa kota lainnya lagi. Orang Filipin memang termasuk yang hidupnya belens :-). Artinya mereka rela berpisah dengan harta duniawi yang mereka kumpulkan untuk dipakai nge-cruise atau kegiatan di dunia lainnya. Kalau kita ke bar atau tempat dansa di malam hari, kalau ada orang Asianya, boleh dipastikan dari Filipin. Untungnya mereka, hampir di semua kapal cruise, mayoritas pekerja sekampung dengan mereka sehingga pelayanannya pasti oke punya. Seperti sudah saya kemukakan, ada juga satu rombongan Filipin lainnya yang sampai bawa pastor sendiri alias Misa setiap pagi. Mereka juga belens hidupnya, 7 days of pray and 7 days of fun. Kata Nancy Sinatra, the odd against going to heaven 1 to 1 :-).

Home Next Previous