Pengalaman Canoe Camping I

"Jusni, what's your motivation to tackle this next portage of 1700 meter?" Demikian kira-kira pertanyaan yang diajukan Teresa, salah seorang peserta canoe camping saya dan Cecilia bersama Silvana ke cagar alam Algonquin di Labour Day week-end lalu. Ia menanyakannya kepada semua orang karena ia saja yang sudah berpengalaman canoe camping selama 3 tahun, masih "ngeri" untuk menjalani portage terpanjang di trip kami ini. Ia mengajak kami semua untuk berpikir positip katanya, supaya portage terpanjang itu dapat kami tanggulangi dengan mudah. Jawab saya kepadanya: "I can write 10 essays on this trip, that's my motivation."

Ya, saya mengira pengalaman maupun kekuatan saya sudah lumayan sehingga berani untuk ikut canoe camping masuk ke interior Algonquin waktu saya dan Cecilia diajak Silvana. Ternyata seperti istilah cerita silat "di atas langit ada lagi langit lainnya". Benar, pengalaman mendaki gunung jaman dahulu, mengayuh sepeda jaman sekarang, tidak ada apa-apanya atau kurang untuk dapat "lenggang kangkung" canoe camping. Soalnya, selain otot paha dan betis yang dikaryakan pada saat membawa beban ransel (backpack) di punggung, otot lengan dan tangan dan bahu harus bekerja berat dipakai mendayung pada saat berperahu di danau atau sungai! Jadi seluruh tubuh harus dalam kondisi prima kalau tidak mau semaput di tengah jalan. Mana setiap hari 8-9 jam kami di perjalanan alias tiada maaf bagi yang loyo :-). Selain berjam-an mendayung, jumlah portage yang harus dilalui rata-rata sekitar 3 km per harinya dan karena tidak bisa berjalan seenaknya di portage trail itu, (banyak tanjakan dan turunan serta akar dan batang pohon berlintangan) kecepatan berjalan paling 2 km/jam. Namun, namun, sebagai pencinta alam, pengalaman kami berenam sungguh luar biasa dan memang saya bisa membuat 10 tayangan dari pengalaman 4 hari 4 malam itu.

Silvana sudah mulai menulis dan sebetulnya banyak yang masih berkecamuk di benak saya, bagaimana menuangkan pengalaman ini supaya dapat dibuat semakin lama semakin seru, maklum mantan (bertobat :-)) pengarang s... Memakai gaya saya dalam menulis cerita yang kelihatannya digemari sebagian warga P-Net ini (terbukti dari banyaknya yang menanyakan nama samaran saya dulu lewat japri :-)), maka sedikit latar belakang para peserta dengan kekecualian wakil "DPR" Anda alias warga P-net, saya, Cecile dan Silvana. Orang ke empat bernama Teresa, teman baru saya, teman Sil dari beberapa trip kempingannya. Seperti Silvana, ia juga memiliki canoe sendiri sehingga kekuatannya tidak bisa diragukan. Memang anak ini kuat sekali meski tubuhnya ramping sebetulnya. Ada satu ransel yang saya taksir beratnya lebih 30 kiloan ia mampu bawa di portage trail. Satu anak lagi bernama Craig, nah ini adalah penyelamat alias superman pembawa beban kami. Sendirian ia mampu mengangkat canoe yang beratnya sekitar 70 pound lalu menaruhnya di atas punggungnya tanpa bantuan siapapun. Kalau Craig sudah selesai membawa canoe sampai ke ujung trail, ia selalu balik untuk membantu mereka yang lebih loyo darinya dan masih tertinggal di belakang. Craig cocok sekali dengan saya karena ia juga "computer scientist" dan sedang mengambil program doktoral di Carleton University di Ottawa. Kebetulan waktu ia menjadi mahasiswa kerja praktek (co-op student) ia bekerja di kantor saya di Toronto sehingga kami dapat saling bertukar cerita. Terakhir, teman baru saya bernama Ahmet. Anak ini juga sama rajinnya dengan Craig di dalam menjadi "kuli angkutan". Ia baru saja menyelesaikan program masternya di University of Ottawa dan bulan ini akan kembali ke rumahnya di Istambul, Turki. Senang bercakap-cakap dengan mereka semua karena aksen yang berlain-lainan, terutama Ahmet. Teresa meski lahir di Ottawa saya katakan kepadanya, kog aksen kamu tidak "asli Canadian" sih? Ada trace atau bau-bau Scottish gitu (saya punya beberapa teman anak Scot di kantor). Ya, katanya, memang ia mempunyai latar belakang Scot. Craig, aksennya mulus Canadian dan saya senang kalau mendengar ia berkata "ya", mirip dengan "ya" anak Belanda. Ahmet yang paling menarik bagi saya mendengarkan aksennya maupun mengobrol dengan dia karena pengetahuannya luas, termasuk mengenai tanah air kita. Kebetulan ia dari Cyprus dan sedikit banyak saya tahu masalah orang asal Turki dan Yunani di Cyprus. Jadi banyak hal-hal politik yang kami perbincangkan selama di petualangan.

.../bersambung

Home Next Previous