"Jusni, how will I recognize you?," tanya N. teman yang baru kukenal melalui Internet dan menjadi koordinator canoe camping kami ke cagar alam Frontenac pada akhir pekan lalu. "Oh, it should be easy, we will be the only two crazy Orientals who are going camping in this early May," jawabku ke N. Betul saja, seluruh campsite di cagar alam Frontenac laris dihuni ketika saya berangkat pulang kemarin dan melihat pengumumannya di kantor namun tidak ada sebijipun orang Asia yang kemping, baik lewat hiking atau berkanu ke cagar alam itu. Mana ada orang Asia yang kukenal, mau kemping dimana suhu bila malam masih dapat turun ke titik beku atau nol Celcius? Hanya memang, Cecilia disayang Dia sebab suhu selama kami kemping, bukan saja hangat sekitar 20C, tetapi langit selama tiga hari, tidak berawan sama sekali. Kata orang sini, "It was a perfect weather." Tidak heran juga, karena suhu yang hangat sudah dimulai, nyamuk dan lalat hitam mulai beraksi sehingga kami membawa sedikit oleh-oleh berupa gigitan mereka. Semoga di kemping 2 minggu lagi, yang rencananya diikuti oleh seorang warga P-Net dari selatan negeriku ini, lalat hitam tidak akan menggerayanginya :-).
Entah mengapa, meski letaknya tidak terlalu jauh dari rumah kami, sekitar 300 km saja, saya belum pernah kemping ke Frontenac. Mungkin karena kurang prosmotsi dari teman-teman kami yang lainnya dan baru kali ini bertemu dengan beberapa anak yang sering sekali kemping kesana. "I saw bear tracks when I was camping here 5 weeks ago," kata N. lagi sebagai sapaan pertamanya untuk menakut-nakutiku :-). "So we have to be extra cautious," katanya lagi. Ya, hampir saja odol dan sikat gigi kami pun akan ia naikkan ke atas tali kerekan penyimpan makanan kalau saja tidak kami cuekkan nasihatnya. Tetapi memang semua makanan kami, dengan rajin kami naik turunkan selama kemping kali ini dan syukurlah sang beruang tidak senang mencium daging anak dari Indo rupanya :-), alot alias sudah ketuaan mungkin :-).
Cagar Frontenac ini memang kecil, hanya sekitar 70 km persegi, bandingkan dengan Algonquin yang 110 kali lebih luas alias 7700 km persegi. Oleh karena itu, jumlah danaunya juga tidak terlalu banyak, hanya sekitar 20 yang bernama ketika kuhitung. Jumlah 'campsite' pun hanya ada sekitar 50. Tak heran ia langsung penuh bila cuaca asyik sekhalei seperti akhir pekan kemarin. Meski relatif kecil, panjang hiking dan portage trail-nya lumayan, sekitar 170 km dan sebagian berbukit-bukit alias naik turun. Jumlah species atau jenis burungnya lumayan banyak, sekitar 170 species. "Kog banyak angka 7-nya sih Mas," kata penyimak tayangan ini. Ya, saya tidak tahu juga mengapa, karena itulah informasi yang diberikan di dalam peta Frontenac.
Khusus di hari Jum'at kemarin, saya meminta ijin kepada juraganku untuk memakai jatah cutiku alias tidak perlu masuk kantor dan dengan demikian kami dapat berangkat lebih awal. "Could you meet us at noon?," tanya N. di dalam email-nya yang berjumlah beberapa puluh :-) di dalam merencanakan canoe camping ini. "We will definitely be on the road by 9 AM," kataku. Considering the winding road between Kingston and the park, please wait for me for an hour at the most." Ia setuju karena Cecilia sudah berjanji akan bertanggung-jawab untuk makanan malam seluruh peserta trip, 4 anak Ottawa, 2 dari T.O. Dijanjikan bacang yang pasti asyik sekhalei, malah ia berkata bahwa kalaupun kami tidak muncul pada jam 1 siang, ia akan kembali untuk menjemput kami. Memang jarak antara apa yang namanya 'put in', tempat mulai meluncurkan kanu ke air dengan campsite yang kami tuju tidak terlalu jauh, sekitar setengah jam mendayung dengan sekali portaging sejauh 1 km. Jadi sehabis "permisi" dulu ke Doi karena kami tidak akan sempat ikut Ekaristi hari Minggunya, sepulang dari Misa pagi, seusai kanu kami tumpangkan ke atas mobil, cabutlah kami berdua menuju Kingston atau tepatnya cagar Frontenac.