Setiap kota mestilah mempunyai kekhasan sendiri, apalagi umur kota-kota yang kami kunjungi dari mulai ratusan sampai sudah ribuan tahun. Namun, kota yang terapih dan terawat bagus menurut saya adalah Hangzhou. Ingat bahwa kesan saya cuma berdasarkan kunjungan yang singkat banget maupun sepihak sehingga kalau favorit Anda, kota yang lainnya, sori pren. Kota Suzhou menarik untukku, bukan ceweknya yang biasa-biasa saja, putus dibandingkan dengan mojang Priangan, tetapi lampu lalu-lintasnya lain dari yang lain. Di sebelah setiap lampu berwarna merah hijau, ada digital display ukuran raksasa yang menunjukkan tinggal berapa detik keadaan lampu tersebut. Dengan demikian pengendara tahu persis kapan lampu hijaunya akan menjadi merah sehingga bisa mengantisipasinya. Mereka yang menunggu lampu merah tahu masih berapa lama bisa memejamkan mata atau baca koran model nunggu lampu di Jakarta. Orisinil sekali ide itu, mestilah sudah banyak menyelamatkan nyawa maupun memperkecil jumlah kecelakaan lalin karena pengemudi yang lampunya masih hijau tetapi tinggal sedetik, akan lebih memperhitungkan risikonya mereka bisa segera berhadapan dengan Giam Lo Ong, dewa penunggu kojorwan/wati, kalau tak stop.
Sejak saya suka membaca tentang RRT, dua tempat yang ingin saya kunjungi, Quilin yang tidak termasuk acara di trip kami dan Hangzhou. Tak lain sebabnya karena konon pemandangan kedua tempat itu yang terindah se-Tiongkok. Yang membuat Hangzhou terkenal bagusnya adalah karena adanya West Lake, Sei Ouw di dalam cerita silat. "Apakah memang danau itu indah?," tanya prens saya para canoeist yang sudah sering melihat danau-danau indah di Ontario. Kalau semua bangunannya dibuang atau bisa disetip, perahunya cuma ada canoe dan tidak ada jalanan mobil kesana alias cuma bisa hiking, memang indah sekali:-). Seriusan, yang membuat West Lake cantik rupawati adalah adanya barisan pegunungan yang tidak terlalu tinggi sih, di latar belakangnya. Satu dua pagoda bolehlah tidak usah dihapus dari gambar, menandakan kita sedang ada di Tiongkok. Airnya agak keruh, dasarnya yang cuma rata-rata 2 meter kata pemandu kami, tidak kelihatan sama sekali. Tamannya di pinggir pantai yang kami kunjungi setelah 'cruise' 45 menit di West Lake, juga tidak terlalu bagus. Not bad kata si bule, apalagi kalau Anda sudah lama tidak melihat burung merak jantan mejeng mempertontonkan keindahan bulunya.
Tiada hari tanpa berbelanja di kunjungan kami dan Anda yang senang syoping siap-siap untuk belajar ilmu psikologi di dalam tawar-menawar. Bojoku yang sudah diwanti-wanti pren sedulurnya untuk menawar mulai 10% dari harga penjaja jalanan, keperjok membeli tas aspal Gucci kemahalan. Tas palsu itu ditawarkan 280 Yuan dan ia mulai biddingnya dengan harga 40 Yuan, yang langsung dinaikkannya jadi 50 Yuan ketika si penjaja dengan kasar mengatakan tidak bisa. Tukang tas yang belajar ilmu psikologi jalanan, memakai taktik menjauh dari bis tempat si bojo nawar dari jendela. Dasar naluri perempuan di soal belanja, ia merasa hilanglah sudah benda yang digandrunginya, tas Gucci berbentuk 'backpack' idaman hati. Cepat-cepat ia naikkan jadi 80 Yuan dan tentu saja dikasih prens. Moral of the story, kalau Anda tak tahu harga, tak bisa menawar, bersiap-siaplah untuk menyumbang perekonomian People's Republic of China.
Satu episode jualan dengan modal kelihayan si calo, dalam hal ini pemandu wisata kami, adalah teh hijau. Setelah mendengarkan kecapan bahwa Ratu Inggris yang senang minum teh, sampai bertanya dan memuji teh hijau merek Dragon Well, Sumur Naga, kami dibawa ke pabrik teh tersebut, di daerah perbukitannya Hangzhou. Demonstrasi bagaimana daun teh hijau dikelola sampai menjadi teh yang terbaik seRRT, kami saksikan dengan mata hidung sendiri. Ya, aroma teh yang sedap ketika sang daun disanggrai dikeringkan menerpa hidung peserta. Satu teori psikologi kembali dipakai jajaran manajemen pabrik teh ketika kepada kami disuguhkan minuman teh di suatu ruangan. Seperti juga di dunia ini ada beberapa kasta masyarakat, ada beberapa kelas jenis teh yang mereka persembahkan bagi rakyat. Sampai lupa, teh hijau berkhasiat cem-macem dengan bukti bahwa konon tingkat kanker paru-paru di Amrik lebih banyak dari di RRT. Beberapa jenis penyakit maupun kelainan tubuh seperti terokmok, dapat disembuhkan bila Anda minum teh hijau. Kaga salah sih, siapa yang bisa gemuk kalau setiap hari ia cuma minum teh hijau doang :-). Teori psiko terampuh untuk orang mau membeli adalah, kasih gratis atau sampling dulu, model cip icip a la toko Costco. Manusia yang baik hati dan sudah merasa berhutang budi akan lebih rela berpisah dengan duitnya, untuk membeli jualan si "psikolog". Bila Anda bertanya-tanya, berapa duit teh hijau yang dikecapin sedemikian hebatnya. Sekaleng kecil 125 gram, kelas yang termahal yang dulunya diminum kaisar, cuma 500 Yuan atau US$ 60 sahaja. Sekaleng cukup untuk 120 mangkuk, jadi teh hijau level raja harganya 50 sen US. Sahaya memilih teh hijau yang 5 sen buat rakyat Kanada azha di Chinese grocery Toronto :-). ... (bersambung) ...