Pengalaman Cruise VIII (Puerto Rico - Toronto)

22 Desember 2001

Tayangan terakhir ini lebih tepat diberi judul lamunan di atas kapal terbang. Anda yang belum pernah ikut cruise mungkin tak pernah membayangkan betapa awak kapal cruise ini mirip pekerja rodi. Tak ada hari istirahat untuk mereka sepanjang kontrak yang berlaku 6 bulan. Siang malam pagi sore kulihat orang yang sama bertugas, paling sedikit mereka bekerja 12 jam per harinya. Bila tugas sudah selesai, mereka masih harus mengurus dirinya sendiri, mencuci pakaian, syoping kartu telepon, dsb. Ketika mereka akan merayakan Lebaran, kata si Didi, salah seorang awak Melayu yang paling ramah, baru jam 1 pagi mereka bisa ngerumpi dan makan bersama a la kadarnya. Tak bisa shalat karena tak ada imam tentunya di kapal itu. "Baru kalau hari raya khusus seperti Idul Fitri kami diperbolehkan memasak makanan sendiri Pak," kata Didi laporan. Jadi sehari-hari mereka harus makan masakan "rakyat" alias makanan bule bersama awak kapal lainnya yang konon terdiri dari 60 bangsa, Indonesia dan Philippine mayoritasnya. Jadi kalau Anda mau ikut cruise dan ogah berbahasa Inggris, ikutlah Radiance of the Seas, pasti serasa di kampung sendiri :-). Seriusan, meski banyak anak Indonesianya, sekali lagi mereka tidak mempunyai kesempatan kongkow-kongkow. Terbukti dari si Turki head-waiter kami dan si Filipinas asistennya. Baru ketika kutanya di meja makan, di deck berapa kamar mereka, ternyata kamar mereka berseberangan. Itu juga sebabnya ketika kuminta nama dari beberapa di antara anak Melayunya untuk kuisi di 'comment sheet', agar promosi mereka bisa dipercepat karena 'excellent rating' dari dua anak Kanada, mereka tidak tahu nama keluarga rekan sekerjanya. Jadi itulah dunia sisi lain dari yang serba gemerlapan dan hepi para pengikut cruise. Lebih kasihan lagi, tidak tahu apa seperti ini juga di cruise lainnya karena inilah cruise kami yang pertama, mereka takut sekali berbuat kesalahan di dalam melayani atau bekerja dan lalu mendapat penilaian jelek. Pecking order-nya bukan main, si kurcaci ngeri ke juragannya dan sang juragan tak kalah takut kepada juragannya lagi. Semoga ini hanya pengalaman THP satu dua anak Indo yang sempat mengobrol denganku doang. Semoga juragan di kapal-kapal lain mempunyai motto 'respect for the individual' seperti kantorku.

Mengapa banyak dari para peserta ikut cruise demi cruise? Dengan 2, 3, 400 $ per hari memang banyak yang mereka harapkan. Semakin tinggi investasi mereka semakin hebat harapan untuk hepi dan para peserta kawakan ini jelas memperolehnya. Satu yang lekas sekali kujumpai, semoga sahaya tidak ketepa "penyakit" ini, adalah bualan, kesombongan bisa mengatakan "Aku sudah ikut cruise ini cruise itu, kesini kesitu." Saya beruntung bertemu dengan pasangan, lebih tepat cowok 'snobbish' seperti itu di meja makan kami. Makan malam para peserta cruise harus di jam tertentu, jam 6-8 malam untuk kami, di meja yang sama. Duduk baru beberapa menit di malam kedua bersamanya, langsung kami tahu ini adalah cruise-nya yang ke 12. Dimana ia di malam pertama? Di restoran eksklusif yang harus bayar ekstra 20 US $ per orang. Untukku dan Cecilia, masakan "gratis" yang disajikan sudah menyaingi 'fine dining four courses dinner'. Sering makan di restoran atas biaya kantor bila sedang ke Amrik, saya cukup mengenal mutu masakan yang oke punya. Belum cukup rakyat tahu ia makan di Portofino Restaurant, suatu malam ia "memelas" kepada pelayan untuk minta lihat apa menu masakan esok hari. Kalau bunyinya engga enak, ia mau makan di Portofino atau di Chop Grill (steak house). Untunglah cuma seminggu ikut cruise dan semeja makan dengan snobbish kaya begitu. Hanya, yang membuatku gedeg adalah perlakuannya yang sok jago banget kepada para pelayan. Kuberani jamin ia akan melengos bila bertemu denganku di jalan (ya memang demikian :-)) karena Bang Jeha sering banget ngobrol dengan para pekerja rodi asal Melayu yang dilihatnya mengunjungi meja kami setiap malam :-).

Ya prens sadayana, merasa menjadi "raja dungkul" dan "ratu lenong" seminggu membuat manusia betah banget dan ingin lagi ikut cruise. Yang kedua dan ketiga dan keempat, seperti sudah kukatakan, makanan yang oke seabrek-abrek, pertunjukan a la Broadway setiap malam, mengunjungi pulau demi pulau tanpa perlu membenahi dan membongkar koper. Yang kelima tentunya suasana serba ramah dan romantis serta indah yang diciptakan oleh para awak kapal meskipun mereka hidup di dunia yang berbeda. Masih banyak tentunya hal-hal yang oke lainnya yang dapat dikemukakan tetapi dari ke delapan dongenganku ini, kuyakin Anda dapat memakluminya. Apakah saya akan pergi ikut cruise lagi? Selama isteriku masih ada :-). Untukku sendiri, "I am happy to see her happy." Bagi Anda yang mengenalku, mestinya Anda percaya kalau kukatakan, ikut "cruise" ke Algonquin jauh lebih membahagiakanku. Bayangkan ongkosnya satu kanu bagus per orang :-). Makan indomie goreng tidak kalah enaknya dari lobster linguini di Radiance of the Seas bila dilakukan di dalam rimba yang asri, jauh dari manusia yang snobbish tetapi prenku sekempingan. Benar, tiada cruise yang dapat mengalahkan trip Jeha Outfitter dengan biaya 10% dari cruise benaran tetapi pemandangan alam 10 kali lebih hebat :-).

Seperti kusinggung di tayangan terdahulu, anak-anak Asia bermata sipit jarang sekali kulihat dalam cruise kami ini. Selain wong Asia pelit kaya Bang Jeha, kukira kendala mereka yang lainnya adalah MAKANAN! Kecuali mereka senang akan masakan bule, alamat mereka hanya mampu makan di restoran buffet yang terkadang ada menu (paling satu doang) masakan Asianya. Kendala ketiga adalah sebagian besar dari show-nya adalah lawakan, dalam bahasa Inggris tentunya. Bukan itu saja, Anda baru akan geli tertawa bila mengerti konteks Amrik di dalam banyolan itu, artinya kebudayaan barat Amerika Utara. Karena saya hampir tidak pernah nonton TV, ada satu dua yang saya tak tahu lucunya ketika seteater terbahak-bahak. Tak heran kulihat satu keluarga Asia, baru beberapa menit show, mungkin PD-nya amblas engga ngerti dan lalu cabut ngeloyor keluar. Nah, sekian dulu syering pengalamanku ini, selamat ber-cruise kepada Anda yang ingin mencobainya dan merasa mampu menikmati dunia eksklusif tersebut. Asyik memang seminggu dua minggu hidup di dunia mimpi :-). Itulah sebabnya, di dalam 'comment sheet'ku, kutulis aku belum kapok alias masih mau ikut cruise lagi, selama isteriku hepi ikut cruise. Kalau Anda merasa belum nyampe, ikutlah cruise dari Jeha Outfitter saja. Kalau cruise asyiknya di musim dingin Kanada, trip Jeha Outfitter akan dimulai di musim semi nanti. Bila Anda ingin memperoleh diskon, book-lah dari awal. Salam dari Toronto.

Home Previous