Ikut Cruise ke Mediterranean # 12

Malam ini malam terakhir cruise kami di Laut Tengah dan tadi kami 'day trip' duaan wae di Marseille, Perancis. Karena tidak ada yang khas dari kota ini, sahaya cuma tahunya suatu kota pelabuhan doang, maka ya tidak ada tour kapal yang kami ikuti. Kalau Anda gila bola, mungkin tahu bahwa Zinedine Zidane pemain dan kapten tim Perancis, lahir disini. Lantaran bola dimainkannya di Jerman saat ini :-), ya engga bisa lihat juga si Zizou bermain. Marseille adalah kota kedua terbesar di Perancis dengan penduduk sekitar 1.5 juta. Kota ini juga tua sejarahnya, bangsanya 2600-an tahun. Seperti juga daerah Livorno dan Pisa kemarin, Marseille terletak di tanah yang subur alias banyak hasil buminya. Bila Anda senang sejarah Gereja Katolik, tak jauh dari Marseille terletak kota Aix-en-Provence dan Istana Avignon yang selama 70-an tahun menjadi pusat kekuasaan Gereja Katolik alias paus memerintah disitu, hingga Paus Gregorius XI yang berhasil membereskan lagi keadaan dan pindah ke Roma, Itali. Setelah mengunjungi sekitar 3 gereja di downtownnya, maklum gereja selalu terbuka dan gratis :-), dapat saya laporkan gerejanya engga bagus dan tidak terpelihara atau dirawat. Maklum kekatolikan sudah engga 'in' lagi bagi orang Perancis. Jalan-jalan di sekitar pusat kota selama 2 jam cukuplah untuk merasakan denyut nadi kota ini, yang sedang mengalami cem-macem konstruksi alias jalanan jadi pada macet.

Kapal Grand Princess yang berukuran 110 ribu ton bruto, 70 ribu ton netto, mempunyai kapasitas air bersih 2700 ton. Setiap kapal berlabuh, saya pantau apakah ia akan mengisi air dan tidak pernah. Baru kemarin saya tahu, nonton video khusus yang menceritakan isi perut kapal ini. Ternyata kapal yang termasuk supermodern ini, dibangun tahun 1998, mempunyai penyulingan air sendiri dari sumber air laut. Pantesan. Saya juga tidak pernah melihat mobil tinja yang antri nyedot gituan kite-kite :-). Artinya, engga salah lagi bahwa sistim pembuangan tinjanya juga 'self-sufficient' dan mereka buang ke laut. So pasti lubang keluarannya jauh dari lubang untuk menyedot air minum kami. Satu hal lagi yang membuat tsk-tsk-tsk adalah ternyata penggerak propeler kapal ini semuanya motor listrik dan mesin diesel mereka cuma dipakai untuk membangkitkan tenaga listrik sebesar 57 MW (megawatt). Ketika PLTA Jatiluhur baru jadi, daya yang dibangkitkannya cuma 2 x 50 MW.

Seperti biasanya tayangan Bang Jeha, saya akan mensyer ongkos cruise ini meskipun tayangan ini masih akan bersambung setelah kami di Barcelona. Anda semua tahu penghasilan seorang pensiunan programmer :-) alias saya bukan mau pamer bahwa duitku seabrekan. Tetapi siapa tahu ada yang berminat untuk juga cruise ke Mediterranean. Sebelum saya booking lewat Travelocity, tentu saya sudah survai harga kesana-kesini dan Travelocity berhasil mendapatkan harga termurah untuk cruise ini. Ternyata kami diberikan diskon khusus (VIP istilah mereka) oleh karena belum pernah naik Princess tapi sudah ikut cruise lainnya. Ongkos cruise (doang) per orang, sudah termasuk tax dan port charges adalah US$ 2189.32. Ongkos itu akan lebih mahal kalau Anda sendirian cruise-nya alias dihitung berdasarkan dua orang. Dikali dua menjadi US$ 4378.78 dan dikurs ke dollar Kanada di saat itu Cdn$ 5246.79 alias jatuhnya 200-an dollar per hari. Itu sebabnya saya katakan cruise ke Laut Tengah mahalan dibandingkan dengan yang ke Caribbean maupun yang ke Alaska. Masih ada biaya pesawat terbang yang jadi melonjak naik karena di bulan Juni menjelang musim panas maupun ada demam bola (jadi penuhnya penerbangan ke Eropa). Setelah kelilingan mencari tiket termurah Toronto-Venice dan Barcelona-Toronto, kami dapat lewat Gala Travel dengan penerbangan Air France lewat Paris. Ongkos tiket berdua, Cdn$ 2580 sahaja. Adalah suatu eror atau blunder bila Anda sudah ngebook cruise dan kapal terbang dengan harga $ 7800 tetapi tidak membeli asuransi! Travel insurance kami yang jenis deluxe, juga sudah kami riset kesana-kesini dan akhirnya pakai Travelguard. Untuk berdua, preminya adalah Cdn$ 367.20. Ke semua faktor biaya itu masih perlu ditambahkan ongkos ikut tour yang diselenggarakan perusahaan cruise yang besar sekali variasinya, dari yang sekitar 50-an $ sampai yang 300-an $ per trip per orang. Karena kami milih-milih banget, maka di pos pengeluaran itu sahaya cuma keluar sekitar US$ 500. Masih ditambah tips untuk awak kapal yang udah kudu kalau Anda ikut cruise dan engga mau malu-maluin bangsamu :-) plus kasian dong kepada para pekerja rodi bernama awak kapal. Sediakan lagi sekitar US$ 10 per orang per hari (standard kapal, tidak perlu Anda ikuti bila tidak terlalu puas). Bila Anda mentotal semua biaya tersebut, maka tak salah hitunganmu bahwa ongkos cruise ke Laut Tengah berkisar sekitar Cdn $ 9000 berduaan.

Di hari terakhir cruise ini, para penumpang dipersilahkan mengisi survai mengenai kepuasan kami yang sudah mengeluarkan uang ribuan dollar tersebut. Bang Jeha disetujui isterinya memberikan rating 'fair' untuk 'overall satisfaction', 'below expectation' untuk komentar umum terhadap cruise ini dan 'maybe' di pertanyaan mau ikut Princess lagi engga. Agar supaya fair, di bagian komen bebas, saya memberikan mereka 9 kritik untuk perbaikan. Antaranya ributnya kapal ini, banyaknya servis yang ekstra harus bayar lagi, begonya sambungan wireless Internet, nge-clique di kesempatan bermain bridge, payahnya kualitas dan servis beberapa tour mereka, tiadanya seminar atau ceramah selama cruise, mengalami birokrasi ketika saya minta kabel bekas buat menyambung power chargerku laptopku, deeste deesbe.

Seperti sudah sering saya syer, ikut cruise ada enaknya ada engganya. Yang paling asyik buat isteriku, dua minggu ia tidak perlu masak, tak usah membereskan tempat tidur, tidak perlu mencuci baju juga dan kerjanya cuma jalan-jalan serta makan mulu, salah satu kebahagiaan hidupnya :-). Akan halnya sahaya, engga usah benahin koper atau ngelipet tenda setiap paginya, bisa bersuasana honimun terus setiap hari :-). Juga tersedia cem-macem fasilitas kebugaran dan yang paling asyik adalah kolam arusnya. Disamping itu semua, tidak ada ongkos yang terlalu mahal kan untuk membuat isteri kita hepi, iya engga prens? Sekian dulu, sampai kisah berikutnya, bai bai lam lekom.

Home Next Previous