Sekitar jam 3 di pagi hari ini, 21 Juni, kapal kami mendarat di Barcelona. Sengaja rupanya mereka berangkat lebih awal dari Marseille, untuk tiba sepagi itu sebab kapal perlu mengeluarkan 2600-an orang, untuk siang harinya berangkat lagi ke Marseille. Begitulah kumpeni kapal cruise ini mengeduk duitnya, tidak mau rugi seharipun. Sahaya mendapat giliran untuk keluar antara jam 7-8. Jam 7:15 kami 'say goodbye' ke kapal yang sudah menjadi rumah kami selama 12-an hari terakhir. Tidak terlalu lama menunggu di terminal, kedua koper kami sudah nongol di ban berjalan. Langsung keluar naik taksi menuju hotel yang sudah kami pesan lewat Internet. Namanya sih keren, Eden :-), harganya murmer untuk lokasi yang strategis di salah satu jalan utama di tengah kota Barcelona. Taripnya untuk 2 malam cuma 96 Euro, mutunya seperti hotel melati di Melayu, maklum Bang Jeha udah bangkrut pasca cruise :-). Kamar kami letaknya di tingkat tiga, lumayan banget sebab engga ada lift-nya alias 2 koper plus dua backpack perlu digotong dhewek. Bojoku menghitung total tangganya ada 61, lumayan untuk ia mulai mengempeskan perutnya :-) dan saya latihan portaging sebab minggu depan kami akan ke Killarney Lake.
Sejak tiba sampai sore, siesta bentar sesuai dengan kebiasaan Spanyol :-), kami terus putar kaki kemana-mana. Mulai dari menyusuri jalan bernama Las Ramblas, jalanan paling terkenal se-Spanyol, kemudian mengunjungi katedral Barcelona bernama La Seu yang keindahannya tidak bisa dituturkan lewat kata-kata tetapi harus dilihat sendiri, sampai ke suatu bangunan monumental bernama La Sagrada Familia karya arsitek Antoni Gaudi. Kalau keindahan sang katedral sukar dilukiskan dengan tulisan, berdosalah kita kalau coba-coba menulis seperti apa hesbatnya Sagrada Familia itu. Isteri saya yang tidak pernah kuliah arsitektur ataupun sipil, sampai terkagum-kagum engga mau pulang-pulang biar udah diseret :-). Bila Anda penasaran ingin melihatnya, saya yakin lewat Google atau Wikipedia, Anda bisa sedikit "mencicipinya" tetapi tidak akan sama dengan melihat dengan mata kepala sendiri setelah mengeluarkan duit 8 Euro per orangnya, murah banget kata isteriku :-).
Seperti biasanya tour dhewekan yang kami lakukan, kemana-mana kami atau jalan kaki atau naik subway bernama metronya kota ini. Konon dibangun menjelang Barcelona menjadi tuan rumah Olympiade musim panas di tahun 1992. Bila Anda sehari-harinya memakai subway Toronto, sekali mencobai subwaynya Barcelona ini, malu-maluin bangsa banget dah sistim subway kita. Sistim pembelian karcisnya serba otomatis pakai penjelasan bergambar mau beli karcis yang mana dan masukin duitnya dimana, serta tentu harganya berapa. Kami beli ticket bernama T-10 yang bisa dipakai 10 kali oleh lebih dari satu orang (asal dimasukkan ke mesin buat buka pintu sebanyak jumlah orangnya) seharga 6.65 Euro padahal kalau beli ketengan untuk satu trip, 1.20 Euro. Subwaynya ada sekitar 8 line (di TO dua doang, sedih ye :-)), transfer ke bis dan kereta dalam kota, laku selama engga lebih dari 75 menit total perjalanan kita. Saat kedatangan subway, masih berapa menit detik lagi didisplei di standplaat tempat tunggu. Pokoknya pren, ente kojor idup lagi, barulah ada kemungkinan sistim subway di Toronto menyamai sistim subwaynya Barcelona :-).
Karena kehidupan di Barcelona ini dimulainya di siang s/d malam, resto baru pada buka jam 1 siang tadi, maka seusai makan malam di resto Tionghoa dimana cuma kami berdua yang makan :-), mungkin kepagian, kami jalan lagi dan kali ini sampai ke ujung Las Ramblas di daerah pelabuhan bernama Port Vell. Bila Anda pernah ke Eropa tentu tahu akan adanya patung-patung hidup, yakni orang yang dicat kulitnya dan berpakaian cem-macem, dari mulai menyamai setan sampai malaikat. Mereka mengharapkan saweran dari para turis terutama yang mau dipotret di sebelah "sang patung". Banyak sekali jumlah tukang ngamen model begitu di sepanjang Las Ramblas tetapi ada juga yang aktif memperagakan kebolehannya. Misal satu orang memainkan boneka tengkorak kecil dan menirukan gaya Elvis Presley dengan bekgron musik sang raja rock & roll. Mereka yang nyawer ke si pemain marionette jauh lebih banyak dari yang memberikan sedekah ke yang cuma jadi patung. Rupanya teori "kerja dulu dong" berlaku secara universiil :-). Pulang dari Las Ramblas, kami mampir lagi untuk melihat salah satu rumah yang di-design Gaudi bernama Casa Batllo. Rupanya bojoku kesengsem akan ciptaannya si Gaudi ini sebab bentuknya serba naturalist, cocok dengan kesenangan kami berdua. So pasti malam ini ia akan tidur dengan nyenyak bersama cem-macem gambaran karya Gaudi di dalam benaknya :-).