Ikut Cruise ke Mediterranean # 14

Barcelona adalah kota terbesar nomor dua di Spanyol dan taksiran isteriku penduduknya lebih banyak dari Toronto. Kotanya sendiri sih cuma 1,6 juta tapi metropolitan areanya 4.7 juta. Masa bodoh seberapa banyak orang di dalam kota tersebut hari ini, kesannya emang bejubelan :-). Apalagi sepanjang La Rambla. Kota ini so pasti jauh lebih tua dari Toronto, wong Universitas Barcelonanya saja didirikan pada tahun 1450, tak beda jauh dengan lahirnya kota Jayakarta. Padahal kita tahu sendiri, boro-boro ada universitas di Betawi saat itu, bisa baca tulis aja mungkin cuma segelintir orang yang memilikinya.

Kalau kemarin obyek-obyek utama yang kami lihat adalah karya arsitek Antoni Gaudi, hari ini kami mengunjungi dua taman. Keduanya di daerah perbukitan. Yang pertama adalah Parc Montjuic di sebelah barat daya Barcelona, tempat stadion Olympiade di tahun 1992. Kesananya kami naik sepeda alias nyewa pit. Maklum bojoku ini salah satu kedemenannya pit-pit-an alias bersepeda keliling kota. Setelah mensurvai ada dimana tempat penyewaan sepeda tersebut, yakni di ujung Las Ramblas tak jauh dari stasiun metro Drassanes, kesanalah kami pergi. Bermodal bahasa Spanyol 'donde esta ...(dan nama jalan)', akhirnya tanpa nyasar kami sampai kesitu setelah menanyakan arah ke dua orang yang kelihatannya ramah.

Sewa sepeda yang cukup asyik dan lumayan ada 3 persnellingnya, tarifnya untuk 3 jam adalah 7 Euro. Hanya rupanya banyak maling sepeda di kota ini sebab sepeda kami dilengkapi 2 macam kunci. Satu yang model kuno kaya sepeda jaman kita masih kanak-kanak, satu lagi yang model rantai dan dililitin di bawah sadel. Kalau mau dipakai, kita lepas dan lalu rantainya kita lilitin ke tiang besi plus ke bodi dan ban depan sepeda yang model 'quick release'. Gile banget gedenya sang rantai dan beratnya, pantes ketika jalanan menanjak serasa jadi kuda. Eniwe, selama 2.5 jam-an kami tur pit-pit-an keliling kota selain ke taman tersebut. Masih kurang puas menyiksa tubuh yang sudah berdosa makan gila-gilaan 12 hari di atas kapal cruise :-), setelah mengembalikan sepeda, kami pergi lagi. Tujuannya adalah Parc Guell yang juga diciptakan oleh Gaudi dan memang lain dari yang lain design-nya. Sekali lagi Anda mesti pergiin sendiri alias tidak bisa diceritakan kebagusannya :-). Dari stasiun subway bernama Vallcarca letaknya cuma 600-an meter tetapi 500 meter terakhir kecuraman jalannya 45 derajat terus naik. Itung-itung latihan portaging ke Killarney lagi :-). Begitu sampai di dalam taman, kita tidak bisa lega dulu sebab taman itu adalah suatu kompleks perbukitan. Besarnya kira-kira seluas Kebun Raya Bogor, tetapi turun naik engga karu-karuan. Tanjakan di Ephesus dan Parthenon mah engga ada apa-apanya. Itulah sebabnya, kalau Anda memang mau jalan-jalan, janganlah menunggu sampai usiamu sudah 60 tahun ke atas :-).

Meskipun udah mulai gempor tetapi Cecilia ogah balik menuruni jalan securam tadi sehingga kami muter. Jalannya jauhan 1200 meter menuju stasiun subway bernama Lesseps. Lega juga ketika sudah masuk ke dalam kereta subway TMB, Transports Metropolitans de Barcelona. Selain serba modern, juga pakai AC sehingga penumpangnya tidak banyak yang ber-BB (bau badan) :-). Ketika kami masuk, satu anak muda cowok mempersilahkan orang di sebelahku untuk duduk. Kulihat ia masih agak muda sebetulnya, artinya Bang Jeha dianggapnya sebaya barangkali :-) dan tak perlu ditawarin kursi. Si signor Spanyol menampik dan kalau saya engga salah nangkep, ia bilang kasih orang lain aja :-), sebab dia akan keluar di stasiun berikutnya dan benar juga. Seriusan, nyesel banget dah waktu muda saya tidak belajar bahasa Spanyol, cuma konsen ke Jerman dan Perancis lantaran di SMA Kanisius memang tidak ada pilihan bahasa itu. Gara-gara yang punya sekolah ordo Yesuit, ada juga bahasa Latin dan beberapa prenku yang mungkin merasa berbakat jadi santo :-), memilih belajar bahasa Latin tersebut selain bahasa Inggris. Untungnya prens sadayana, satu bahasa universiil yakni bahasa cinta, lumayan subur dipupuk sejak kami di SMA :-). Dengan demikian, melihat sedemikian banyak dan seringnya ekspresi cinta alias orang pada cium-ciuman di kota ini, di siang hari bolong, engga perduli tempat membuat sahaya engga norak norak banget :-). Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya, semoga RUU APP di Melayu engga pernah akan dijadikan UU sebab para turis Spanyol bisa cari perkara kalau ciumannya di tanah air kita.

Menjelang jam 4, cukup sudah seharian ngenjot sepeda dan putar kaki sekeliling Barcelona, mungkin wong sinting Indo pertama dan kedua yang berani melawan kesibukan lalulintas kota ini sepedaan, engga pakai helm deeste, pulanglah lagi kami ke hotel melatiku untuk siesta duabentar. Segar kembali, hari masih terang benderang sebab kota ini di lintang 41 derajat, kami pergi lagi ke Las Ramblas, cari makan dan nonton manusia. Suatu trip tak akan kumplit kalu bini kite belon belanja :-). Melihat satu toko sport yang ternyata hesbat, Decathlon namanya dan punya merek sepeda serta tentu segala perlengkapan lainnya, kesanalah kami masuk. Benar-benar murah, baju sepeda terbagus yang di Toronto 100-an $, disitu cuma 40-an Euro. Alhasil si nyonya membeli satu dua perlengkapan bersepedanya, celana dan sarung-tangan merek Decathlon, yang kalau di Toronto 2-3 kali lipat harganya.

Inilah dongengan terakhir Bang Jeha ikut cruise yang ditulis dari Barcelona. Besok kami akan cabut lagi ke Toronto dan terima kasih atas semua doa restu Anda sekalian sehingga trip ini berlangsung dengan cukup sukses meskipun rating bagi Grand Princess kuberikan 'fair' :-). Sebetulnya mereka mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan kedua cruise kami yang lainnya dan bila Anda suatu ketika berminat untuk ikut cruise, Jeha Outfitter bisa memberikan konsultasi gratis di dalam Anda memilih cruise mana yang cocok dengan selera kalian. Sampai berjumpa baik di darat maupun di dalam kisah lainnya. Bai bai lam lekom, adios amigos.

Home Previous