Ikut Cruise ke Mediterranean # 6

Pemandu wisata kami si Cengis ngecap bahwa teater terbuka di Ephesus itu, dimana 2000-an tahun lalu Santo Paulus berkotbah, dimana Cleopatra dan Mark Anthony pernah menapak-tilasi jalanan yang kami lalui, sampai sekarang masih dipakai. Antaranya penyanyi tenar seperti Pavarotti dan Shirley MacLaine pernah nyanyi disana tanpa akustik. Akustiknya adalah aliran air sekeliling panggung yang mengalir melewati got khusus untuk akustik di jaman purba itu. Weladalah, ketika kami belum lama memasuki teater terbuka itu, dengan jajaran kursi batu yang lebih impresif dibandingkan dengan Teater Dionysius di Acropolis, sekelompok rombongan mulai bernyanyi. Ternyata beberapa puluh orang itu adalah warga koor dari suatu gereja Kristen di South Carolina. Karena banyaknya jumlah mereka, tanpa akustik air pun suara mereka sudah merdu. Pagelaran satu lagu mereka memang bagus, engga malu-maluin bangsa Amrik banget :-), dimana inti lagunya adalah memuliakan dan berterima kasih kepada Yesus yang sudah membolehkan mereka bernyanyi di Ephesus :-).

Di pagi hari keenam itu, 14 Juni 2006, kapal kami merapat di pelabuhan kota Istanbul menjelang jam 8 pagi. Inilah kota kedua di Turki yang kami kunjungi dan merupakan kota terbesar. Kata tour guide kami si Daniel, 13 juta orang isinya, kata Wikipedia 11 juta :-). Istanbul memang panjang sejarahnya dan dimulai dengan kota bernama Byzantium yang didirikan seorang cukong Yunani, Byzas pada tahun 667 sebelum Masehi. Ia melihat prospek strategisnya tempat tersebut karena terletak di antara Eropa dan Asia. Kota ini kemudian berubah lagi namanya menjadi Konstantinopolis dari nama kaisar Romawi, Konstantin yang memindahkan ibukota kekaisarannya dari Roma kesitu lantaran sudah eneg mbleneg melihat kekoruptoran penguasa DKI, eh Romawi :-). Konstantin juga yang mengajarkan toleransi antara umat beragama sehingga sampai hari ini, Turki dengan penduduk 99% Islam, merupakan negeri sekular, dimana perempuan kalau berani-beraninya pakai hijab atau busana muslim, akan ditangkap.

Setelah mengalami beberapa penguasa, dari mulai tahun 1453 s/d 1923 ketika Turki menjadi republik, kota ini dikuasai dinasti Ottoman dan dinamakan Istanbul, sampai hari ini. Kota ini memang kuno banget, kata si Dan sih kota tertua di dunia tetapi pasti akan banyak kota-kota lainnya yang meng-claim jabatan tersebut. Apakah Istanbul yang dipisahkan oleh Selat Bosporus indah? Kutidak bisa bilang begitu tetapi sangat unik, lain dari yang lain dan boleh dah dikunjungi. Kalau agama Anda Islam, ternyata di Istana Topkapi, disimpan beberapa relikwi, benda keramat nan suci dari Nabi Mohammad, antara lain bekas rambut dan jenggot serta pedangnya. Kalau igame ente Kristen, di kota ini Anda bisa mengunjungi gereja yang untuk beberapa ratus tahun merupakan yang terbesar sedunia, St. Sophia yang pernah jadi mesjid tetapi sekarang merupakan museum. Hagia Sophia, namanya dalam bahasa Turki, cukup indah dan memang sebesar alaihim, hanya kalah dari Basilica Santo Petrus dan Paulus di Roma. Juga di Istana Topkapi, disimpan bagian tengkorak dan satu lengan Santo Johanes Pembaptis. Selain ke kedua tempat di atas, kami juga mengunjungi The Blue Mosque yang oleh rakyat setempat lebih dikenal sebagai Sultan Ahmed's Jami. Kata si Dan, jami artinya lebih besar dari mesjid. Kunjungan tak akan lengkap kalau tidak memasuki harem Sultan Turki di dalam Istana Topkapi, biarin harus bayar ekstra lagi 5 Euro per orang :-). Meskipun jumlah selir yang tersedia bagi saurang Sultan cuma 300-an, masih kalah banget dengan jumlah selir kaisar Tiongkok yang banyaknya 3000-an, tetapi kolam renang para selir itu guede banget alias 'olympic size' pren :-). Oya, kalau selir kaisar Tiongkok paling kebagian giliran ML dengan bosnya setahun sekali, selir sultan engga jelas, kecuali sekitar 10 yang dijadikan selir favorit dan diberikan kapling khusus disamping 4 isteri resmi sang sultan.

Sudah menjadi rencana kami memang akan makan siang di Istanbul dan itu kami lakukan pada saat acara bebas ke Grand Bazaar di kota ini, konon "pasar atom" terbesar sedunia. Anda anak-anak Betawi tahu yah Pasar Atom, pasar dengan kios kecil-kecil di ujung Jl. Pasar Baru. Nah, Grand Bazaar berisi 4000 kios, di dalam ruangan tertutup jadi mirip St. Lawrence Market di Toronto. Hanya jalanan untuk orang lewatnya guede-guede, bisa 6 orang jalan berendengan. Juga tokonya jauh lebih bagus dari di Pasar Atom. Di dalam pasar tidak ada restorannya tapi kami makan di resto rakyat tak jauh dari situ. Lumayan murah kalau memakai ukuran turis Eropa. Makan nasi campur, pesanan Cecilia yang seabrekan, nasi kebab pesananku, plus minum, cuma 10 Euro. Soalnya kami berada di kota Istanbul di daratan Eropanya, di utara selat Bosporus. Puas sight-seeing hampir seharian, kami kembali naik bis yang mengantar kami balik ke "rumah" kami selama 2 mingguan ini, kapal cruise Grand Princess. Sampai kisah mendatang, bai bai lam lekom.

Home Next Previous