Ikut Cruise ke Mediterranean # 8

Jum'at, 16 Juni 2006, hari ke 8 cruise kami yang akan dipakai sepanjang hari semalaman untuk menuju Naples, Napoli dalam bahasa Itali. Masih ada 5 kota yang akan kami kunjungi termasuk Naples. Cruise 2 mingguan memang pas dah, lebih lama dari itu, badan kami engga akan muat mandi di showernya yang sepitik besarnya. Kemarin dulu di pertunjukan setiap malam dalam kapal, seorang 'African-American', istilah yang tepat untuk menyebut negro Amrik, ngebodor tentang nasib kami-kami para penumpang kapal. Ia memang agak gendut dan katanya, ia tidak bisa sabunan di dalam shower. Akibatnya dinding 'shower stall' yang ia sabunin dulu dan lalu badannya ia gosok-gosokkan ke dinding kamar shower :-). Ia juga menyindir nyonya-nyonya yang membawa pakaian berkoper-koper, hanya untuk melihat reruntuhan eks jaman purba. Pokoknya setiap ada kesempatan pertunjukan lawakan, kami usahakan untuk menontonnya sebab konon tertawa lebih dari 8 detik akan memakan enersi sehingga mengurangi kelajuan pertambahan berat badan kami :-).

Mong-ngomong tambah berat, mana engga mau semakin terokmok sebab setiap malam, kaga mau rugi, kami terus makan di 'fine dining restaurant'nya. Paling engga 3 courses, isteriku seringan 4: sup, salad, entree, dessert. Kalau makan enak adalah kenikmatan hidupmu, itulah salah satu asyiknya nge-cruise. Engga rugi bayar mahal sebab makan di resto mewah, apalagi di Eropa, akan menghabiskan sedikitnya 50 Euro seorangnya untuk hidangan kumplit demikian. Seperti saya sebutkan kemarin, tiada warga Melayu yang bertugas di ruang makan sehingga tidak bisa KKN ataupun ngobrol dengan mereka. Pada umumnya penumpang cruise adalah wong tuwek tetapi di kapal cruise ini komposisinya cukup seimbang. Konon ada 240-an anak-anak yang memanfaatkan jasa baby-sitting. Entah berapa banyak remajanya tetapi pasti ratusan juga. Kemarin dulu kami mencoba bergadang untuk melihat bagaimana kapal ini akan melewati Selat Dardanella yang sempit, keluar lagi menuju Laut Tengah. Puluhan kelompok remaja ngerumpi disana-sini. Ada yang masih main 'paddle tennis', yakni main di lapangan sebesar badminton, tetapi bolanya bola tennis dan tepokannya pakai bat dari kayu, gedean dari bat pingpong. Sambil menunggu kapal menuju selat, kami berduaan saja bermain paddle tennis itu di tengah malam buta. Boljug sebab cukup keringatan :-). Di jam 1 malam kami menyerah dan kata Connor seorang ABG yang semeja, baru jam 2:30 pagi kapal lewat di selat sempit itu.

Hari ke delapan ini merupakan salah satu hari tersibuk atau kami penuhi dengan kesibukan. Pagi-pagi habis breakfast, kami langsung ikut pertandingan pingpong. Dapat sahaya laporkan bahwa Bang Jeha sudah cukup mengharumkan nama bangsa Indonesia :-), eh Kanada dong yah sebab pasporku pan udah berganti gambarnya dari garuda ke daun maple :-). Saya mendapat medali perak, cuma kalah 4 angka dari sang juara yang sama-sama gaek tetapi ia ditepokin terus oleh anaknya padahal bini gue diem aje. Habis pertandingan pingpong kami ikut pertandingan bridge, rencananya. Namun apa daya, tidak ada partner yang lain untuk dilawankan ke kami dan mereka ogah bermain bergantian pasangan. Hanya saya main sekali sambil menunggu satu orang datang, partneran dengan satu nyonya Amrik. Berkat ikut kuliah saat ini di Akademi Bridge ServiamTO, saya juga engga malu-maluin bangsa. Bila Anda ngerti sedikit bridge, ketika saya tanya si nyonya pakai sistim apa, ia bilang ia hanya akan bid kalau ada 5 kartu major dan saya jadi tahu ia memakai sistim SAYC, Standard American Yellow Card. Oleh karena itu, ketika ia memulai bidding 1 club, saya tahu bahwa itu artificial bidding, mau tanya saya kuatnya di kartu major mana. Kujawab 1 spade sebab poinku ada 9 dan spade-ku 4 biji, ace, jack, xx. Ia bid 2 spade dan kututup 4 spade alias menuju apa yang namanya 'game' di dalam permainan bridge. Ketika ia membuka kartunya dan saya yang main, spade kami solid dari ace sampai 10, masing-masing 4 kartu. Dari heart akan dapat 2, dari nge-ruff heart yang doubleton di meja akan dapat 1. Masih kurang 3, bisa di dapat dari Q10x club dan Qxx diamond. Saya cabut truf sampai hampir habis dan belens. Saya silahkan mereka ambil kedua diamond dan untungnya sahaya, 10 club saya bisa menang sebab si pemilik club tidak berkesempatan memainkan kedua ace dan kingnya. Begitulah asyiknya kalau ngerti bridge dan ikut cruise dengan para wong gaek :-).

Masih belum cukup, sorenya kami ikut latihan ngurusin perut dan maap, pantat di gym kapal, bums and tums class istilahnya. Setelah itu saya masih berenang ngelawan arus sekitar 15 menit. Makan malam dan nonton untuk kemudian mencoba ikut 'game show' bernama 'newly wed and not so newly wed'. Kaga kepilih, jaul. Tetapi untunglah sebab isteri sahaya engga sreg lantaran ada pasangan homo yang baru 2 mingguan kawin. Mereka, cowok-cowok lagi honeymoon katanya dan dipilih. Menarik juga mendengarkan bagaimana pasangan homo tersebut berkenalan (di sleazy bar), dimana mereka ciuman pertama kali (di alley way) dan dimana mereka ML di tempat yan tidak biasa (di dalam kereta api bawah tanah, chunnel, dari Inggris menuju Belgia). Astagapiruloh memang. Lantaran jam dimundurin lagi sejam dari Yunani menuju Itali, maka kami masih menonton satu show, musik dan penyanyi rock & roll, untuk akhirnya ditutup dengan dansa ajojing. Dengan demikian, terbakarlah 5000 kalori hidangan di hari ini :-). Bai bai lam lekom, sampai kisah mendatang.

Home Next Previous