Kemping mulai akhir Agustus sebetulnya sedap sekali bila Anda-anda bukan sintingers (yang akan kemping tak peduli salju menumpuk atau black flies sedang meraja-lela). Suhu sudah tidak sepanas di Jakarta atau Surabaya :-), yang paling penting ya itu, nyamuk tinggal sedikit, black flies sudah pensiun. Yang tak kalah asyiknya, malam menjadi lebih panjang sebab kalau kita kemping tanggal 22 Juni, jam 10 malam langit masih terang benderang, lha kapan mau tidurnya kalau kita tongkrongin tungguin bintang keluar. Di malam keempat di Ingonish Beach, Cape Breton Island, kami sempat tiduran di lahan kemping untuk memandang ke atas melihati langit yang penuh bintang gemintang. Sekali-sekali meteor bisa dilihat menghunjam ke bumi, satelit lewat disana-sini tetapi yang paling banyak banget adalah kapal terbang yang melintas. Rupanya jalur montor mabur yang nyebrangin Atlantik dan masuk ke Kanada, lewatnya di atas campground kami ini sebab posisi lintangnya sekitar 46-an derajat sesuai dengan banyak kota besar di bagian timur Kanada. Kemarin kami lewat suatu desa norak yang mencantumkan, berada tepat ditengah-tengah antara katulistiwa dan kutub utara, katanya. Kulirik posisi GPS-ku apakah mereka kaga ngibul dan benar prens, 45 derajat 0 menit lintang utara.
Salah satu yang hebring di campground Ingonish Beach ini adalah adanya fasilitas "dapur", tak jauh dari lahan kami. Kupakai tanda kutip sebab yang disediakan cuma suatu ruangan kaga pake pintu, berisi dua meja piknik dan bangku panjangnya serta 'kitchen sink' plus colokan listrik (yang mubazir untuk kami sebab semua peralatan kompor kami pake gas). Kesanalah dua ibuk-ibuk kita pergi untuk menyiapkan nasi kuning kumplit. Berkat planning yang oke dari mereka, nasi kuningnya cukup untuk makan malam maupun di pagi hari Rabu 25 Agustus. Hari kelima ini kami sediakan untuk 'day trip' 100-an km sepanjang Cabot Trail yang kalau Anda pencinta alam dan lihat posternya, mestilah mau nangis bukan-bombay melihat ada pemandangan seperti itu. Kalau Anda beruntung pernah melihat Pantai Senggigi di Lombok atau perjalanan sepanjang ke Whistler dari Vancouver, mirip-mirip tetapi Cabot Trail lebih mencekam maupun tentunya panjang sekali. Demikian juga kalau Anda senang jalanan mendaki menurun dengan tikungan yang tajam seperti di Puncak di Jabar, jalanan seperti itu ada berkilo-kilometer di Cabot Trail.
Ada sekitar 25 hiking trail di cagar alam nasional Cape Breton, 6 campground dimana Ingonish salah satunya. Sepanjang perjalanan dari ujung timur ke barat menuju kota kecil bernama Cheticamp, kami stop-stop di beberapa 'scenic lookout'. Salah satu yang mengesankan buat penulis Anda adalah Pleasant Bay karena ada Internet cafe-nya di perpustakaan umum disitu sehingga seri ketiga dan keempat yang sudah selesai kutulis bisa ditayangkan. Anak-anak berkesempatan melihat suatu museum kecil-kecilan mengenai ikan paus di atas di library. Whale watching mungkin salah satu atraksi atau sumber penghasilan utama manusia di pulau tersebut sebab ada puluhan kumpeni yang menawarkannya dimana beberapa berani menulis 'guaranteed'. Karena tidak ditulis apakah yang dijamin kelihatan paus hidup atau koit, kemungkinan ente digaransi bakal melihat gambarnya azha. Emangnye ngeliat ikan paus kaya cari sohibmu si Mi'un nyang tinggal ente suitin, nongol nyaot.
Acara makan siang di Cheticamp dalam waktu sedetik dua detik kami ganti begitu melihat pemandangan bagus dekat Trout Brook dan lalu beberapa meter dari situ ada tanda bangku piknik alias bisa parkir dan makan. Langsung mobil yang saya setir kubelokkan ke kanan. Kedua koki oke punya menyiapkan menu yang juga di dalam satuan detik sebab cuma ada beberapa pilihan flavour atau rasa Indomie yang kami bawa. Dasar anak-anak mujur, tak berapa lama parkir ketika sedang menyiapkan "dapur", saya melihat moose atau kerbau airnya Kanada keluar dari semak-semak di atas sungai. Karuan semua Melayu norak pada berlarian menuju moose tersebut yang sejodoh, ada cewek cowoknya. Seusai nonton moose makan dan lalu kami sendiri bersantap, perjalanan diteruskan ke Cheticamp. Keistimewaan kota ini selain ya pernah dikunjungi Bang Jeha, merupakan salah satu kota tempat berkumpulnya warga THP, The Hurting People wong Acadien yang terhempas dari negeri Perancis. Sebetulnya banyak daerah di Kanada maupun Amrik tempat ngerumpinya anak-anak Acadien.
Cheticamp kami tinggalkan setelah selesai 'grocery shopping' untuk masakan makan malam, di supermarket yang relatif kecil bernama CoOp. Di dalam perjalanan pulang, kami mampir untuk menjalani salah satu 'trail' bernama Skyline dengan deskripsi yang wah: 'a dramatic headland overlooks the rugged coast, whales, eagles, moose, bears'. Tidak percaya dengan kecapan seperti itu dan terlebih hari mendung mau hujan, sahaya cuma menjalani trail selama setengah jam p.p. asal ngelempengin badan dan kaki sahaja. Selama menunggui para kolega tripku hiking, selesailah tayangan mendongengkan etappe kelima trip kami ke Gros Morne Park ini. Sampai kisah berikutnya, lam lekom selalu.