Setelah selesai membaca buku renungan Misa di pagi hari Minggu, 29 Agustus, sebagai penyilih dosa :-), saya mendengarkan siaran radio CBC, "RRI"-nya Kanada. Satu-satunya pemancar yang bisa ditangkap ya CBC itu, di FM 89.5 MHz. Tidak ada berita yang menarik, tidak ada cerita orang yang jato manjet Gros Morne Mountain sebab isi beritanya ya lokal Newfoundlandish. Akhirnya ramalan cuaca yang kutunggu disiarkan, 'sunny with cloudy period' untuk daerah perkempingan kami. Asyiiik alias kesempatan berenang akan kesampaian. Meskipun lintang utara campground ini sudah tinggi banget 49.94 derajat alias jauh di atas semua kota-kota besar maupun kecil di Ontario, baik Thunder Bay sampai ke Timmins, suhu airnya tidak dingin sekali alias bisa direnangi. Namun, karena angin yang kencang ya dingin juga rek. Pokoknya udah ngerasain lagi minum air asin sebab untuk ke Florida, apalagi Gili Air di Lombok, ongkosnya berape duit. Kasian memang anak-anak Indo yang tinggal di Toronto. Untuk mencicipi air laut terdekat, kami harus ke propinsi New Brunswick, bangsanya 1500 km kaga ambil untung. Jadi dimana ada kesempatan berenang di laut, tidak boleh kita lewatkan sebab konon semua penghuni dunia asalnya dari laut.
Acara utama di hari ini adalah naik kapal menyusuri salah satu danau yang terbentuk oleh kikisan glacier di jaman purba, yang 8000 tahun lalu masih berupa fjord alias teluk curam yang masuk jauh ke daratan. Karena pergeseran geologis, sang fjord menjadi danau air tawar yang cukup dalam, sekitar 150-an meter dan konon airnya dianggap 'one of the purest water in the world'. Penjelasan kenapanya, ente pergi sendiri dah ke Western Brook Pond, nama sang danau tersebut. :-) Turne naik kapal dari dermaga yang jaraknya 3 km jalan kaki dari tempat parkir, lamanya 2 jam lebih. Kulirik angka kecepatan kapal di GPS-ku, sekitar 17-an km/jam alias segitulah kira-kira panjangnya sang danau. Kalau kemarinnya kami melihat Western Brook Pond ini dari atas puncak gunung Gros Morne, sekarang kami berada di airnya dengan dinding lamping gunung yang tinggi-tinggi di sepanjang perjalanan. Kata si oom 'tour guide', tinggi puncak lamping-lamping itu 700-an meter alias kalau saja ada waktu, kami akan mampu mendakinya :-).
Setelah 8 tayangan berlalu, meskipun banyak di antara Anda yang menganut prinsip, what is in a name, that one which we call a rose would smell as sweet, tentulah ada yang ingin tahu apa artinya Gros Morne. Gros mungkin ente anak-anak Kanada tahu sebab berasal dari bahasa Perancis yang berarti gede, besar. Morne kata Creole yang berarti gunung bundar sendirian sehingga Gros Morne artinya 'big isolated hill'. Morne di dalam bahasa Perancis juga bisa berarti 'dismal, gloomy' sehingga kalau ada awan di atas gunung padahal kita udah cape-cape manjet lalu kaga lihat apa-apa karena pemandangan tertutup kabut, yah 'gloomy' lah kita alias jadi BT. Itulah yang mungkin terjadi kalau cuaca tidak bekerja-sama pas kita sedang mendaki atau ketika sampai di puncaknya. Untungnya kami keenam prens kalian, cuaca sungguh ideal ketika kami mendaki Gros Morne kemarin, matahari bersinar cerah tetapi tidak membakar, ketika kami sudah kehausan beliauw ngumpet di balik awan :-). Pemandangan dari puncak gunung terbuka kemana-mana, seluruh danau-danau di bawah kami terlihat, sampai ke Samudera Atlantik.
Esok kami pindah ke Lomond, campground paling selatan di cagar alam ini, agar jarak tempuh kami di perjalanan pulang ke Port aux Basques yang paling dekat. Meskipun dekat, jaraknya lebih dari 300 km alias bisa diramalkan bahwa weker si Benso akan berbunyi lagi di jam 4 pagi lantaran ferry cabut jam 10 pagi. Soalnya selain tidak bisa ngebut saenak-udele berhubung di pulau inilah kepadatan moose tertinggi di Kanada, enam moose per km persegi, juga jalanannya bukan Highway 401 dimana kita bisa ngebut 120 km/jam asoi. Setelah sempat melihat keindahan pemandangan dari puncak gunung Gros Morne ditambah sepanjang Western Brook Pond, untuk saya sih tujuan perjalanan sudah tercapai. Masih ada satu dua tempat lain di cagar ini yang akan kami kunjungi tetapi pake istilah si bule, 'that is gravy'. Artinya saya sudah hepi bisa sampai ke Newfoundland dan menikmati segala yang kami alami selama ini. Masih banyak tempat-tempat yang akan kami kunjungi di dalam perjalanan pulang nanti tetapi sebagian besar sudah sempat saya dan nyonya lalui. Kata si Kevin di dalam buku canoeingnya, orang yang bijaksana akan memasak makanan enak-enak di 'interior canoeing trip'. Itulah yang dilakukan oleh kedua ibuk-ibuk peserta trip kami ini, jadi bukan saja satu macam 'gravy' yang akan "disantap" oleh saya di hari-hari mendatang, juga hidangan yang tak kalah dari restoran Indonesia dimana saja di Kanada ini, akan tersajikan :-). Sampai kisah berikutnya, sahaya mau menikmati dulu pemandangan bulan dan bintang di Gros Morne Park yang langitnya cerah sekali malam ini. Bai bai lam lekom.