Hampir saja saya menjadi 'hurting people' kelas berat :-). Begini ceritanya. "Praise the Lord," selama 6 tahun terakhir ini saya menjadi sekernyataris Umat Katolik Indonesia di Toronto maupun redaksi buletin komunikasinya yang bernama Berita UKI. Salah satu kewajiban atau tugas saya adalah melakukan maintenance (apa bahasa Indonesianya istilah dari dunia komputer ini ya?) dari database warga UKI yang jumlahnya sekitar 280 nama keluarga. Karena dalam bulan ini akan ada pergantian pengurus dan saya akan non-aktif dari kepengurusan maka sejak beberapa bulan yang lalu, tentu setelah disetujui di dalam rapat pleno, saya melakukan aksi herregistrasi. Formulir dikirimkan dan dicetak beserta label berisi nama dan alamat mereka. Selain meminta mereka mengisi dan mengirimkan kembali, ada satu dua pertanyaan survey dan juga permintaan untuk memperbaiki data bila ada yang salah. Tidak perlu sampai 5 menit sebetulnya, selesai deh kalau memang mau dilakukan. Apa yang terjadi? Meski di dalam 3 edisi, di editorial saya terus menerus mengingatkan rakyat, dan juga di dalam suatu rapat, para Penghubung Wilayah diminta untuk melakukan 'follow-up', sampai saat terakhir hanya 100 keluarga atau nama yang mengirimkan kembali labelnya! Akibatnya saya harus melakukan scanning dari database itu dan keluarga/orang yang saya tahu aktif dan masih datang ke UKI, saya masukkan atau ganti flag-nya. Untuk Anda yang sedikit mengerti database system, di awal processing, semua data saya berikan flag saja dan data keluarga warga UKI tidak pernah saya hapus tetapi saya lempar ke suatu 'dormant file' dengan cara flagging itu. Mereka yang mengirimkan kembali labelnya, saya ganti flagnya sehingga "masuk" lagi menjadi warga UKI. Jadi pada akhirnya ada sekitar 200 nama yang aktif lagi atau sekitar 80 nama "terhempas ke jalanan". Nah, nah, nah, saya diomeli. Ada suara-suara, yang melaporkannya tentu tidak berani memberitahukannya sebab ia tahu apa reaksi saya (yang sering emosionil), yang mengatakan saya menyebabkan kekacauan! Langsung saya telepon sang ketui UKI dan mengatakan, saya yang dibilang penyebab kekacauan? Orang-orang yang malas yang 5 menit dari waktu hidupnya "dikorbankan"pun tidak mau, itu yang menyebabkan kekacauan. Lalu keluar 'baby self' saya :-), kalau saya mendengar lagi suara saya penyebab kekacauan, saya tidak akan sesabar saat ini. Semua yang saya lakukan, seharusnya 'I don't care less' bahwa database sudah beberapa tahun tidak di-update secara massal, sebab toh saya akan berhenti menjadi sekretaris. Hanya karena saya 'care' akan calon sekretaris dan editor Berita UKI kepengurusan yang akan datang, maka saya melangsirkan proses herregistrasi. Sering terjadi buletin dikembalikan dengan catatan tidak dikenal. Berapa banyak yang tidak pernah sampai atau masuk ke tong sampah karena yang tinggal disitu sudah bukan orang yang bersangkutan, walahualam. Kadang-kadang saya terkejut bila diberitahukan, "Oh, si Anu sudah pindah beberapa bulan lalu." Memang proses updating database kami tidak berjalan seperti apa yang saya kehendaki. Saya katakan, karena setiap bulan saya mencetak ribuan lembar buletin, lalu menyusun dan melipatnya (tugas Cecilia :-)), pekerjaan manual yang memakan waktu beberapa puluh jam kalau dihitung dari mulai membuat editing, saya menyadari beban yang akan saya "wariskan" kepada "pemanggul salib" :-) kepengurusan mendatang. Jadi tujuan saya adalah meringankan bebannya dan menghemat ongkos, nah nah saya dibilang penyebab kekacauan :-(. Oya, mengapa rakyat ribut? Karena sekarang, semua orang yang saya tidak begitu kenal sudah masuk ke dalam dormant file juga yang total jumlahnya sekitar 120 nama keluarga. Padahal sebagian memang sudah pindah dari Toronto atau keluar tetapi sebagian adalah "5 gadis-gadis bodoh" :-) yang malas mengirimkan kembali label mereka.
Nah, saya kan terluka hati saya, menjadi 'hurting people' di saat itu maupun masih sedikit di saat ini. Ada 2 pilihan saya, tidak mau tahu menahu lagi dengan urusan UKI karena ada satu dua yang "kurang ajar" :-), "That's it, I quit" (memang mau berhenti sih :-)), atau anggaplah itu hal yang "lumrah", 'things that go with the job'. Di dalam berkarya sebagai sukarelawan di mana saja, apalagi kalau kita menjadi "pelayan atau jongos", mustahil kalau kita tidak pernah dilukai atau berjumpa dengan orang yang akan melukai kita. Di dalam 'The Hurting People II' saya "berkotbah" agar supaya bila kita menjadi tokoh atau leader atau pemuka, kita dapat bersikap hati-hati untuk tidak membuat orang lain menjadi sakit hati kelas berat. Demikian pula bila kita "rakyat jelata" dan disakiti, semoga mature self kita yang timbul dan bukan baby self kita. Kalau mature self saya yang dominan, pada saat saya mendapat "laporan" bahwa saya penyebab kekacauan, saya dapat berkata, "Hmm, rupanya sistim herregistrasi kita tidak berjalan semulus apa yang saya kehendaki. Mungkin saya dapat memberikan daftar mereka yang belum melakukan herregistrasi, membagikannya kepada Penghubung Wilayah, untuk meneleponi satu persatu." Karena juga "kemalasan" saya, meski perasaan saya sudah mengatakan, banyak yang malas nih, sistimmu tidak berjalan, saya tak acuh dengan akibat saya "disikat".
Satu orang lain yang saya kenal sakit hati luar biasa, ini saya yakin haikulyakin bahwa nurturingnya tidak beres. Ia kematian ibunya pada saat masih kecil dan ibu tirinya kejam luar biasa. Akibatnya ia bukan main sensitifnya, "sakit" di dalam arti tidak dapat bergaul secara normal dengan keluarganya, apalagi sesamanya manusia. Sedikit sedikit ia marah dan sakit hati dan lalu "bersembunyi" atau mengurung dirinya. Karena saya kenal baik saya tahu bahwa sebenarnya ia sangat baik hatinya, saya katakan lebih dari diri saya, 'care-nya' atau kepeduliannya akan orang lain. Seperti pernah saya katakan, saya tidak dapat mengubah orang itu hanya dapat berdoa dari waktu ke waktu untuknya. Kita semua membutuhkan bantuan doa. Mungkin lain kali saya singgung betapa hebat kuasa doa, sampaipun American Medical Association sekarang percaya kepada kuasa doa, terutama bagi para pasien akut gawat. Sampai berjumpa di tayangan saya yang lainnya, oya, jangan lupa juga untuk mendoakan saya di hari-hari ini agar supaya "sakit hati" saya di atas lekas lenyap :-) dan saya tidak menjadi tokoh tayangan 'Hurting People IV'. Salam dari Toronto.