The Hurting People XXXIX

Bukan hanya Cak Riono yang bisa mempunyai kabar baik atau berita gembira :-). Sekali-sekali, tayangan serial THP ini boleh juga menceritakan kesuksesan ortu sahabatku yang anaknya sedang 'toxic'. Tentu Anda masih ingat akan Maria anak Kanada-Perancis yang belum lama ini kutayangkan kisah ke-THP-annya. Bila Anda sudah lupa, kuberi ia "bintang tiga" di dalam keminoritasannya dan "bintang empat" atau 'quadruple whammy' di dalam kesusahannya. Anak perempuan toxic, suami toxic, hartanya amblas ditipu si suami, anaknya dipenjara belum lama ini dan ia harus melakukan 'bail' (membayar uang tanggungan agar si anak bisa tinggal di luar penjara).

Nah, sudah dua kali terakhir ini, bila saya bertemu dengan Maria ia tersenyum dan berseri-seri. Mengapa? "It works," katanya. Apa itu? Beberapa kiat sederhana modal Bang Jeha di dalam membantu kaum THP merangkak keluar dari lembah atau jurangnya, mengembalikan PD mereka dan melenyapkan perasaan bersalah atau 'guilt feeling'. Kiat yang paling disenanginya adalah yang sering kami sebut 'non-initiation technique' atau terkadang disebut juga 'ignoring skill'. Sederhana sekali prinsipnya. Dasarnya adalah, hampir semua anak remaja yang normal, akan sering berbantahan dengan ortunya, di dalam rangka menuju kedewasaan alias mandiri. Sebagian melakukan di dalam kadar yang normal dan sebagian di dalam dosis toxin alias berbahaya bagi kesehatan sang ortu. Anak-anak remaja ini boleh dibilang 'pro(fessional)' di dalam "mengumpankan" ortu mereka. Mungkin saja Anda bertekad kalem, sabar, tidak mau marah-marah, tidak akan berteriak, tetapi begitu si remaja ABG membuka mulutnya, kandaslah tekad itu, Anda menjadi monster :-).

Nah, Maria kubekali dengan modal 5 kata singkat untuk dipakai berkomunikasi atau berdialog dengan anaknya: 'yes, no, oh really, wow, whatever'. Kukatakan juga agar ia latihan dulu di muka cermin bila perlu, ulang-ulangi kata itu sendirian, agar bila berhadapan dengan si anak tersay :-), hanya kata-kata itulah yang akan terucapkan. Manjur sekhalei pengaruh ia mulai berkosa kata-kata itu. Memang, kecuali 'oui non' alias dua kata pertama, aku tak tahu bahasa Perancisnya kata-kata ajimat itu :-) tetapi ia berbahasa Inggris kepada anaknya yang sekolah di sekolah Inggris juga. Ia tidak lagi harus berteriak, moring-moring di dalam berkomunikasi, pokoknya 'stay cool'. Akibatnya anaknya juga menjadi "bingung" sebab si ibu mendadak jadi 'nice' alias ngga bisa diajak bengkelai lagi :-). Jadi suasana di rumah Maria tidak segilak sebelum ia melakukan 'non-initiation' di atas.

Satu lagi kumpulan kiat yang disenangi Maria dan mulai dipraktekkannya adalah yang bernama 'natural and logical consequences'. Contohnya, bila baju kotor tidak ada di ruang cuci (laundry), baju itu tidak akan tercuci/dicuci, bila piring tidak dicuci tidak ada piring bersih untuk dipakai makan, dsb. Ini berlainan dengan lingkungan hukuman dimana ortu sering menjadi jaksa, hakim, "algojo" sekaligus. Contohnya, bila kamar sang anak kotor dan pakaian penuh berserakan dimana-mana, si anak tidak boleh menonton sisa pertandingan Piala Dunia yang tinggal seminggu, ditambah 2 minggu lagi tidak boleh nonton TV.

Maria sadar bahwa karena sudah karatan menjadi ortu dalam lingkungan hukuman, lebih susah menerapkan prinsip 'logical consequences' ini terhadap apa yang diperbuat (atau tak diperbuat) anaknya. Kata saya ke Maria, "Indeed, this seems unnatural because we have lived in a punishment society for too long a time. It's more difficult for some of us who were raised and brought up in the third world countries, where power and authority were the name of the games, sometimes the only game in town. The key with logical consequences is you give your child choices. Always try to stress it, they have choices so that they will not resent too much or feel humiliated. In the long run, they will accept responsibilities for their own actions. That's the good thing that may come out from implementing logical consequences, so it's worth a try, even though it seems to be difficult at times." Karena sedang hepi, Maria tentu mengangguk dan berjanji akan bertemu lagi dan melaporkan kesuksesannya yang berikutnya :-). Salam dari Toronto.

Home Next Previous