Seorang yang kebanyakan waktu seperti Rara "Puteri Ratu" :-), mengirimkan saya tayangan yang sudah di-forward 5 kali, tampak dari jumlah "tanda pangkat sersan" alias >-nya. Isinya menarik untuk dijadikan variasi serial THP karena tadinya saya mau meneruskan kisah Yani yang anaknya menjadi 'drug addict'. Ya, seorang yang saya kenal di tanah air anaknya sedang kecanduan putao yang konon, menurut informasi yang saya dapat per japri dari beberapa dukun P-Net, adalah derivative dari heroin. Disponsori oleh pakar addiction Pak DeEr Albert Maramis van Suroboyo, saya pernah menulis tayangan serial 'Addiction', jadi mungkin nanti saya kirimkan tayangan itu ke sang ortu yang jelas sedang menjadi THP karena ulah si anak yang jadi putaoist.
Begini isi tayangan forward itu yang sudah "kucopot" tanda sersannya supaya tidak ditendang oleh "Satpam P-Net" yang merasa tersaing karena pangkatnya masih "pratu" (prajurit satu) seperti dialami Bung Aris kemarin :-).
Sign of our times... The paradox of our time in history is that we have taller buildings, but shorter tempers; wider freeways, but narrower viewpoints; we spend more, but have less; we buy more, but enjoy it less.
We have bigger houses and smaller families; more conveniences, but less time; we have more degrees, but less sense; more knowledge, but less judgment; more experts, but more problems; more medicine, but less wellness.
We drink too much, smoke too much, spend too recklessly, laugh too little, drive too fast, get too angry to quickly, stay up too late, get up too tired, read too little, watch TV too much, and pray too seldom.
We have multiplied our possessions, but reduced our values. We talk too much, love too seldom, and hate too often. We've learned how to make a living, but not a life; We've added years to life, not life to years.
We've been all the way to the moon and back, but have trouble crossing the street to meet the new neighbor. We've conquered outer space, but not inner space; We've done larger things, but not better things;
We've cleaned up the air, but polluted the soul; We've split the atom, but not our prejudice; We write more, but learn less; We plan more, but accomplish less.
We've learned to rush, but not to wait; We have higher incomes, but lower morals; We have more food, but less appeasement; We build more computers to hold more information to produce more copies than ever, but have less communication; We've become long on quantity, but short on quality.
These are the times of fast foods and slow digestion; tall men, and short character; steep profits, and shallow relationships. These are the times of world peace, but domestic warfare; more leisure, but less fun; more kinds of food, but less nutrition. These are days of two incomes, but more divorce; of fancier houses, but broken homes.
These are days of quick trips, disposable diapers, throw away morality, one-night stands, overweight bodies, and pills that do everything from cheer to quiet, to kill. It is a time when there is much in the show window and nothing in the stockroom; a time when technology can bring this letter to you, and a time when you can choose either to make a difference, or to just hit delete ...
Author Unknown
"Mas, masa pengarang anonim serba kreatif begitu THP sih Mas?" kata Anda yang kritis. Ya, mungkin saja untuk Anda, banyak kata atau kalimat yang ditulisnya merupakan kata-kata mutiara alias Anda manggut sedalam-dalamnya. Pengalamanku namun lain. Banyak kaum THP yang kujumpai memakai salah satu kalimat di atas sebagai ungkapan ke-THP-annya. Ada beberapa THP yang bila berjumpa denganku, hampir seluruh kata-kata mutiara di atas dijadikan litani 'complaint'-nya. Kemarin seseorang warga Net ini menulis bahwa ia tidak mampu berbuat apa-apa, bahwa persoalan yang dihadapi jauh lebih besar dari diri sendiri. Pengarang kreatif itu memang sadar akan banyaknya manusia yang merasa tak berdaya seperti itu, terlebih bila mereka THP. Baca lagi kalimatnya yang terakhir yang ditulisnya, 'you can choose to make a difference'. Itulah yang saat-saat ini saya kemukakan kepada THP seperti Yani, "What you did was one of the choices. You did not have to be upset, you chose to, you did not have to be angry, you chose, you did not have to feel worried, you chose." Untung ia tahu bahwa saya bermaksud baik dan sedang men-'drill' dirinya untuk mengubah sikap atau 'attitude'-nya karena itu mampu ia lakukan. Ia tidak mampu mengubah tingkah laku anaknya, apalagi menghentikan mereka dari 'drug addiction'.
Bila Anda termasuk orang yang beruntung dan merasa apa yang ditulis pengarang tak bernama itu masuk di akal sanubari Anda, silahkan Anda memakai "kalung mutiara"-nya. Mungkin Anda akan berdoa lebih banyak, sebentar lagi kita masuk ke Pekan Suci, mungkin Anda mau mencintai lebih sering lebih meluas. Bila berjumpa dengan orang asing atau yang baru Anda kenal, mungkin Anda dapat mengurangi rasa praduga atau curiga atau sikap menghakimi. "It is time to put something in our stockroom," katanya. Ya, semoga kita semua dapat menyetok sesuatu yang bukan saja menambahkan "tahun ke dalam hidup" kita, tetapi juga, terlebih, menambahkan "hidup ke dalam tahun" kita. Salam dari Toronto.