The Hurting People XLVII

"So what is your objective to visit your daughter in Viagra Lara?" tanyaku kepada seorang ibu yang kita sebut saja namanya Lara sebab ia memang sedang jadi THP kelas berat karena anaknya kabur ke Amrik, ke suatu kota yang kita sebut saja Viagra yang sedang membuat Bung Kus "naik daun" di P-Net Sby :-). "So that I can meet and see her. I haven't seen her for such a long time," katanya setengah menangis. Ya, sudah beberapa bulan anaknya Lara kabur digaet cowok Amrik dan sekarang kumpul 'a la buffalo' dengan si cowok. Sebut saja si puteri yang sedang toxic itu Ria sebab meski itu nama tengah isteriku, tidak pernah ia pakai. Meski Ria sudah cukup dewasa, 16 tahun umurnya, Lara "tidak tega" untuk melaporkan si "penculik" ke polisi Kanada maupun Amrik. Soalnya lagi, ia membutuhkan informasi dari ibu si cowok, yang diteleponnya dari waktu ke waktu. Dahulu bisa beberapa kali dalam seminggu, sampai Lara dicaci- maki habis-habisan oleh Ria dan jangan sekali-sekali menelepon lagi.

Nah, kebahagiaan hidup Lara, umumnya hanya beberapa menit, yakni setiap kali ia selesai menelepon dan mengetahui bahwa si Ria masih hidup dan sehat. Itu kalau ibu si cowok melayani dan tidak menjudesinya. Dari cerita Lara ke saya, jelas bahwa ia hanya dipermainkan saja sebab informasi yang diterimanya, tidak konsisten, tidak cocok satu sama lain, terkadang tidak masuk akal. Kataku, "I might do the same if I were that mother. You are kind of harassing her. It is understandable that she cooks all kind of stories, so that you will get off the phone soon and do not bother her anymore." Kalau sudah begini Lara sungguh kebingungan, tak tahu harus berbuat apa. Ya, inilah "susahnya" menjadi ibu kandung yang kebutuhan 'love and belonging'-nya besar sekali.

Di dalam dialog di awal tayangan ini, si Ria yang toxic sedang membutuhkan uang atau katanya, kacamata yang baru sebab yang lama sudah tidak cocok. BTW, kacamatanya adalah 'contact lens' alias dibutuhkan uang lebih untuk membelinya dibanding kacamata biasa. Kata saya lagi ke Lara, "If I were you, I will ask her to send the lens prescription and order the contact lens to be made here in Toronto. Then I will send it to her. This way, you will be able to make sure that the lens story is genuine and the money is not spent on other things you will not approve." "Yes, my husband initially wanted to do that way too, but I was able to convince him that we should go together. I do not want her to blame me later on, that I didn't visit her, in case something bad happen to her. She didn't want to come home but she didn't mind us visiting her in Viagra," kata Lara lagi.

"Well, well, well Lara, go if your heart tells you to. But don't be surprised that you will get more hurt out of the visit. In my opinion, it will not change her mind or make her wants to come home. It may be just prolonging your suffering. Also, I wouldn't let myself venture into a 'guilt trip' by being afraid I may be the one who has caused any bad thing to happen, if there ever will be. You know right now, that you're worrying to death hasn't caused anything good to happen. You feel miserable almost all the time. You know for sure Ria has choices, come back or live in Viagra the way she wants to. So, let her face her own consequences, again, if any bad thing ever to come up. It is not caused by you in whatever way." Sebetulnya Lara sudah pernah mendengar kalimat di atas yang sudah menjadi kotbah karena kepanjangan. Mirip kotbahnya Mo Kus kalau sedang mengunjungi umat yang dikasihinya di proyek Pasang Surut sampai ia pernah hampir amblas waktu nyasar menuju ke Selat Malaka karena kotbah terus sampai malam hari :-).

Warga THP memang sering serba kebingungan dan tidak mampu berpikir jernih, antara lain juga karena hidupnya penuh diliputi kekwatiran dan segala macam kebutuhan yang saling bentrok karena timbul dalam waktu yang bersamaan. Nah, apakah Lara akan mengikuti nasihat Bang Jeha untuk tidak mengunjungi si Ria agar ia tidak menjadi lebih THP, ataukah ia akan menuruti suara hati keibuannya? Mari kita tunggu bersama di dalam tayangan mendatang, salam dari Toronto dan jangan pernah lupa berdoa bagi warga THP dimana saja di dunia.

Home Next Previous