The Hurting People LVIII

"She keeps running away! What can I do?," suatu pertanyaan yang sering kujumpai diajukan oleh ibu-ibu di paguyuban THP-ku. "Mas, kog ibu melulu yang disitir atau diceritakan, kenapa tidak ada ayah atau pasutri sih?" Engga tahu kenapa pren, itulah keadaan yang kualami sehari-hari, kog yang datang "konsultasi" hanyalah para ibu. Jarang sekali mereka datang bersama suaminya meski 80% bersuami dan masih hidup. Karena tujuanku adalah menolong doi menghadapi puteri atau putera mereka yang toxic maka tentu tidak ada urusan dengan suaminya. Hanya, maklumlah manusia yang sering memberi 'label' atau cap, guna memudahkan memang, banyak dari suami-suami itu, menurutku, atau tidak 'bertulang-belakang', artinya tidak mau pusing-pusing mengurusi anaknya yang kabur-kaburan, atau sebetulnya 'grown-up children who won't grow up'. Ini satu tayangan serial tersendiri dan mari kita kembali ke persoalan yang dihadapi si ibu di atas.

Mengapa seorang anak kabur-kaburan? Ini adalah di dalam rangka memenuhi apa yang namanya kebutuhan untuk 'power', kontrol, dari seorang manusia. Dengan melarikan diri kebutuhan mereka akan kontrol (hidupnya) terpenuhi. Kaum remaja kasihan sebetulnya, udah cekak tidak berduit, dicuekkan orang dewasa, tidak dapat memilih PDI-Perjuangan, tidak mengerti ilmu KB Alamiah :-). Tak heran begitu mereka menemukan bahwa mereka bisa "masuk koran", rumah-tangga si ortu dibuatnya gonjang-ganjing, teman-teman dengan penuh kekaguman melihat mereka, mungkin dikejar-kejar polisi atau pekerja-sosial, mereka merasa wah wah wah. Ditambah lagi dengan kebebasan yang mereka dapat peroleh di luar rumah. Mencuri sandal dari mesjid :-), main "kerang" di Bangunrejo, minum tuak dan nazghor-jamur di pantai Sanur, teruskan sendiri litani ini.

Belum lagi kalau si ortu atau ibu THP itu, selama ini mengkotbahi terus sang puteri. "Hati-hati kalau ketemu pemuda yang suka komik wayang, hati-hati kalau berteman dengan cowok pake anting, jangan mau bergaul dengan anak-anak yang ortunya berkode ET di KTP-nya, bisa ikutan jadi komunis," dst., dst. Pokoknya segala stereotype, mitos-mitos yang dianut si ibu dijejalkan kepada si anak. Jangan anggap bahwa negara Barat yang supermodern dan superbejat ini bebas dari tabu dan mitos. Dapat Anda bayangkan kekwatiran dan ketakutan yang dihadapi oleh ibu THP seperti itu, sehingga setiap 5 menit ia mengulangi lagi pertanyaannya, "What can I do?" Jelas anaknya menjadi kabur-kaburan karena ia takut membuat peraturan, takut anaknya kabur lagi dan tetap saja anaknya toh akan lari lagi begitu merasa gerah.

Karena Anda pembaca serial THP ini tinggal di manca negara dan saya tidak tahu undang-undang di tempat Anda mengenai anak yang kabur atau melarikan diri dari rumahnya, maka saya tidak akan ceritakan apa nasihat saya ke sang ibu di atas. Tergantung usianya, cara penanganan atau penanggulangannya bisa berbeda-beda. Di Ontario ini, bila seorang anak sudah berusia di atas 12 th, ia tidak dapat dipaksa untuk pulang ke rumah, kecuali bila polisi mengganggap ia berada di dalam bahaya. Polisi tidak mempunya kuasa bila si anak sudah berusia 16 tahun dan kabur. She is a free woman, he is a free man.

Nah,karena yakin tidak ada satupun ortu di P-Net ini mempunyai anak yang pernah atau suka kabur, bila anak tetangga Anda ada yang kabur, ingatlah petuah di atas. Pada umumnya, sang anak tidak mendapat pemenuhan dari kebutuhannya akan power atau kontrol. Ia terlalu ditambat! Coba nasihatkan ke tetangga Anda untuk mengusahakan mengendorkan sang cangcangan dan lihat hasilnya. Ingat juga satu hal, setiap anak perlu mendapat pilihan tetapi setiap pilihan sebaiknya disertai dengan apa yang namanya 'responsibility' atau tanggung-jawab juga. Di dalam rumah tangga yang sudah hancur lebur dan piring terbang melayang-layang setiap saat, memang agak sukar untuk menanamkan tanggung-jawab itu tetapi bukan suatu hal yang mustahil. Kasus-kasus 'double and triple whammy' ini, dimana si ibu selain mengalami persoalan dengan si anak juga disiksa suaminya, sudah pernah atau mungkin sering saya dongengkan di dalam serial ini. Kembali ke tetangga Anda, setiap nasihat atau tindakan perlu dimonitor dan hasilnya dianalisa untuk di-'fine-tune'. Bila tetangga Anda suatu ketika mengantarkan nasi kuning lengkap dengan cem-macem lauk-pauknya, artinya itu adalah tanda terima kasih bahwa nasihat Anda manjur dan sambil Anda berdoa sebelum makan, jangan lupa berdoa juga untukku :-). Salam dari Toronto.

Home Next Previous