Tayangan ini bukan lamunan bersepeda tetapi sekarang ini, setiap kali saya melamun bersepeda melewati salah satu trail favorit kami, tak bisa tidak daku akan teringat kepada anak satu ini yang akan kuceritakan nasibnya. Untuk Anda yang tinggal di kampung ogut, trail itu bermulai dari Leslie St. sedikit di bawah Steeles Ave ke arah barat. Trail akan melintasi Cummer Avenue lewat kolong dan terus ke Finch Ave. Tidak begitu jauh dari Finch, begitu kita melihat lapangan tenis dan belok ke kanan, disitulah kita akan bertemu dengan "memorial place" seorang anak gadis Srilangka bernama Sharmini berumur 15 tahun. Mayatnya atau tepatnya tulang belulangnya ditemukan berserakan oleh seorang hiker, lama sesudah polisi berhenti mencarinya. Ya, secara mengenaskan mayatnya sudah dimakan oleh sekawanan srigala yang memang ada di sekitar daerah itu. Jadi tidak dapat dibuktikan apakah ia mengalami perkosaan atau tidak meski polisi percaya bahwa pembunuhnya seorang 'sexual predator'.
Pertama kali saya dan Cecilia stop dan berdoa di 'memorial place' itu, kami sedikit berdialog. Selain kekejaman yang dilakukan si pembunuh, kog tega-teganya dan tegarnya ia menggotong mayat dari jalan raya sampai ke 'hiking trail' tersebut. Baru hari ini saya menemukan jawabnya. Ia tidak dibopong kesitu tetapi jalan sendiri. Kog? Ya. ternyata ia dipancing untuk bekerja di suatu perusahaan bo'ongan bernama Metro Search Unit. Jadi polisi berteori bahwa Sharmini jalan sendiri untuk bertemu dengan si pembunuh, yang pasti sudah dikenalnya dan menjanjikan pekerjaan. Teman dekatnya memang bercerita bahwa Sharmini dijanjikan gaji 12 $ per jam oleh "temannya polisi". Si teman juga mau melamar dan di pagi Sharmini hilang, ia sedang menunggu telepon sang sahabat. Tidak heran Sharmini mau datang ke daerah 'cyclist' dan 'hiker' itu, wong namanya mau bekerja di Metro Search Unit :-(.
Apa yang kubaca di berita koran selanjutnya membuat daku teringat akan satu sahabatku di kota ini bernama Gt. Ia THP kelas berat karena isterinya Gr. meninggal ditabrak pengemudi pemabuk dengan rekor 'driving while intoxicated' beberapa kali. Sudah sedih kehilangan isteri, padahal mereka relatif imigran baru di Toronto, di pengadilan ia kalah karena kelihayannya para ahli-hukum yang mewakili perusahaan asuransi si pemabuk :-(. Tidak tahan hidup sebagai THP di kota ini, Gt lalu pindah ke Australi. Nah, itu juga yang terjadi terhadap ortu Sharmini. Mereka pindah ke Ottawa, untuk "kabur" dari trauma tinggal di Toronto. Kata ibunya, "Every morning I wake up and cry. Every day and night I still cry, it doesn't get any easier." Memang Sharmini belum sampai setahun hilang atau dibunuh, yakni di tanggal 12 Juni tahun lalu. Semoga keluarga Anandavel ini pada suatu ketika dapat masuk ke dalam tahap menerima di dalam kedukaan mereka. Kita doakan bersama dan bila Anda yang tinggal di kota ini ditawari pekerjaan oleh Metro Search Unit, Anda tahu harus melapor kemana. Kita mengharapkan pembunuhnya segera tertangkap karena tidak mustahil akan ada anak perempuan lain yang akan dimangsanya. Salam dari Toronto, 'supposedly the best city to live in the world, is it'?