The Hurting People LXX

Saat ini saya tidak mempunyai anak buah satupun di kantor maupun memimpin suatu proyek. Sebagai tukang bikin kursus dan lalu mengajar kursusnya untuk para calon guru, boleh dibilang saya 'free-lancer'. Namun, meski tidak pernah menjadi juragan atau manager, saya sering memimpin tim di masa lalu, terkadang mencapai belasan orang. Tidak bisa kubayangkan kalau anggota timku, amblas semuanya. Itulah yang terjadi terhadap 700 dari 1000 pegawai Cantor Fitzgerald, suatu perusahaan pialang saham (brokerage services) yang berkantor di 4 tingkat teratas dari One World Trade Center, menara utara atau North Tower-nya WTC yang dihunjam oleh kamikaze pertama, AA 11. Mong-ngomong angka 11 dan segala macam kegilaan lainnya di tanggal 11 September, manusia yang kekurangan kerjaan, selain menulis serial THP, juga mengarang dan mengaitkan segala macam hal, dari mulai angka 11 sampai ke gambar setan di awan, nomor pesawat dilihat pake font Wingding (ya Ati :-)), sampai ke gosip 4000 orang Yahudi engga masuk kantor di WTC hari itu. Semuanya tidak kukomentari tapi yang terakhir mesti sebab dasar pemikirannya gosbloks banget, masa konspirasi Yahudi yang ngebom WTC. Melenceng dikit, sori, memang kalau menulis saya mudah ngelantur.

Anda tahu saya jarang menonton tivi, lebih baik waktuku kupakai untuk membaca buku, tertulis hitam di atas putih sehingga umumnya orang yang mengarang buku tidak bisa saenak udele dewek seperti orang bekowar di tivi. Namun semalam saya menonton acara Larry King Live, tidak 10 tahun sekali. Saya hanya tahu si Larry orbek sehingga selain Howard Lutnick CEO Cantor Fitzgerald, Queen Noor dari Yugoslavia, isteri almarhum Presiden Hussein, juga menjadi tamunya. Sejak hari pertama kisah si Howard maupun perusahaannya masuk ke media massa, sudah mulai kubaca lewat koran Globe & Mail. Tidak kusangka ia berani nongol di muka Larry King Live dan sedikit tersenyum di kulum. "Tough banget lu," kataku dalam hati, mirip temanku Mas Philip di milis P-Sby yang engga pernah jadi THP meski suka bengkelai di cyberspace :-).

Ladalah, belum lama wawancara berjalan, ketika ia mulai mensyer ke-THP-annya, wajahnya mulai kusam. Bagaimana tidak? Tujuh ratus anak buah, kolega, ADIK KANDUNG, yang amblas hanya dalam waktu beberapa menit :-(. Selama 4 jam ia kehilangan akal, sinting kasarnya, sebab ia tidak mampu melakukan apa-apa tapi berjalan ke arah utara, ngegelandang. Baru setelah itu ia mampu menelepon isterinya mengabarkan ia oke. Tidak heran ia banyak menangis di akhir wawancara. Suatu yang baik sebetulnya sebab ia bisa curhat dan mengeluarkan isi-hatinya dan menjembrengkan kesedihannya. Itu juga kukatakan di milis Psiko ketika seorang di Melayu mensyer temannya yang sering gemetaran saat-saat ini karena berkantor di gedung tinggi. Tampung aja curhatnya. Memang si Howard cukup tabah. Bos mana yang kehilangan 70% dari pegawainya, yang harus 'deal with' janda dan duda dan anak-anak yatim piatu dalam sekejap pula, mampu untuk diwawancarai?

Kubayangkan kalau itu terjadi di diriku. Apakah aku mampu untuk diwawancarai meski Howard mempunyai motivasi, yakni menghimbau rakyat Amrik agar membeli saham maupun memakai jasa perusahaannya. Satu bekas anak-buahku amblas dalam waktu tidak sampai 3 minggu terkena kanker lever, sudah membuatku senteres. Satu kolegaku aut, paru-parunya "minta permisi bekerja" karena engga tahan diasapi rokok bertahun-tahun, membuatku jadi THP sebentar. Bagaimana kalau semua anggota timku tanpa ada kesempatan ber-lam lekom, mendadak lenyap dari muka bumi ini. Tak heran wong Amrik sedang berdepresi saat ini, kata si Arif SPAS, apalagi yang tergabung ke dalam milis Paroki-Net sebab sang server ada kemungkinan juga "lenyap" dari peredaran :-(.

Kisah THP Howard dan Cantor Fitzgerald hanyalah SATU dari kisah ratusan THP lainnya. Bila Anda tinggal di Amerika Utara, pastilah Anda atau sudah membaca atau sudah menonton dan masih akan, tayangan tivi kisah duka ribuan, puluhan ribu survivor tragedi pemboman kamikaze WTC dan Pentagon. "What can we do about this?," tanya Anda. Selain rajin memforward cem-macem gosip dan issue dan kisah THP lainnya, Anda yang masih ngantor bisa mulai lebih sayang kepada man-temin secomberanmu. Gimana kalau nanti siang, esok, entah kapan, mereka secara mendadak dipanggil lebih dulu untuk melapor ke Oom Han? "Yah nyesel deh gue, kemaren gue diajak sama-sama makan Burger King gue ogah, alasan (bo'ong) sibuk," mungkin itu yang terjadi terhadap banyak warga THP New York City. Jadi kalau hari ini Anda diajak ke Bakmi GM atau soto Bang Mamat, tinggalkan pekerjaanmu yang meskipun berjibun. Esok belum tentu akan ada lagi kesempatan. Seperti sekarang saya tidak pernah ada yang mengajak makan berdua di Pizza Hut lagi karena temanku yang kusinggung di atas, restoran favoritnya pindah. Met ngerumpi di darat bersama kolegamu, bai bai lam lekom prens.

Home Next Previous