Salah satu karya sosial isteriku adalah mengunjungi dan ngobrol dengan MANULA (MANUnusia Lanjut usiA) di sebuah panti jompo dekat rumah kami. Ia tentu membagi ceritanya atau "mendongeng" kepada saya seusai kunjungan. Kisahnya yang terakhir membuat saya menuliskan tayangan ini dan yang kebetulan berkaitan atau merupakan "sambungan" tayangan Kawin Tidak Kawin Tidak Kawin. Ada satu oma "langganannya" yang sering mengeluh bahwa teman sekamar beliau, pelit setengah mati padahal sudah "dekat" juga. Ya, umur mereka-mereka sudah 80-an ke atas. Cecilia lalu berkata kepadaku, "Iya yach, kog sudah umur 80 gitu orang masih luar biasa pelitnya." Jawab saya, "Bukan karena soal umur seorang pelit atau berhenti menjadi pelit. Kepelitan adalah hal survival." Ya, dasarnya manusia menjadi pelit adalah sejak dari nenek dan kakek moyang kita yang masih hidup di gua di jaman batu. Ke dalam tabiat mereka sudah tertanamkan, hanya kalau aku pelit aku akan survive. Akibatnya kita para survivor si nenek dan kakek pelit, ya menjadi pelit juga :-). Contoh lainnya, kelompok suku bangsa yang suka dihantam yakni Yahudi, Arab dan Cina, terkenal kepelitannya. Jadi kalau ada orang YAC yang pelit, berarti nenek-kakeknya adalah survivor.
Nah, kalau Anda suka dikritik teman, suami, isteri, mertua, bahwa Anda pelit (belum mau nyumbang-nyumbang P-Net misalnya :-)), katakanlah bahwa itu suatu hal yang baik, demi berlangsungnya generasi penerus atau keturunan Anda, agar seluruh keluarga survive. Memang pelit bukanlah suatu hal yang buruk, melainkan suatu kebutuhan manusia (untuk survive). Masalahnya adalah kalau kepelitan itu sudah seperti si Scrooge di dalam 'The Christmas Carol'-nya Charles Dickens. Jadi kepelitan yang ekstrim ditambah kebutuhan ekstrim lainnya seperti pengontrolan dan pemanfaatan manusia lain, membuat orang yang bersangkutan menjadi "sakit". Ditambah lagi, si Scrooge tidak membutuhkan apa yang namanya 'love and belonging'. "Bah, Christmas humbug," katanya. Kesakitannya menjadi- jadi karena Scrooge juga tidak memiliki 'fun', kerja siang malam hanya untuk mengumpulkan uang sehingga sebetulnya ia sudah menjadi seorang budak dan bukan manusia yang bebas merdeka. Tayangan ini ingin saya hentikan disini sebab saya akan meneruskan lanjutan pemikiran di atas dalam rangka tayangan 'Kawin Tidak Kawin Tidak Kawin'. Salam dari Toronto terutama untuk warga Net ini yang masih suka hitung kancing KTKTK :-). You are not alone.