Love and Belonging (KTKTK III)

Anda masih ingat cerita saya bahwa Cecilia isteriku sedih tetapi saya senang- senang saja waktu kami berdua tidak diundang ke suatu pesta pernikahan belum lama ini? Ya, kebutuhannya untuk 'Love and Belonging' jauh lebih besar dari saya. Kalau saya pakai skala 1 s/d 5 dimana 5 adalah ekstrim, sangat butuh, maka saya menilai kebutuhan saya 3 dan Cecilia 4. Orang yang kebutuhannya di skala 5 di dalam teori manajemen disebut 'country club style manager', yakni mau memenuhi kebutuhan semua orang dan tidak bisa mengatakan 'no'. Sering saya menjumpai orang seperti ini dan dilandasi kedua teori di atas saya dapat lebih mengerti bagaimana saya harus bersikap.

Menarik memperhatikan Mas Moko membatalkan polling 'Anak Betawi Dipensiunken' :-). Semoga bapak ketua pemilu kita ini mengambil keputusan itu tidak karena mendapat ancaman atau telepon jam 3 pagi dari penggemar tayangan saya yang fanatik :-). Seperti saya katakan, karena 'love and belonging' saya adalah 'average' maka saya dapat menerima penolakan. One cannot please everybody. Kalau Anda sendiri merasa mempunyai kebutuhan ekstrim akan 'love and belonging' ataupun teman, anggota keluarga Anda seperti itu, maka dengan mengerti atau menerimanya, Anda akan mampu berkomunikasi dengan lebih baik. Seperti saya contohkan kemarin, Scrooge-nya Charles Dickens rendah kebutuhannya tetapi 'mama boy' tinggi kebutuhannya akan 'love and belonging'. 'Mama boy' adalah anak yang umumnya dimanja gila-gilaan oleh ortunya waktu masih kecil sehingga mempunyai kebutuhan luar biasa untuk mendapatkan cinta dari manusia lain. Sekian dulu tayangan lanjutan 'Pelit' ini, sampai berjumpa di tayangan berikutnya, 'Need for Power', salam dari Toronto.

Home Next Previous