Kami tidak mengetahui berapa banyak di antara Anda yang paham akan cara bekerjanya pil kontraseptif. Satu dua seperti Dr. James dan Mo Kus mungkin sudah mencapai tingkatan pakar :-). Karena kami bukan ingin mengajar mengenai pil, kami akan ringkaskan saja bahwa pada dasarnya, pil itu akan mengacaukan bekerjanya hypothalamus dan kelenjar pituitary di otak si wanita, sedemikian sehingga sang indung telur tidak berproduksi lagi. Apa yang terjadi bila pemakaian pil dihentikan? Pada umumnya, tubuh si wanita akan bekerja normal kembali hanya dibutuhkan waktu untuk itu. Hasil beberapa penilitian memberikan data bahwa wanita yang berhenti memakan pil, hamil dalam waktu 2-3 bulan lebih lambat dibandingkan mereka yang memakai alat kontraseptif lainnya.
Ovulasi yang pertama dapat terjadi setelah berlangsungnya suatu siklus yang panjang. Bila Anda sudah paham akan teori KBA, Anda dapat mengetahui bahwa tidak terjadi suatu 'temperature shift' alias terdapat 2 dataran rendah dan tinggi di siklus si wanita, sampai saat ia berovulasi. Mucus dari wanita yang baru saja menghentikan pemakaian pil, kerap tidak langsung kembali ke karakteristik yang normal atau muncul segera. Ini merupakan salah satu penyebab mengapa kehamilan tidak segera terjadi, sebab sperma membutuhkan mucus dengan karakteristik subur, untuk "berenang" menuju sang telur.
Siklus pertama yang panjang itu, umumnya berkisar antara 30-45 hari atau lebih. Tidak jarang ada wanita yang mengalami masa amenorrhoea (tidak haid) ini selama 90 hari setelah pil dihentikan. Sekitar 75% wanita penghenti pil berovulasi dalam waktu 3 siklus (un-ovulatory cycle, haid tapi tidak terjadi ovulasi). Hanya 2-3% yang tidak haid setelah 6 bulan. Mereka yang sebelum memakai pil siklus haidnya tidak beraturan, akan mengalami ketidak-beraturan yang lebih panjang. Wanita yang siklusnya bervariasi antara 26-33 hari misalnya, tidak dianggap sebagai siklus tak beraturan. Meski seorang wanita siklusnya tak teratur, KBA tetap bermanfaat karena setiap hari ia dapat mengetahui ia ada di dalam saat apa dan bila ovulasi sudah terjadi ia dapat menantikan datangnya haid. Umumnya amenorrhoea setelah pil dihentikan, baru akan terjadi bila si pemakai pil telah memakai sedikitnya setahun. Meski demikian, tidak ada bukti yang nyata bahwa semakin lama wanita memakai pil, semakin lama masa tidak haidnya setelah ia menghentikan pemakaian pil.
Penting sekali untuk langsung melakukan charting dan pengamatan semua symptom begitu pil dihentikan pemakaiannya. Lebih penting lagi untuk tidak mengambil asumsi yang mungkin keliru, bahwa siklus pertama adalah siklus tidak subur. Kerap terjadi suhu tinggi selama beberapa hari yang dapat disalah-sangkakan sebagai 'shift' padahal beberapa hari lagi sang suhu akan turun. Jadi bila Anda ber-KBA untuk menghindari kehamilan, kami menganjurkan untuk tidak 'take a chance' dan menunggu terus sampai symptom-symptom ovulasi sudah jelas kembali atau betul-betul sudah terjadi ovulasi. Sekian dulu, salam dari T.O.