Pramenopause adalah suatu masa yang harus dilalui semua wanita. Masa yang oleh wanita di Amerika Utara sering disebut sebagai 'The Big M' memang merupakan masa yang sukar, karena pengaruh hormon estrogen dan progesterone yang produksinya mulai menurun di tubuh sang wanita. Bukan saja ber-KBA menjadi lebih sukar, juga macam-macam persoalan dialami wanita di masa pramenopause. Konon hanya 20% dari wanita mengalami masa pramenopause tanpa mengalami persoalan, jadi mayoritas akan "moring-moring" :-). Bukan maksud kami untuk membahas problem apa saja yang akan dialami si wanita, tetapi kami merasa perlu untuk menjelaskan sedikit tentang masa sukar ini.
Di setiap siklus wanita yang masih subur, beberapa puluh 'follicle' atau bakal telur di indung telur bertugas memproduksikan estrogen. Pada wanita yang berada dalam masa pramenopause, jumlah follicle ini semakin sedikit dengan akibat berkurangnya estrogen yang lalu akan menyebabkan indung telur tidak berhasil memproduksikan telur yang matang alias si wanita tidak berovulasi. Karena produksi estrogen yang mengecil ini, kelenjar pituitary di otak melakukan stimulasi bagi sang indung telur untuk "bekerja lembur" sehingga terkadang terjadi lagi ovulasi karena estrogen bertambah di "jam lembur" itu :-). Tetapi pada akhirnya produksi hormon ini akan menjadi terlalu rendah bagi sang wanita untuk haid meskipun selama beberapa tahun sampai masa menopause estrogen tetap terproduksikan oleh kelenjar lain di tubuh.
Symptom yang tampak karena berkurangnya estrogen a.l.:
1.Jaringan (tissue) di vagina, saluran kencing, dan "perabotan" lainnya,
menjadi ciut serta tidak elastis lagi.
2.Mucus menjadi kental dan vulva serasa kering.
3.Rahim dapat menjadi loyo (atrophy).
4.Spotting kerap tampak karena kurangnya hormon untuk membentuk lapisan yang
bagus di dinding rahim dan menyebabkan haid yang normal.
5.Bila estrogen meningkat, dapat terjadi perdarahan yang hebat karena
stimulasi dari kelenjar pituitary itu.
6.Payudara meloyo (atrophy)
7.Kulit menjadi keriput dan kering.
8.Tulang menjadi rapuh.
9.Mudah memar dan mimisan.
10.Mengalami apa yang bernama 'hot flushes' atau kepanasan.
Di samping 10 symptom di atas, masih ada seratus :-) problem lainnya yang disebabkan oleh ketidak-seimbangan hormon maupun stimulasi si kelenjar pituitary dan organ hypothalamus di otak. Di antaranya: keringatan, menjadi gembrot, pikun, gugupan, berdebar-debar, pusing, sakit pinggang, gundah-gulana, kwatiran, tak bisa tidur, tiada nafsu seks, dan 90 lainnya. Jadi pada dasarnya terdapat 2 jenis problem, fisik dan psikologis seperti dijabarkan di atas, maupun problem di dalam ber-KBA. Banyak wanita yang kwatir menjadi hamil di masa pramenopause ini. Padahal, bila Anda termasuk wanita yang 'well-informed', seperti kami yakin para wanita peserta KBA ini, pil kontraseptif dan IUD, selain tidak dibenarkan oleh Gereja, juga semakin berbahaya di usia para wanita pramenopause. Wanita di atas 40 yang masih memakai pil kontraseptif mempunyai risiko lebih tinggi terkena tekanan darah tinggi, penggumpalan darah (blood clot), serangan jantung, stroke, dsb. Dengan asumsi bahwa Anda tidak menggunakan lagi pil, IUD atau memakan pil 'estrogen' sebagai terapi, ber-KBA di masa pramenopause tidak terlalu sukar. Sampai tayangan mendatang, salam dari Toronto.