Setelah Anda membaca dan semestinya menyimak seluruh tayangan kursus KBA
tingkat lanjutan selama ini, mungkin Anda mulai menyadari betapa pentingnya
atau besar manfaatnya bila Anda dapat ber-KBA sejak di usia muda :-). Dengan
demikian pada saat pramenopause Anda sudah mempunyai pengalaman praktek
beberapa tahun dalam melakukan pengamatan symptom kesuburan, syukur-syukur
Anda sudah mahir di dalam ketiga pengamatan, suhu, mucus maupun cervix.
Singkatnya, di dalam masa pramenopause Anda akan menjumpai bahwa:
1.Panjangnya siklus menjadi tidak beraturan.
2.Fase pascaovulasi menjadi lebih singkat, sekitar 8 s/d 10 hari saja
(disebut 'short luteal phase').
3.Siklus kerap bersifat un-ovulatory.
4.Perdarahan berat dapat terjadi atau sebaliknya bisa juga ringan dan lama.
Di dalam 'point' yang terakhir ini, bila selang waktu haid menjadi berdekatan
jaraknya, banyak darahnya, ada baiknya Anda melakukan konsultasi ke dokter
Anda. Wanita yang sama sekali tidak ber-KBA mungkin akan menjadi bingung
mengalami semua hal di atas.
Pasutri yang ber-KBA dan memakai pengamatan suhu untuk menentukan bila tibanya fase tak-subur, boleh dianggap memakai metoda yang sip bila kehamilan tidak dikehendaki. Namun, akan terjadi masa "puasa" yang lama. Nah, disinilah pentingnya untuk juga memakai atau mengerti symptom dari mucus maupun dari cervix. Mucus di masa pramenopause tidak seperti mucus di awal hari-hari wanita pascabersalin atau lebih mudah untuk dibedakan, antara karakteristik subur dan tak-subur. Metoda ST membuat pemakainya lebih mantap dalam menghadapi masa pramenopause sebab bila terjadi perdarahan, si wanita tahu apa artinya (spotting un-ovulatory atau haid sesudah ovulasi).
Seperti pernah Anda baca di tayangan terdahulu mengenai KBA pascabersalin,
di dalam masa pramenopause mucus sering tak nampak atau terjadi "musim
kemarau" yang panjang. Demikian pula, mungkin sekali tidak akan pernah
terjadi mucus dengan karakteristik yang sangat subur. Pasutri yang ingin
bersanggama perlu memperhatikan rumusan sbb:
1.Hindari hubungan seks pada saat perdarahan karena mucus dapat terhalang
penampakannya (masked) oleh aliran darah.
2.Hari-hari kering barulah dianggap tak subur.
3.Sanggama hanya dilakukan dua hari sekali atau tidak boleh setiap hari
agar kemungkinan munculnya mucus tidak tersaru oleh air mani.
4.Bila mucus mulai tampak, masa "puasa" dimulai.
5.Bila masa kering kembali, tunggu sampai 3 hari kering.
Akhir kata, kami ingin memberikan sedikit nasihat bahwa masa puasa di saat pramenopause ini dapat lebih sukar dibandingkan di masa pascabersalin. Selain wanita mengalami 101 persoalan karena ketidak-seimbangan hormon, sering pasutri tidak lagi sekompak waktu mereka masih muda dan mempunyai si bayi mungil untuk ditimang-timang. Jadi dibutuhkan ketekunan dan kesabaran ekstra, terutama dari pihak suami, untuk ber-EGP (Emang Gua Pikirin) lach yauw bila sang isteri sering moring-moring :-). Itulah sebabnya, penting bagi pasutri untuk membina hubungan di dalam bidang non-seks, misalnya senang kemping dan berkanu ;-), guna lebih siap menghadapi masa pramenopause. Percayalah, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian berlaku bagi pasutri di masa pramenopause sebab setelah masa itu lewat, Anda berdua akan memasuki tahun-tahun emas :-). Salam dari Toronto.