Keluarga Berencana Alamiah XXI
(Ber-KBA Untuk Mencapai Kehamilan)

Seperti pernah kami ceritakan mulai di suatu saat pada waktu kami sering mengajar KBA di darat, bermunculan pasutri yang ingin mempelajari KBA untuk mencapai kehamilan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Banyak penyebab dari pasutri yang tidak atau belum mempunyai anak. Dengan bantuan KBA, sedikitnya mereka dapat mengetahui apakah ovulasi terjadi dan bila ya, bagaimana siklus si isteri. Misalnya, apakah jumlah hari bersuhu tinggi sesudah ovulasi cukup banyak sehingga nidasi dapat terjadi.

Kemandulan atau mungkin lebih tepat disebut kekurang-suburan (sebab kita belum mengetahui siapa yang mandul dan apakah betul mandul) merupakan suatu masalah yang berat yang dapat menimpa pasutri muda. Siapa yang ingin jadi mandul? Sering-sering terjadi tekanan luar terhadap si wanita yang selama setahun dua tahun sejak menikah, belum hamil juga, padahal mereka ingin mempunyai anak misalnya. Kita sering mendengar cerita, pasutri yang tidak mempunyai anak dan lalu memungut anak, eh tahu-tahu, tidak berapa lama, sang isteri hamil! Suatu bukti bahwa pengaruh psikologis atau emosionil dapat mengakibatkan ovulasi tidak atau sukar terjadi.

Sering sekali masyarakat, terutama yang paternalistik seperti di tanah air, menyalahkan pihak perempuan bila tidak terjadi kehamilan. Padahal statistik umum memberikan data bahwa 30% disebabkan oleh si pria tok, 30% lainnya memang karena si wanita dan 30% sisanya karena mereka berdua. Para guru KBA di Amerika Utara yang mengamati pasutri kurang-subur mengambil kesimpulan bahwa hal ini dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan sbb.
1.Banyak yang menunda pernikahan mereka sampai mereka berusia di atas 30 tahun, atau si isteri tidak ingin hamil sampai ia mencapai karir tertentu di bidang profesinya. Diketahui bahwa wanita paling subur pada saat berumur 25 tahun dan mulai 35 tahun menurun tingkat kesuburannya. Usia pria juga memegang peranan bagi tingkat kesuburan pasangan meski pria selalu subur.
2.Praduga bahwa pemakaian pil kontraseptif sejak si wanita berusia muda mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat berovulasi lagi.
3.Penyakit kelamin juga menyebabkan kemungkinan terjadinya kemandulan.
4.Pemakaian IUD dan aborsi yang berakibatkan infeksi (pelvic inflamatory disease) dapat mengakibatkan kemandulan.
5.Kontaminasi lingkungan (kimiawi) terkadang menjadi penyebab ketidak-suburan.

Pembuahan ditentukan oleh beberapa faktor. Pertama adalah jumlah sperma si pria yang normalnya berkisar antara 300 sampai 800 juta sel. Bila jumlahnya terlalu rendah atau bentuk selnya abnormal, sang pria menjadi tak-subur. Disamping itu, usia sperma memegang peranan. Seperti Anda sudah ketahui, sperma dapat hidup selama 3 s/d 5 hari. Tergantung keadaan siklus si wanita, yakni apakah ia sedang subur atau tak-subur, Anda pun tahu bahwa sperma tidak dapat hidup selama itu di mulut rahim yang kering. Fakta bahwa telur, ovum, hanya berusia sekitar 24 jam dan hanya ada satu (maksimum dua) per siklus, membuat pertemuan mereka menjadi kritis waktunya untuk terjadinya pembuahan. Setelah itu, telur yang sudah dibuahi harus mampu untuk menempel di dinding rahim atau endometrium. Taruh kata semua itu sudah terjadi, masih mungkin bahwa sang pasutri tidak dapat hamil, yakni bila hormon progesteron yang diproduksi si wanita tidak cukup untuk membuat endometrium menjadi "sarang yang nyaman". Sekian dulu, sampai tayangan mendatang, salam dari Toronto.

Home Next Previous