Seperti kami janjikan, maka kali ini kami akan menerangkan cara pengukuran suhu basal dan beberapa hal lainnya yang menyangkut suhu tubuh. Anda sungguh beruntung hidup di dalam jaman digital. Waktu kami mulai ber-KBA, thermometer digital masih belum reliable dan kami memakai thermometer air raksa. Selain kecilnya angka-angka yang harus dibaca, juga setiap pagi Jusni yang mendapat tugas :-) bagian thermometer, harus mengguncang-guncang sang thermometer agar air raksanya masuk lagi. Tidak jarang thermometer dari beling ini terlepas dari tangan dan jatuh ke lantai dan minta dibelikan yang baru :-). Alhasil kami selalu harus mempunyai 2 thermometer, satunya untuk cadangan. Nah, di tengah-tengah ber-KBA, datanglah thermometer digital yang dapat dipakai mengukur suhu basal maupun sebagai thermometer biasa (buat mengukur demam).
Jadi bermodallah dengan digital thermometer ini bila Anda belum memilikinya. Nyonya dapat memilih, apakah mau mengukur lewat mulut, vagina, atau anus. Pengamatan lewat vagina lebih akurat atau reliable, terutama bila thermometer air raksa yang dipakai. Lewat mulut oke oke saja asal thermometer ditaruh di bawah lidah. Pembersihannya cukup dioles atau dilap dengan kapas beralkohol. Kalau dimasukkan ke vagina, vagina adalah perabotan 'self cleaning' :-) alias tak perlu diapa-apakan (vaginanya). Oya, sekali Anda memilih salah satunya, teruskan pakai cara itu sampai menjadi nini-nini atau masuk ke masa menopause :-). Jadi jangan ganti-ganti lewat mulut-vagina-anus bolak balik gitu :-).
Nah, pengukuran ini harus dilaksanakan pada waktu yang sama setiap pagi yakni begitu nyonya sudah bangun dan sebelum melakukan kegiatan apa-apa termasuk cuci muka atau sikat gigi. Satu lagi rahmat Anda bila memakai digital, ia akan berbunyi 'beep' bila sampling suhu tubuh sudah selesai. (Catatan: ada kemungkinan digital thermometer yang Anda beli tidak ber-beep, perhatikan.) Dengan thermo air raksa, kami dahulu harus menunggu 5 menit (lewat vagina, 7 menit lewat mulut). Beberapa hal dapat mengakibatkan hasil pengukuran yang ngaco. Antaranya: bergadang, mabuk-mabukan (baca: minum alkohol), dibangunkan bedug sahur atau kurang tidur, sedang bepergian, habis dibedah, terlalu lelah, stress berat (bukan karena kesal lantaran dimarahi mertua :-)), sedang memakan obat-obatan tertentu. Beberapa perempuan "tahan banting", artinya hal-hal di atas tidak mempengaruhi hasil pengukuran suhu basal tubuh mereka. Anda akan mempunyai pengalaman tersendiri deh ber-KBA ini :-).
Akhir kata, untuk beberapa siklus pertama, ukurlah suhu basal tubuh nyonya setiap hari sepanjang siklus dengan kekecualian pada saat haid. Bila haid sudah dimulai atau terjadi flow, hentikan pengukuran dan mulai lagi di hari kelima! Kekecualiannya, mulai lebih awal bila Anda termasuk wanita yang siklusnya pendek, short cycle. Bila siklus haid Anda sekitar 20-an, artinya di sekitar hari keenam Anda sudah berovulasi, maka siklus Anda pendek. Jadi Anda harus mulai mengukur lebih awal supaya cukup jumlah pengamatan hasil pengukuran thermometer. Bila nanti Anda sudah jago :-), Anda dapat menghentikan pengukuran, segera sesudah terjadi 3 hari suhu tinggi berturut- turut. Apa itu? Sabar, kalau sudah waktunya, akan kami jelaskan. Sampai nanti, salam dari Toronto.