Kempingan Toronto ke Vancouver # 2

Hari Sabtu, 12 Agustus, kegiatan kami dimulai dengan ... badminton di pantai tak berangin. Kemungkinan baru pertama kali inilah kerikil, pasir dan pohon cemara di sepanjang pantai tersebut melihat bagaimana seharusnya orang bermain badminton :-). Ceile ye, tetapi memang melihat anak Kanada bermain, kita bisa kasian banget ngeliatnya. Cara mereka menepok bola, seperti emak-emak kita mau ngegebuk kasur setelah dijemur di jaman dahoeloe kala. Yakni ketika kasur kita masih banyak tumbilanya, anak Betawi bilangnya bangsat, sehingga sering mesti dijemur. Menu makanan pagi kami yang resmi sebetulnya Mie Sedap saingan Indomie, tetapi jatah bacang kemarin masih tersisa sering satu alias itulah yang akhirnya kami santap.

Di pagi yang indah dan santai ini, kami mulai pergi hiking ke Agawa Rock, suatu daerah di pantai tak jauh dari kemgron, yang terkenal karena ada pictographnya. Yakni gambar-gambar orang Indian di lamping dinding batu karang, konon dibuat di sekitar tahun 600, 'year six hundred' kata si noni bule yang jadi guide disitu. Pemandangannya mencekam keindahannya sehingga Janti direktris Somali Travel langsung mrekomendasikan untuk di musim rontok tahun depan Jeha Outfitter membuat trip kesini lagi. Siapa anak Kanada yang tidak pernah mendengar tentang keindahan pemandangan Agawa Canyon di musim rontok? Sedemikian sehingga Anda harus booking dari jauh-jauh hari bila ingin naik kereta api khusus dari Sault St.Marie yang trayeknya kesitu. Pemandangan daun pohon maple dan tamarack yang warna-warni sebelum menjadi rontok memang tiada duanya.

Ke daerah pedalaman Agawa, itulah hiking kedua yang kami lakukan seusai makan siang berupa buras bikinan Janti. Anak Betawi bilangnya begitu, wong Jawi nyebutnya arem-arem. Yang lain dari yang lain adalah isi buras tersebut oncom. Jangan tanya saya bagaimana ia bisa membuat atau mendapat oncom tersebut. Pokoknya di dalam trip Jeha Outfitter dan Somali Travel, makanan Indonesia tradisionil akan sering ditampilkan, tunggu saja tanggal mainnya sebab konon Soto Betawi juga akan muncul :-). Silahkan Anda menghubungi semua outfitter di Kanada ini dan tanya apakah ada menu Soto Betawi di dalam 'meal plan' mereka. Kemungkinan Anda bisa dicurigai baru saja keluar dari mental hospital atau psychiatric institute :-).

Hiking sepanjang sekitar 3 km selama 3 jam di pinggiran sungai terkenal disitu, Sand River, lumayan banget buat olahraga. Untungnya kami tidak portaging sebab dahulu, trail yang kami lalui adalah salah satu portage trail suku Indian Agawa yang bermukim di sekitar Sand River, dari mulai Sand Lake di hulu sungai sampai ke Agawa Bay di muaranya. Kebayang kuatnya wong Indian ngeportage kanu mereka yang guede-guede sambil sahaya mulai makan. Buras yang masih sisa, kami santap lagi seraya duduk-duduk di pinggir air terjun yang banyak sekali jumlahnya. Kami bertemu beberapa anak Kanada yang mancing 'for fun', ikan jenis lake trout yang masih kecil yang setiap mereka berhasil tangkap, mereka lepasin lagi.

Minggu 13 Agustus pagi dimulai dengan kuliah dari universitas kehidupan dimana kami adalah mahasiswa/inya. Perencanaan perbekalan sandang-pangan kami cukup cermat dan rinci. Eh kami lupa bahwa mobil juga perlu diberi "makan" alias pengisian bensin kami teledorkan kapan dan dimananya. Ketika mobil tiba di Sault St. Marie, saya perhatikan bensin masih ada sekitar 3/8 tangki. Meski sadar bahwa ukuran jarum volume itu tidak linier, tak saya sangka setelah bolak balik dan kembali di sore harinya, bensin tinggal sekitar 3/16, pokoknya engga akan cukup untuk dari kemgron sampai ke Wawa, kota besar berikutnya. Setelah Benny bertanya kepada park ranger yang lewat dan mendapatkan info bahwa di selatan ada pom bensin berjarak sekitar 20 menit, kesanalah kami pergi di awal pagi. Untuk kecele karena kami datang kepagian, jam 8:15 padahal pom bensin baru buka jam 9. Rugilah waktu hampir sejam menunggu pompa bensin buka dan beberapa liter ongkosnya. Uang kuliah yang masih murah karena sekarang kami selalu akan mencatat cukup sampai ke kota besar mana pengisian bensin kami untuk tidak pernah akan kehabisan lagi. Kalau saja barang bawaan kami tidak sejibunan sehingga bila pintu bagasi belakang van mau dibuka, beberapa tas mesti dipegangin, mungkin saya menyesal sudah tidak membawa jerrycan kecil. Eniwe, kalau saja banyak waktu, sebetulnya bolak-balik 10 kali sehari juga oke di sepanjang Lake Superior Park tersebut yang aduhai pemandangannya. Sampai berjumpa di kisah berikutnya. ... (bersambung) ...

Home Next Previous