McCrae Lake Canoeing Trip

Satu kalimat yang saya tulis di dalam salah satu surat seterom saya memicu saya untuk sedikit mensyer bagian dari canoeing trip week-end kemarin yang saya lakukan bersama sekelompok wong sinting di kota Toronto ini. Sesuatu perjalanan yang hampir bermusibah. Kata saya kira-kira: "Di dalam setiap interior camping canoeing trip, selalu ada beberapa pelajaran yang dapat kita timba darinya." Hampir saja "ongkos kuliah" itu mahal sekhalei. Ya, angin yang kencang ketika kami sudah berada di danau McCrae Lake berisiko menenggelamkan kanu kami alias kemasukan air, kalau tidak jago dan kuat di dalam mengayuh dayung maupun mengemudikannya.

Ketika mobil saya dengan kanu di atas atapnya mulai melaju di jalan raya di hari Jum'at kemarin, saya sudah tahu anginnya lumayan kencang, sejak dari Toronto. Ketika saya mulai mendayung di sungai yang kecil, McDonald River dan lalu melakukan portaging alias menggotong sang kanu agar dapat kami turunkan di McCrae Lake, semakin terasa kencangnya angin. Ombak masih sekitar 1 feet ketika kami mulai mendayung di ujung tenggara McCrae Lake, di bagian yang sempitnya. Namun angin berhembus semakin kencang sehingga menerbangkan topi prenku, Bang Roli. Kanu saya yang paling belakang sehingga kukatakan kepada doi, "Biar ogut yang ambil Bang, ente terus azha." Kubalikkan kanuku sebab topi itu dibawa ombak dan angin ke arah belakang kami. Karena hampir semenit dibutuhkan upaya untuk menyelamatkan topi, topi wasiat Bang Roli, penyelamat nyawa kami semua (akhirnya) tidak tertolong karena sudah tenggelam menuju dasar danau. Namun, kanuku sudah terbalik posisinya menuju ke arah selatan dan angin utara berhembus kencang. Temin pendayungku di bagian depan Mpok Sy yang lemah gemulai, tidak bisa membantuku untuk bersama-sama menyetir. Dibutuhkan usaha cukup lumayan sehingga kanu kami menuju utara kembali dan mulai mendayung ke arah tujuan. Walah, no way jose alias angin terlalu kencang dan daku menyerah, kupinggirkan ke arah tepian suatu semenanjung. Terima kasih atas perlengkapan bernama FRS (jaman dulu namanya walkie-talkie) kuhalo-halo Bang Roli yang sudah tidak kelihatan, jauh di depan karena ada belokan ke arah barat beberapa puluh meter di utara.

"Bang Roli, ente lihat si Cecile kaga, apa ude menuju pulau tujuan kite?," kataku ke doi. "Ya, saya lihat," katanya. "Panggil balik Bang, ombaknya terlalu tinggi, risiko sekhalei," kataku lagi. Bang Roli rupanya sudah/sedang berjuang juga melawan ombak yang pastilah 2-3 feet di bagian danau yang lebih terbuka tersebut sebab di tempat saya saja yang cuma 100-an meter jarak kedua tepinya, ombak sudah 1-2 feet. "Roger Bang," katanya menyelesaikan komunikasi kami dan benarlah belakangan Cecilia mengatakan bahwa ombaknya sudah tinggi banget. Padahal jam canoeing kami berdua sudah lumayanan, en toh ia cukup cemas hingga sudah mulai berdoa. Hanya karena kesintingannya, ia yang ada di kanu terdepan tidak memutuskan balik saja. Untung sekali ada topi Bang Roli yang menjadi tumbal trip kami, sehingga menyadarkan saya lebih awal. Danau McCrae ini sebetulnya tidak terlalu luas sehingga taruh kata kami tenggelam, masih ada kemungkinan untuk berenang ke tepian. Masalahnya, suhu air masih dingin sekali, taksiran saya sekitar 5C-10C sebab tangan terasa sakit kalau kelamaan dicelupin. Berenang berkelamaan di suhu air sedemikian bisa berakibat fatal tentunya, hypothermia namanya.

Pulau tujuan di tengah McCrae Lake berada di barat dan angin yang kencang datangnya dari utara. Jadi untuk mencapainya canoe harus melakukan zigzag alias dibutuhkan keahlian mendayung maupun tenaga kita mesti kuat karena ya angin tersebut. Canoe yang dipakai Cecilia sudah kemasukan air ketika posisinya sejajar dengan ombak, berarti ombaknya memang tinggi. Jadi para peserta trip mengucapkan banyak terima kasih kepada topi Bang Roli dan tentulah kepada Anda semua yang sudah menyertai perjalanan kami dengan doa restu Anda. Salah satu pelajaran utama dan memang selalu sih kalau Anda seorang pencinta alam, hormatilah dan hargailah alam raya maupun ciptaan-Nya. Sesaat ia kelihatan indah dan damai, seketika ia bisa bergejolak. Timing trip kami pun tepat sebab di hari Minggu kemarin, "balatentara lalat hitam" alias black-flies, serangga yang paling ditakuti oleh anak-anak Kanada, mulai memangsa daging kami sebab si lalat mencokot sebagian daging manusia sehingga pastilah terkoyak dan berdarah. Bulan Mei memang bukan bulan 'outdoor trip', lebih cocok untuk dipakai kawin alias ada alasan untuk tinggal di dalam kamar di rumah saja :-). Selamat merayakan HUT Pernikahan kepada siapa saja yang sama bulan kawinannya dengan Bang Jeha Anda, ya di hari ini 29 tahun lalu. Sampai berjumpa di dongengan canoeing trip berikutnya. Salam dari Toronto.

May 9, 2004
Home