Saya sudah berpesan kepada isteriku Cecilia, kalau sampai suatu ketika saya menghadapi regu penembak mati, ditanyakan apa masakan terakhir yang ingin disantap suaminya sebelum berpisah dengan dunia yang indah ini, jawabannya adalah pizza dan minumannya sarsaparila, di Kanada 'root beer'. Kalau masih ditanyakan apa 'appetizer' dan 'dessert'-nya, mungkin salada Yunani, greek salad dan boterletter deh, kue Belanda dari kacang dan essence amandelnya :-). Sebaliknya, saya pun tahu makanan apa yang ingin disantap bojoku untuk terakhir kalinya sebelum berpisah dengan kita semua, gudeg dan coca-cola. Ya, contoh ekstrim tersebut mau mengemukakan adalah baik bila kita tahu apa saja yang disukai oleh pasangan kita, termasuk tentunya hal-hal yang tidak disenanginya. Semakin lama kita hidup berpasangan, semestinya semakin kita saling mengenal kesukaan kegedhegan bojo kita. Tidaklah mustahil jadinya kalau kita sudah menikah puluhan tahun, kita akan mempunyai kesukaan yang sama karena saling menyesuaikan diri. Taruh kata kita tetap tidak suka, kita akan sangat mentoleransikannya. Misal, kalau kami berdua makan di restoran Yunani, appetizer salada yang kami pesan, kami nikmati berdua sebab isteriku pun suka. Kalau saya membeli kue Belanda di atas menjelang Natal, karena hanya dibuat oleh wong Londo di Toronto sekitar bulan Desember, ia tidak keberatan saya menggasak seloyang dua-loyang sendirian. "Bau bangsat," katanya kalau saya menyuruhnya mencicipinya, en toh ia membuat sendiri kue itu ketika kami masih pacaran sehingga saya jadi tergila-gila akan kuenya, eh akan dia.
Wong bule teman dan tetanggaku senang banget membuat cem-macem surprise untuk pasangannya. Ultah maupun ultah pernikahan di-surprise-in, dipestain tanpa yang bersangkutan sadar, tahu-tahu ketika pulang ke rumahnya, sudah dipajang serba hebat dan ada penari strip-tease menantinya disaksikan puluhan pasang mata :-). Tentu saya setengah becanda sebab hampir semua prens saya di kota ini kaga suka maksiat demikian tetapi benar bahwa terkadang surprisenya bisa membuat jantung si bojo setop beberapa detik saking terkesimanya. Kalau Anda seperti saya sering diajak ikutan pesta surprise begitu, Anda akan maklum kalau kukatakan mereka 'go the extra mile', artinya berusaha sekeras mungkin untuk mempersiapkan agar 'surprise party'nya berjalan mulus tak terkendala. Sudah boleh dijamin bahwa si bojo yang dikejutkan secara istimewa demikian, akan merasa sangat dicintai oleh isteri suaminya, sekaligus oleh sesamanya manusia di planit bumi ini. Siapa yang berkeberatan di-surprise-in kecuali kebutuhan 'love and belonging'nya nol.
"Thank you very much for taking us here," kata seorang nyonya bule kepada saya ketika kami sedang beristirahat kemarin dulu di pantai OSA Lake, suatu danau di cagar alam Killarney yang memang indah sekali. "We don't know about this beautiful place until you from a different country showed us," katanya lagi. Ia memang terkesan sekali akan anak-anak Indo yang seumur-hidupnya dalam hanya waktu dua hari, puluhan ia jumpai di cagar alam tersebut. Saya mengetengahkan bagian dari dongengan 'canoeing trip' di akhir pekan kemarin yang sudah selesai saya tulis di serial ini karena pada hemat saya, kegiatan bagus seperti camping dan canoeing, bila dilakukan bersama-sama sebagai pasangan, dapat memperkokoh pernikahan. Apalagi kalau kita membawa koki alias si bojo, bisa cewek bisa cowok jago masak, sehingga selain pemandangan alam yang indah, kita bisa bekerja-sama menyuguhkan masakan a la Indonesia sebagai sumber promosi positif kampung halaman kita yang selama ini kebanyakan kabar jeleknya azha yang bisa dibaca di koran. Sedemikian terkesannya pasutri teman kami yang ikutan tersebut sehingga mereka bertekad untuk membeli kanu sendiri meskipun bagi mereka, tiada masalah biaya untuk hanya menyewa saja. Sang isteri curhat kepada saya bahwa sudah lama sekali ia bisa melakukan kegiatan bersama-sama seperti demikian, menyegarkan jiwa-raga maupun fisik mereka sebab harus ikutan mendayung ke tempat tujuan.
Di tayangan terdahulu, saya sudah menyinggung adalah baik kalau isteri maupun suami mempunyai sesuatu yang dapat dibanggakan dari pasangannya. Adalah lebih lagi okenya kalau kita pasutri bisa kompak sehingga mempunyai satu dua modal yang bisa kita jadikan kebanggaan karena hasil kerja sama berdua. Suatu usaha yang dijalankan bersama merupakan salah satunya, suatu hobi yang membutuhkan pasangan seperti badminton atau tennis double, salah duanya. Itu juga salah satu sebabnya betapa semakin menjamurnya usaha patungan suami-isteri bernama 'Bed and Breakfast' yakni menyewakan tempat penginapan secara amatir dengan tidak mengesampingkan servis dan mutu. Jelas banyak sekali kebutuhan sang pasutri pengusaha 'B and B' yang terpenuhi sehingga pernikahan mereka semakin langgeng, usaha mereka semakin mantap. Akan halnya Bang Jeha Anda dan empoknya 'B and B' kami masih di dalam tahap kampungan banget :-). Bed-nya bawa sendiri di canoeing trip kami meskipun breakfast-nya sering disiapkan nyonyaku yang rajin banget kalau lagi kemping. Sampai seri berikutnya, bai bai lam lekom.