Pengalaman Imigran Toronto VIII

(Lalulintas di sebelah kanan)
Setelah sekitar sebulan lamanya tayangan serial ini terhenti karena saya berliburan Natal dan Tahun Baru maka "dongengan seribu satu malam" dari Toronto ini ingin saya lanjutkan. Anda yang membaca Kisah Kunjungan saya ke Betawi yang baru saja selesai saya tayangkan mungkin masih ingat saya menyinggung soal sisi mengemudi ini. Tidak lama setelah saya tiba sebagai imigran di kota ini, saya membeli sebuah mobil kecil dua pintu, Nissan Datsun Sunny dengan mesin sekitar 1200 cc. Alasan saya membeli Datsun adalah karena itulah mobil saya terakhir di tanah air dan saya mampu bila perlu untuk melakukan sedikit perawatan seperti 'tune-up' mesinnya. Namun pertama kali saya membuka kap mesin mobil itu dan memperhatikannya dengan seksama, saya menggeleng-gelengkan kepala karena ternyata sistimnya berlainan. Karburatornya sudah otomatis dan tidak saya lihat lagi setelan angin dan bensinnya. Juga di bagian mesinnya tidak ada tanda atau ukuran untuk melakukan penyesuaian perputaran mesin dan saat pembakaran. Untungnya mobil itu masih memakai oli dan ada filternya sehingga sedikitnya saya dapat mengganti oli dan filter sendiri :-). Saya sengaja memilih mobil 2 pintu karena anak-anak masih kecil dan waktu itu pintu belakang mobil masih belum mempunyai atau dilengkapi dengan alat keamanan untuk anak-anak, yakni tidak dapat dibuka dari dalam oleh mereka. Memang lebih merepotkan untuk keluar masuk tetapi kembali kami lebih tenang berkendaraan bersama mereka.

Nah, berbekal SIM internasional, saya jadinya mulai mengemudi tidak lama setelah tiba di Toronto atau masih belum terlalu terbiasa dengan sistim arus lalulintas di sebelah kanan di negeri ini. Maklum puluhan tahun terbiasa dengan sistim di kiri, maka dari waktu ke waktu saya dan Cecilia suka salah menuju pintu mobil. Kalau ingin menjadi supir kami salah buka pintu sebelah kanan dan kalau ingin disupiri salah buka pintu yang kiri yang ada setirnya. Meski letak pedal kopling rem dan gas juga ada di sisi yang berlainan, namun karena urutannya sama, kami tidak mengalami kesulitan disitu. Bahaya yang utama adalah kalau sampai refleks kita yang mengambil keputusan di dalam mengemudi. Kita harus berusaha agar di dalam mengemudi selalu waspada, 'alert' dan tidak terlalu santai. Antisipasi pengemudi lain perlu dilakukan, demikian juga kesadaran sekeliling. Selama bulan-bulan pertama masa penyesuaian atau magang ini, beberapa kali saya keliru mengambil atau masuk ke jalur kiri padahal mestinya ambil kanan, karena saya melamun dan membiarkan refleks saya yang membantu mengambil keputusan. Untunglah saya tidak pernah mengalami kecelakaan atau tubrukan a.l. karena waktu itu lalulintas tidak sepadat sekarang dan juga pengemudi lain umumnya bersifat 'defensive' atau hati-hati di dalam mengemudi di kota ini. Satu hal tak dapat saya lupakan di dalam mengemudi di tahun-tahun pertama adalah bila melihat polantas. Ya, saya mempunyai banyak sekali pengalaman traumatis menghadapi polantas tanah air (siapa yang tidak). Jadi setiap kali saya melihat mobil polisi (di Toronto polisi mempunyai tugas rangkap, mengurus lalulintas maupun tugas polisionil lainnya) hati saya sedikit meloncat, "sale ape gue kali ini ye", gitu. Baru lama kemudian hati tidak lagi deg-degan atau melambung bila melihat polisi.

(Mencuci mobil pertama kali)
Apakah ada di antara Anda yang hampir mau menangis atau sedih pada saat mencuci mobil? Bukan, bukan karena habis berkelahi dengan isteri atau mertua atau anak :-). Itu saya alami pada saat saya pertama kali mencuci mobil saya. Mengapa? Soalnya air ledeng di kota ini langsung dapat diminum karena proses penjernihannya cukup baik dan yang terpenting tidak ada kontaminasi dari pipa ledeng yang bocor. Pertama kali saya mencuci mobil, dengan air ledeng yang kuat atau keras sekali keluarnya, saya mengatakan ke diri sendiri, "Aduh dose elu jusni, aer minum dibuang-buang kaye gini, dipake nyuci mobil, padahal temen-temen elu di Betawi boro-boro bise nyuci mobil, minum aer bersi aje engga mampu." Ya, Anda yang pernah lama tinggal di Jakarta tentu maklum betapa sulitnya air bersih, terlebih di daerah-daerah tertentu. Sampai hari ini, di muka rumah mertua saya di Mangga Besar, ada tukang jual air. Waktu anak-anak masih kecil dan pertama kali kembali mengunjungi tanah air, mereka terheran-heran melihat tukang air di muka rumah emaknya itu. "You mean people have to buy water?" Ya, itulah anak Canada yang norak, dikiranya air gratis :-). Masih banyak usikan suara hati saya pertama kali tinggal di Toronto ini karena memang berlatar belakang "anak Betawi yang norak". Namun mencuci mobil pertama kali itu tidak akan dapat saya lupakan. Sekarang inipun bila saya masuk ke pedalaman ke cagar alam propinsi Ontario, melihat danau-danau berair jernih dan bersih, saya masih menghela napas bila mengingat bilyunan manusia di dunia tidak akan pernah melihat apa yang saya lihat.

(Mendapat surat istimewa)
Pesta Natal dan Tahun Baru baru saja berlalu. Bila Anda sudah lama tinggal di Amerika Utara ini dan mempunyai cukup banyak sahabat dan kerabat, Anda akan mendapat surat istimewa di akhir atau awal tahun. Bukan kebiasaan orang Timur dan hampir tidak pernah saya mendapatnya dari orang asal Indonesia. Apa isi surat itu? Segala macam yang hebat-hebat dan wah-wah yang telah terjadi di dalam tahun yang silam bagi si penulis dan keluarganya. Sang isteri atau sang suami dipromosikan menjadi Professor atau menjadi President Director. Yang bersangkutan baru saja mendapat Bintang Mahaputera Kelas 0 dari Ngastinapura karena selama setahun menayangkan 100 dongengan seribu satu malam :-). Sang anak, nah ini pasti ada, sang anak 'straight A student' di sekolahnya. Anak lainnya berhasil mendapat beasiswa dari Stanford, si sulung baru saja mendapat penghargaan sebagai dosen tamu yang paling kece di TAMU :-). Prestasi sekolah tentu belum apa-apa. Diteruskan dengan juara-juara di bidang olahraga seperti si bungsu yang macho baru saja memenangkan kejuaraan gebuk-gebukan (baca karate) antar kota, propinsi, negeri. Si puteri semata wayang sudah sampai ke tingkat 10 kursus pianonya dan di pagelaran ballet sempat terpilih sebagai primadonna Swan Lake. Biasanya satu paragraf tidak cukup untuk menceritakan sang anak, meskipun anaknya cuma satu dua :-). Surat masih belum lengkap kalau tidak disertai dengan kisah kunjungan atau trip yang dibuat selama tahun berselang. Kunjungan ke Betawi, ooops ke Disney World Florida pasti ada di dalam daftar. Lalu muhibah pariwisata ke Alberta mengunjungi kompleks pertokoan terbesar di dunia (kata orang Canada :-)), The Edmonton Mall juga mesti masuk. Kalau penulis sudah uzur umurnya, terkadang ada kunjungan jiarah di surat itu :-). Yang paling hebat tentu ke Tanah Suci Israel atau menengok Romo Kus di Roma, ooops Bapa Suci di St. Peter. Pokoknya seru dan menarik sekali deh mendapat dan membaca surat istimewa seperti itu. Di akhir surat hampir dapat dipastikan, jasa Tuhan tak akan dilupakan yang telah memberikan berkah-Nya sepanjang tahun. Memang Tuhan Maha Kasih kalau yang terjadi adalah seperti apa yang tertera di surat istimewa. Belum pernah saya mendapat surat yang menceritakan suami atau isteri di-PHK-kan atau kena kanker, anak bercerai atau lari dari rumah atau diusir dari sekolah, rumah kemalingan atau digarong, mobil dicuri orang atau hancur kena tabrakan, mertua mesti keluar masuk rumah sakit, uang di rekening koran di bank amblas alias mesti berhutang ke kanan kiri, sempat mendapat surat caci maki atau disikat umat yang tidak bahagia, dsb dst. Boleh dipastikan juga di surat seperti itu, Tuhan dilupakan atau dimarahi atau dimaki-maki. Nasib ... Tuhan :-). Memang yang namanya mujizat dan kasih-Mu adalah kalau yang terjadi berkenan di hatiku. Nah, sekian saja dongengan saya di dalam kisah serial Pengalaman Imigran Toronto ini. Sampai berjumpa di tayangan yang lain, salam dari Toronto.

Home Previous