(Lalulintas di sebelah kanan)
Setelah sekitar sebulan lamanya tayangan serial ini terhenti karena saya
berliburan Natal dan Tahun Baru maka "dongengan seribu satu malam" dari
Toronto ini ingin saya lanjutkan. Anda yang membaca Kisah Kunjungan saya
ke Betawi yang baru saja selesai saya tayangkan mungkin masih ingat saya
menyinggung soal sisi mengemudi ini. Tidak lama setelah saya tiba sebagai
imigran di kota ini, saya membeli sebuah mobil kecil dua pintu, Nissan Datsun
Sunny dengan mesin sekitar 1200 cc. Alasan saya membeli Datsun adalah karena
itulah mobil saya terakhir di tanah air dan saya mampu bila perlu untuk
melakukan sedikit perawatan seperti 'tune-up' mesinnya. Namun pertama kali
saya membuka kap mesin mobil itu dan memperhatikannya dengan seksama, saya
menggeleng-gelengkan kepala karena ternyata sistimnya berlainan. Karburatornya
sudah otomatis dan tidak saya lihat lagi setelan angin dan bensinnya. Juga di
bagian mesinnya tidak ada tanda atau ukuran untuk melakukan penyesuaian
perputaran mesin dan saat pembakaran. Untungnya mobil itu masih memakai oli
dan ada filternya sehingga sedikitnya saya dapat mengganti oli dan filter
sendiri :-). Saya sengaja memilih mobil 2 pintu karena anak-anak masih kecil
dan waktu itu pintu belakang mobil masih belum mempunyai atau dilengkapi
dengan alat keamanan untuk anak-anak, yakni tidak dapat dibuka dari dalam
oleh mereka. Memang lebih merepotkan untuk keluar masuk tetapi kembali kami
lebih tenang berkendaraan bersama mereka.
Nah, berbekal SIM internasional, saya jadinya mulai mengemudi tidak lama setelah tiba di Toronto atau masih belum terlalu terbiasa dengan sistim arus lalulintas di sebelah kanan di negeri ini. Maklum puluhan tahun terbiasa dengan sistim di kiri, maka dari waktu ke waktu saya dan Cecilia suka salah menuju pintu mobil. Kalau ingin menjadi supir kami salah buka pintu sebelah kanan dan kalau ingin disupiri salah buka pintu yang kiri yang ada setirnya. Meski letak pedal kopling rem dan gas juga ada di sisi yang berlainan, namun karena urutannya sama, kami tidak mengalami kesulitan disitu. Bahaya yang utama adalah kalau sampai refleks kita yang mengambil keputusan di dalam mengemudi. Kita harus berusaha agar di dalam mengemudi selalu waspada, 'alert' dan tidak terlalu santai. Antisipasi pengemudi lain perlu dilakukan, demikian juga kesadaran sekeliling. Selama bulan-bulan pertama masa penyesuaian atau magang ini, beberapa kali saya keliru mengambil atau masuk ke jalur kiri padahal mestinya ambil kanan, karena saya melamun dan membiarkan refleks saya yang membantu mengambil keputusan. Untunglah saya tidak pernah mengalami kecelakaan atau tubrukan a.l. karena waktu itu lalulintas tidak sepadat sekarang dan juga pengemudi lain umumnya bersifat 'defensive' atau hati-hati di dalam mengemudi di kota ini. Satu hal tak dapat saya lupakan di dalam mengemudi di tahun-tahun pertama adalah bila melihat polantas. Ya, saya mempunyai banyak sekali pengalaman traumatis menghadapi polantas tanah air (siapa yang tidak). Jadi setiap kali saya melihat mobil polisi (di Toronto polisi mempunyai tugas rangkap, mengurus lalulintas maupun tugas polisionil lainnya) hati saya sedikit meloncat, "sale ape gue kali ini ye", gitu. Baru lama kemudian hati tidak lagi deg-degan atau melambung bila melihat polisi.
(Mencuci mobil pertama kali)
Apakah ada di antara Anda yang hampir mau menangis atau sedih pada saat
mencuci mobil? Bukan, bukan karena habis berkelahi dengan isteri atau mertua
atau anak :-). Itu saya alami pada saat saya pertama kali mencuci mobil saya.
Mengapa? Soalnya air ledeng di kota ini langsung dapat diminum karena proses
penjernihannya cukup baik dan yang terpenting tidak ada kontaminasi dari
pipa ledeng yang bocor. Pertama kali saya mencuci mobil, dengan air ledeng
yang kuat atau keras sekali keluarnya, saya mengatakan ke diri sendiri, "Aduh
dose elu jusni, aer minum dibuang-buang kaye gini, dipake nyuci mobil, padahal
temen-temen elu di Betawi boro-boro bise nyuci mobil, minum aer bersi aje
engga mampu." Ya, Anda yang pernah lama tinggal di Jakarta tentu maklum
betapa sulitnya air bersih, terlebih di daerah-daerah tertentu. Sampai hari
ini, di muka rumah mertua saya di Mangga Besar, ada tukang jual air. Waktu
anak-anak masih kecil dan pertama kali kembali mengunjungi tanah air, mereka
terheran-heran melihat tukang air di muka rumah emaknya itu. "You mean people
have to buy water?" Ya, itulah anak Canada yang norak, dikiranya air gratis
:-). Masih banyak usikan suara hati saya pertama kali tinggal di Toronto ini
karena memang berlatar belakang "anak Betawi yang norak". Namun mencuci mobil
pertama kali itu tidak akan dapat saya lupakan. Sekarang inipun bila saya
masuk ke pedalaman ke cagar alam propinsi Ontario, melihat danau-danau berair
jernih dan bersih, saya masih menghela napas bila mengingat bilyunan manusia
di dunia tidak akan pernah melihat apa yang saya lihat.
(Mendapat surat istimewa)
Pesta Natal dan Tahun Baru baru saja berlalu. Bila Anda sudah lama tinggal di
Amerika Utara ini dan mempunyai cukup banyak sahabat dan kerabat, Anda akan
mendapat surat istimewa di akhir atau awal tahun. Bukan kebiasaan orang Timur
dan hampir tidak pernah saya mendapatnya dari orang asal Indonesia. Apa isi
surat itu? Segala macam yang hebat-hebat dan wah-wah yang telah terjadi di
dalam tahun yang silam bagi si penulis dan keluarganya. Sang isteri atau sang
suami dipromosikan menjadi Professor atau menjadi President Director. Yang
bersangkutan baru saja mendapat Bintang Mahaputera Kelas 0 dari Ngastinapura
karena selama setahun menayangkan 100 dongengan seribu satu malam :-). Sang
anak, nah ini pasti ada, sang anak 'straight A student' di sekolahnya. Anak
lainnya berhasil mendapat beasiswa dari Stanford, si sulung baru saja mendapat
penghargaan sebagai dosen tamu yang paling kece di TAMU :-). Prestasi sekolah
tentu belum apa-apa. Diteruskan dengan juara-juara di bidang olahraga seperti
si bungsu yang macho baru saja memenangkan kejuaraan gebuk-gebukan (baca
karate) antar kota, propinsi, negeri. Si puteri semata wayang sudah sampai ke
tingkat 10 kursus pianonya dan di pagelaran ballet sempat terpilih sebagai
primadonna Swan Lake. Biasanya satu paragraf tidak cukup untuk menceritakan
sang anak, meskipun anaknya cuma satu dua :-). Surat masih belum lengkap
kalau tidak disertai dengan kisah kunjungan atau trip yang dibuat selama tahun
berselang. Kunjungan ke Betawi, ooops ke Disney World Florida pasti ada di
dalam daftar. Lalu muhibah pariwisata ke Alberta mengunjungi kompleks
pertokoan terbesar di dunia (kata orang Canada :-)), The Edmonton Mall juga
mesti masuk. Kalau penulis sudah uzur umurnya, terkadang ada kunjungan jiarah
di surat itu :-). Yang paling hebat tentu ke Tanah Suci Israel atau menengok
Romo Kus di Roma, ooops Bapa Suci di St. Peter. Pokoknya seru dan menarik
sekali deh mendapat dan membaca surat istimewa seperti itu. Di akhir surat
hampir dapat dipastikan, jasa Tuhan tak akan dilupakan yang telah memberikan
berkah-Nya sepanjang tahun. Memang Tuhan Maha Kasih kalau yang terjadi adalah
seperti apa yang tertera di surat istimewa. Belum pernah saya mendapat surat
yang menceritakan suami atau isteri di-PHK-kan atau kena kanker, anak bercerai
atau lari dari rumah atau diusir dari sekolah, rumah kemalingan atau digarong,
mobil dicuri orang atau hancur kena tabrakan, mertua mesti keluar masuk rumah
sakit, uang di rekening koran di bank amblas alias mesti berhutang ke kanan
kiri, sempat mendapat surat caci maki atau disikat umat yang tidak bahagia,
dsb dst. Boleh dipastikan juga di surat seperti itu, Tuhan dilupakan atau
dimarahi atau dimaki-maki. Nasib ... Tuhan :-). Memang yang namanya mujizat
dan kasih-Mu adalah kalau yang terjadi berkenan di hatiku. Nah, sekian saja
dongengan saya di dalam kisah serial Pengalaman Imigran Toronto ini. Sampai
berjumpa di tayangan yang lain, salam dari Toronto.