"Mas, ogut telat masuknya ke milis ini sehingga belum tahu apa itu lima kebutuhan dasar manusia menurut Oom Glasser?", tanya anak baru. Oke, kuulangi secara singkat dulu dan nanti di tayangan mendatang akan kubahas lebih rinci. Lima kebutuhan itu adalah survival, love and belonging, power, freedom, fun. Kembali kepada CT atau Choice Theory, ia didasarkan bahwa kita dimotivasikan oleh "gambaran" atau persepsi yang kita pilih. Persepsi-persepsi ini, yang paling menyenangkan atau membahagiakan, kita simpan di dalam memory kita yang oleh Glasser disebut 'Quality World'. Inilah intinya diri kita. Jika engkau tidak ada di dalam "duniaku" itu atau engkau tidak aku masukkan ke dalamnya, engkau tidak berarti bagiku dan aku juga tidak akan suka kepadamu, malah aku dapat membencimu.
Apa yang dapat kita peroleh dari dunia adalah informasi. Segala perilaku dan sikapku di dalam memenuhi kebutuhanku, sudah aku pilih. Oleh karena itu, hanya perilaku diriku yang dapat aku ubah. Jika aku meminta seorang melakukan sesuatu, adalah pilihannya untuk mengikuti atau tidak. Semua perilaku terdiri dari 4 komponen tak terpisahkan. Dua di antaranya, berpikir dan bertindak, merupakan pilihan. Kedua lainnya, perasaan dan fisiologis, tidak merupakan pilihan. Mereka merupakan akibat dari tindakan dan pikiranku.
Nah, untuk memudahkan Anda memahami apa yang sudah saya tulis, terutama mengenai kebutuhan manusia di dalam hubungannya dengan RT, baik saya ciptakan suatu keadaan bohong-bohongan dengan mengambil tokoh Tom Didi, pren ogut anak bae di Betawi. Si Tom Didi suatu ketika mengadu kepada saya, bahwa isterinya si Mina, kalau sudah berbelanja di Mangga Dua, tidak kira-kira. Bukan itu saja, pergi berbelanja tidak hanya dilakukan sebulan sekali, seminggu bisa beberapa kali. Lalu saya bertanya kepada Tom Didi anak Betawi, "Maumu gimana toh Tom?" "Ya, ogut maunya doi jangan kelewat sering kelayapan gitu, sekali-sekali belanje sih bole Bang, tapi inget kalu lagi ngebeli engga kesurupan." Kemauan si Tom Didi ini adalah 'wants'-nya, keinginan, belum tentu merupakan kebutuhan dan perlu kita tanyakan lebih lanjut. Tetapi dengan berkesempatan mengeluarkan apa yang ada di dalam dadanya, si Tom dapat lebih lega. Mungkin ia sebentar lupa akan persoalannya dan jadi memikirkan "masa depannya".
"Hmmm, kalau isterimu bisa seperti itu, lalu apa yang akan kau peroleh atau akan menjadi seperti apa engkau Tom?", tanyaku lagi. "Oooh tentu ogut bisa lebi bahagie, toto tentrem gemah ripah loh jinawi," kata si Tom menjawab pertanyaanku dengan sedikit gaya pejabat :-). "Tom, bahasamu terlalu tinggi, kalau si Mina mulai dapat hidup berhemat, apa yang akan terjadi pada dirimu?" "Kalu doi engga boros lagi Bang, ogut engga terus idup kwatiran bakal tongpes (kantong kempes, istilah Betawi). Juga PD ogut engga seambles kaya sekarang Bang, lantaran doi emang gajinye gedean dibandingin ogut," begitu ujar Tom. Nah prens sadayana, sementara ini cukup dulu yach, dengan dua kali bertanya itu, kira-kira kita sudah mengetahui bahwa kebutuhan Tom di dalam survival dan power sedang tidak terpenuhi.
Jelas bukan, dari contoh di atas, bagaimana konflik sudah terjadi? Kebutuhan sang isteri di dalam freedom dan fun bertentangan akibatnya dengan kebutuhan Tom Didi di dalam survival dan power. Tentu saja dialognya mungkin menjadi panjang bila kasusnya serba kompleks dan keinginannya banyak sekali. Tetapi intinya adalah kita berusaha untuk mengetahui apa kebutuhan kedua insan yang sedang berkasus itu, bukan keinginan mereka belaka. Kita perlu menyisihkan beras dari gabah, memfilter yang mana 'wants', yang mana 'needs'. Nah, lewat RT Glasser, kita dapat mengembangkan bagaimana cara-caranya agar supaya kebutuhan kedua sejoli itu dapat terpenuhi tanpa terjadi konflik atau dengan mengurangi pertentangan di antara mereka. Bila Anda sudah paham sekali akan RT, Anda juga dapat menolong mereka-mereka yang lainnya seperti Mang Ucup yang suka moring-moring karena kebutuhannya tidak terpenuhi :-). Sedangkan saya, kebutuhanku menulis (love and belonging mungkin, power sedikit, fun jelas) sudah aku peroleh untuk hari ini. Jadi sekian dulu, sampai berjumpa di serial ketiga, salam dari Toronto.