Lamunan Bersepeda Ke 107

Begini bunyi pengumuman di comberanku kemarin. IBM Canada employees have traditionally shown a great deal of enthusiasm when it comes to raising money for the Heart and Stroke Foundation through the Becel Ride for Heart. But on Sunday, June 3, IBMers and their friends and family members demonstrated more than just enthusiasm - they exhibited true heart - as they braved chilling winds and rain to complete the 14th annual Becel Ride for Heart. Their endurance and grit helped raise more than $30,000, helping the Heart and Stroke Foundation of Ontario raise a record $1.5 million - up $200,000 from last year. Once again this year, Team IBM was the biggest corporate team represented in the fundraiser, with 220 participants from the Lab and another 200 from IBM Global Services, Canada.

Ada beberapa kemungkinan reaksi Anda membacanya, baik Anda rakyat Sanbima yang masih secangkulan denganku ataupun emoh membeli komputer merk ibeem :-). Yang pertama, so what, angka rata-rata yang berhasil dikumpulkan oleh kami cuma 70 dollaran, menyedihkan :-). Ga heran, sebab banyak yang tadinya mau menyumbang Bang Jeha tapi lalu kheki karena Don Valley dan Gardiner ditutup hingga kami menyebabkan cem-macem kemacetan di seluruh kota Toruntung. :-) Jadi, ada yang cuekkan, tapi bisa juga mengakibatkan ketidak-senangan. Ya, berita yang mengkoarkan kehesbatan atau prestasi sering membuat orang gedeg, antaranya karena dilandasi iri.

Itu yang kulamunkan pagi ini sambil bersepeda. Iri hati yang positif, yakni bahwa comberan kita dapat melakukannya juga, dan lebih dari prestasi team IBM itu, akan menyebabkan penderita jantung dan stroke di Ontario semakin lega bernapasnya. Naum iri hati biasanya negatif dan dilandasi kekurangan PD. Iri hati atau tepatnya cemburu, sering karena perilaku possesive. Di dalam hubungan antara keluarga, iri hati lebih sering munculnya dibandingkan dengan iri hati di dalam ngadu cari dana bersepeda. Yang hampir selalu timbul adalah iri abang empok, kakak adik, atas perbedaan perlakuan bokap nyokap mereka. Disinilah dibutuhkan ortu yang sering harus berlaku sebijak Nabi Sulaiman di jaman Y2K+1.

Kemarin kutulisi redaksi Catholic New Times untuk meminta ijin menayangkan wawancara Mo Sandy dengan majalah "Katolik kiri" itu. Isinya sesuatu yang segar alias belum pernah dibahas Mo Sandy selama ia di Toronto, kritik terhadap Gereja Katolik yang sering kaya "istana", istilah doi cukup sopan: gereja supermarket. Saya lalu jadi melamun setelah selesai membaca satu bukunya hadiah si Budi, yang berisi pleidoi beliauw ketika ia sedang diadili bersama abangnya, Mas Benny karena menyembunyikan beberapa pemimpin PRD, partai favoritnya Mbah Pram :-). Buku yang berjudul 'Belajar Dari Mistik Perjuangan Korban' sarat dengan pendapat dan filsafat hidup Mo Sandy. Bila Anda-anda prenku sekota masih bekoar-bekoar, terinspirasi oleh beliauw, jangan lewatkan membaca buku itu. Bang Marcus mempunyai satu copy-nya selain tentu Anda bisa meminjamnya dari Bang Jeha dengan uang jaminan 100 $ :-).

Nah, satu kalimatnya yang berkesan bagiku adalah ketika ia diminta oleh pak carik pengadilan alias jaksa untuk memisahkan dirinya antara si Romo Sandy sebagai rohaniwan dengan si Sandyawan sebagai sekertaris Tim Relawan. Tentu kita dapat menduga, si jaksa itu ga berani, tidak mau berkelahi dengan seluruh jajaran Gereja Katolik. Lain halnya berhadapan dengan Tim Relawan. Kata Mo Sandy setelah minta maap :-), pribadi doi tidak bisa dibelah-belah. Sikapnya sebagai warga respublik, sebagai sekernyataris, sebagai imam, adalah sesuatu yang saling melengkapi dan merupakan otentiknya doi.

Itulah yang oke bagiku, kita adalah kita, jangan mau Anda disuruh memisah-misahkan dirimu di dalam bersikap atau mengambil keputusan. Semua pengalaman dan latar belakang hidupmu telah membentukmu menjadi manusia yang seperti dilihat orang. Hiduplah sesuai dengannya, jangan yang diharapkan "pak jaksa". Dikau adalah insan hasil tempaan duniamu sejak bayi sampai bangkotan. Cintailah dirimu seperti apa adanya, tak perlu berusaha untuk menjadi Sandyawan atau Bang Jeha kedua, karena Anda adalah insan yang unik, otentik dan berharga dimata-Nya. Itu yang paling penting prens sadayana, menyelami bahwa kita dicintai-Nya meski hidup kita terkadang serba amblas dan susah. Semoga, sampai berjumpa di lamunan berikutnya. Bai bai lam lekom.

Home Next Previous