"How do you spell relief?", tanya anak Kanada di Toronto ini. Bersepeda di pagi hari yang sejuk setelah beberapa hari kadar polusi yang tinggi dan suhu yang tidak kalah panasnya dari Surabaya melanda Toronto. Ya, suhu kuperkirakan sekitar 16-17C ketika daku mulai mengenjot sepeda lagi menuju kantor. Bang Surya yang sudah bangun, masih menggeliat dan ngumpet di balik segumpalan awan cirrus sehingga benar-benar seasyik si Bebeth berenang pagi di Killarney Lake :-). Ya, lamunanku pagi ini dipicu oleh tayangan finale doi di milis Serviam, mendongengkan kisah kempingan berkanunya bersama Bang Jeha dan 7 orgil lainnya :-).
Betapa tidak orgil, orang lain bekerja rajin semingguan menambah sang kocek di bank agar bisa menjadi bilyuner, kami menghabiskan waktu mencari susah sampe be'ol azha kebelangsak :-), en toh menganggap diri kaya raya. Meski orgil, Bebeth ada benarnya, orang yang kaya adalah yang seperti dikatakannya, 'to live with your own feet and still feel good about yourself'. Hanya bermodal sebuntalan tetapi bahagia kaya Mother Teresa. Orang yang berbahagia adalah yang bersepeda tua dan bekas tapi masih bisa mengenjotnya sambil melamunkan kehidupan. Harga bensin yang kulirik, ajojing setiap hari kucuekkan saja, naik sepeda ga perlu bensin. Seorang perempuan rada uzur berlari mengejar bis sambil memegang untaian rosario. Hanya di kota ini Anda bisa melihat orang berdoa rosario dalam bis. Baik rosarionya maupun pemiliknya tidak menarik hati Bang Jeha untuk dilirik lagi :-).
Judul berita di koran-koran di kotak penjualannya tidak ada yang menarik juga, semuanya berita heboh dan sensasionil. Hanya satu berita koran yang asyik dibacanya, yakni berita kemarin mengenai Toronto Bike Plan. Ketika daku suatu ketika mengunjungi negeri Belanda, kuiri banget terhadap para pengendara sepeda di negeri itu. Bukan saja mereka mempunyai jalanan bersepeda dimana- mana, juga di-design sedemikian sehingga asyik alias aman, terlindung dari kemungkinan diseruduk bo'il. Itulah yang sedang diimpikan oleh sekelompok perencana di kota Toruntung ini. Bila mimpi atau proyek 10 tahun 73 juta $ ini mulai dilaksanakan, dimana 1000 km jalanan bersepeda baru akan ditambahkan, sinyo noni Belanda akan melongo melihat Toronto di taon 2011 :-). Mengapa? Sebab Toronto akan menjadi kota teladan bagi manusia bersepeda :-). Ga percaya, silahkan simak beberapa puluh megabytes info di situs Web ini: http://www.city.toronto.on.ca/cycling/bikeplan.htm. Dongengan Bang Jeha lebih meyakinkan ya daripada dongengan Syahrazad dalam Serial 1001 Malam-nya :-).
Lamunan dilanjutkan lagi, selain masih dipengaruhi oleh tayangan si Bebeth, juga karena ogut sedang membaca satu buku karangan sepikolog nyentrik Amrik, si Alfie Kohn yang berjudul PUNISHED BY REWARDS: The Trouble with Gold Stars, Incentive Plans, A's, Praise, and Other Bribes. Buku itu merupakan buku paling laris dari beberapa buku doi yang lain seperti, NO CONTEST: The Case Against Competition, THE BRIGHTER SIDE OF HUMAN NATURE: Altruism and empathy in everyday life, deeste deesbe. Di dalam buku itu, si Alfie menjembrengkan teori behaviourism dari Watson dan Skinner yang dikritiknya. Oom Skinner memang mengatakan, sama kaya Dik Jul warga P-Sby, bahwa pujian adalah alat terampuh untuk mengubah perilaku manusia. Kaum behaviourist berpendapat bahwa orang bekerja hanya untuk mendapatkan reward, imbalan. Oom Kohn berpendapat bahwa reward bersifat manipulatif dan mengontrol manusia, terkadang secara non-etis. Sebagai seorang ilmuwan tentu saja ia tunjang pendapatnya dengan cem-macem studi yang membuktikan bahwa reward itu sering begok. Oom Alan Blinder, seorang ekononom dari Princeton U. setuju dan berpendapat bahwa mengubah perlakuan terhadap karyawan lebih dapat memacu produktifitas dibandingkan dengan memberi imbalan moneter. Kata si Alfie lagi, pujian kerap menyabot atau melemahkan motivasi intrinsik manusia di dalam usahanya untuk mencapai yang terbaik. Banyak orang yang lalu gandrung, kecanduan pujian. Richard Dreikurs MD yang bukunya suka kubaca juga setuju akan hal itu, pujian menyebabkan manusia menjadi tergantung kepadanya. Kalu ga ada pujian, doi menjadi lemah, letoi, loyo. Pujian yang keterlaluan, terutama terhadap seorang anak akan menyebabkan kekurangan PD, insecure, karena si anak menjadi takut mengecewakan sang ortu bila prestasinya tidak sesuai dengan yang diharap ortu.
Jegluk! ... suatu lubang di pinggiran jalan yang tak kulihat karena sibuk melamun memangsa ban sepedaku. Untung kusudah terbiasa berkat pengalaman naik sepeda puluhan tahun di kubangan alias jalan berlubang-lubang di Betawi. Sepikolog memang cem-macem banget teorinya. Pada umumnya menarik untuk dibaca dan dilamunkan seperti teori si Alfie di atas. Sering-sering bermanfaat bila kita cukup bijak dan hati-hati menerapkannya. Tidak jarang menyebabkan kaprah bila kita tidak memakai 'lateral thinking' kita alias maen telen doang seperti teori-teorinya Oom Proit yang ujung-ujungnya seks :-). Mengulangi teori geolog kita yang lagi naik daun di Serviam dan mendapat cem-macem pujian :-), it is nice to live with your own books and feel good reading them :-). Bai bai lam lekom, sampai lamunan mendatang, salam dari Toronto.