'Three lance in France', begitu bunyi judul suatu artikel di Time edisi Kanada tgl 6 Agustus yang kemarin kubaca. Meskipun ada artikel yang mungkin lebih menarik untuk Anda, pendapat sinis Time akan kehesbatan Mbak Ega, kulompati sebab urusan bersepeda lebih menarik dari berita Tanah Melayu. Ya, si Lance Armstrong anak Austin, TX, sekali lagi menjadi juara Tour de France, pertandingan sepeda yang dianggap sebagai 'the mother of all bike race' oleh pembalap di planit Bumi. Akibatnya, ia berturut-turut menjadi juara 3 kali atau dapet 3 tombak seperti judul cerita. Mengapa si Lance menang lagi? Tentu selain ototnya lebih hesbats dari paha Bang Asan tukang beca langgananku, latihannya ga maen maen. Sejak ia sembuh dari kanker biji, istilah Betawi untuk testicular cancer, tubuhnya menjadi semakin 'lean and mean' sehingga si Jan Ullrich pembalap jagoan Jerman putus di Tour de France 2001 beberapa hari lalu. Ada satu lagi rahasianya si Lance bisa mengalahkan si Jan. Berkat Internet! Ya prens sadayana, Bang Jeha ga becanda. Ente mungkin udah tahu, Internet bisa dipake ngejodohin orang, buktinya si Chris panah-Nanggolo warga P-Sby lagi mencoba memakai Internet buat ngamprokin temannya para bujang lapuk :-). Seriusan, bukan sedikit man-teminku di cybperspace yang bertemu dengan jodoh mereka lewat Internet. Nah, berkat jasa para programmer Amrik kolega ogut :-), artinya Web programmers, si Lance dapat memasukkan data-data latihan dan prestasinya setiap hari ke dalam program yang akan melakukan analisis. Sedemikian sehingga sang pelatih bisa memberikan instruksi khusus kepada Lance meskipun doi ada di Amrik. Misalnya, di 15 menit pertama ngegenjot, pakailah gigi nomor 5 dan 30 menit berikutnya pakai gigi nomor 10. Itu cuma bayangan Bang Jeha sebab kutak-tahu persis program analisis buat pembalap sepeda itu. Maklum program yang kubuat sejak tinggal di Kanada adalah program dasar untuk komputer, seperti misalnya compiler dan utilities, bukan aplikasi untuk pemakai umum.
Anda para Net-addict tentu manggut-manggut kalau kukatakan bahwa jasa Internet, dengan kekecualian pada saat dikau terkena virus :-), besar sekhalei. Satu lagi buktinya, dalam waktu hanya beberapa menit, daku bisa mengambil keputusan di hari Jum'at lalu. Ya, Bang Jeha dan Empoknya mau mencoba ikut cruise. Masih ingat kan tayangan serial ogut Killarney-Georgian Bay, ketika daku melamun ngeliatin entu kapal-kapal yacht berseliwiran? Engga mau kalah ama wong bulek, gengsi dong :-), sahaya memutuskan akan "berlayar" juga. Serba pernik dan banyak faktor yang mesti diketahui sebelum menentukan ikut cruise yang mana. Sebagaimana halnya Melayu yang hemat, tentu nomor satu, piro regane, kata nyonya Jowoku :-). Harga ini variasinya ribuan $, di kapal yang sama di hari yang sama. Ya, antara "kelas kambing" yang paling bawah dan engga ada lubang ngintip ke lautnya :-), dengan yang paling atas yang jenis suite a la Onassis :-), bedanya ga main main. Satu faktor lagi yang penting, dan inilah jasa Internet, sudah berapa uzurnya sang kapal. Kalau ia setua Mayor Hazel McCallion walikota Mississauga kebanggaannya si Cie Bie :-), biarin kata ente semua dibayar juga untuk ikut cruise, kuberani bertaruh ga ada yang mau numpak kapal cruise setua si Hazel. Itulah yang membedakan harga cruise. Kapal yang baru dengan yang sudah 10 tahunan umurnya bisa berbeda 500 $-an ke atas. Masih banyak yang lainnya tentunya tetapi lamunan kualihkan lagi karena teringat satu hal.
Prenku senasib sepenanggungan sejak masih tinggal di batang kemarin menelepon hamba di kantor. "Jus, elu beneran mau pensiun," kata doi ga percaya. "Tentu azha, kenapa engga, emangnya gue kaya elu nyang hobinya kerja," begitu jawab ogut. "Kenapa senasib sepenanggungan Mas?," tanya Anda lagi. Lantaran, tidak seperti programmers jaman sekarang yang 'spoiled brat' :-) kami harus membuat program di mesin dengan 'main memory' 12K! Bayangkan, komputer sekecil itu dijual untuk suatu pabrik galangan kapal yang pada saat itu terbesar di Indo. Namun temanku si P ini masih "sopan". Karena suara hati nuraini-nya yang secantik temanku Nuraini anak Padang, ia berhenti jadi Sales Rep dan jadi Systems Engineer untuk membuktikan jualannya memang bisa dipakai. Yang lebih nekads adalah prenku Mas JPS. Ia menjual mesin '16K' ke suatu instansi negara yang jumlah data yang harus diolahnya, jutaan pegawai :-). Ya, sekarang pakai emoticon hepi dan lucu sebab "dosamu" sudah kumaafkan Mas J. :-) Kalau temanku di comberan saat ini kekurangan memory di mesin mereka, dalam sekejap mereka akan meng-order tambahan memory 256 Mega, 512 Mega, saenak udele. Bayangkan, ogut dan prenku sungsang sumbel memprogram di mesin 12K, 16K, ini mega-megaan. Wong Gus Dur baru ngelawan satu Mega azha udah engga tahan :-). Itulah bedanya programmer spoiled brat dengan programmer generasi kartu (punch card) :-). Mengapa aku menjadi melamun soal memory ini? Karena barusan, di jam makan, para kolegaku lagi binun. Program Web yang mereka buat, ada yang servlet-nya lebih besar dari 64K ketika dipakai untuk memprogram aplikasi langganan kami. Servlet adalah sejenis Java program dan di semua JVM, Java Virtual Machine atau komputer yang ngerti "jowo", servlet terbatas 64K. Sekarang mereka sedang menggaruk-garuk kepala gimana cara ngakalinnya supaya sang servlet yang di-generate, bisa lebih kecil daripada spesifikasi JVM. Rasain lu :-). Siapa suruh hidup di era "manja" saat ini :-). Sampai jumpa, bai bai lam lekom.