Lamunan Bersepeda Ke 121

"Gile bener, sepuluh derajat," kataku dalam hati sehabis mengintip skala thermometer suhu di luar rumahku. Musim panas rencananya sih masih sebulanan kan dari akhir Juni s/d akhir September, tapi rupanya Oom Han mau mengingatkan daku agar kemping di wik-en ini untuk berbekal baju hangat dan 2 sleeping bag. Ya, selama ini kami pergi kemping hanya perlu membawa satu sleeping bag, pakainya digelar kaya selimut sebab musim panas tidak terlalu dingin. Karena suhu 10C itu, Bang Jeha Anda terpaksa berjaket ketika mulai mengenjot di pagi ini. Suhu diramalkan untuk sampai ke 25C sih siangnya, jadi jaket akan kutinggal di kantor dan pakai kaos oblong azha ngenjot balik ke rumah.

Berita koran hari ini, sungguh tidak menggembirakan hati, apalagi buat kaum "pengacara", pengangguran banyak acara di milis Serviam. Judulnya cem-macem; pada dasarnya, meski para ekonomis engga mau bilang Kanada ekonominya sedang letoi dan loyo, penderitaan man-teminku masih akan berlangsung lama. Kemarin seseorang sohibku, sejak Bang Jeha masih mejeng di Paroki-Net, meneleponku. Nasibnya sial. Aplikasinya untuk masuk ke suatu apartemen, ditolak. Kutak tahu bahwa ia percaya azha omongan anak Kanada, sang superintendent. Tidak ada kontrak yang ditanda-tanganinya, tak ada uang muka yang telah dibayar. Kata doi superintendent-nya bilang nanti azha kalau udah mau masuk. Tadinya kucuriga ia "disodok", maklum sedang susah-susahnya juga untuk memperoleh apartemen yang bagus dan murah di kota ini. Setelah telepon kesana kesini cari KKN-an karena kami punya prens yang tinggal di gedung yang sama, ternyata 'landlord' atau yang empunya gedung tidak jadi menyewakan unitnya itu. Konon lagi, sedulurnya akan datang dan butuh sang apartemen. Kalau saja ia sudah menanda-tangani kontrak dan dibatalkan, aku mau ajak ia bengkelai, memperjuangkan haknya. Sekarang ia ada di dalam posisi yang lemah banget tetapi untunglah masih ada satu dua warga Serviam yang peduli akan nasibnya. God Bless your soul my friends. Memang masa panceklik masih terus berlangsung kalau soal kerjaan. Seorang prenku, warga "sanbima Kanada" alias mantan secomberan, mengirimkan berita tadi pagi sebelum aku membacanya dari "koran". katanya. Ia di-PHK kemarin. Kerjaannya guru cem-macem soal komputer dan dua minggu lalu ia ikut kursus guru Java. Lalu bersama isterinya yang guru komputer juga, ia berliburan. Masuk kantor kembali kemarin, eh disuruh bebenah oleh si bos yang punya perusahaan, prenku juga "warga sanbima Kanada". Rupanya Java programmers maupun guru Java programming sudah ngebeludak, ga laku lagi. Kukatakan kepada para teman makan siangku, dua minggu lagi, pulang cuti, bisa-bisa giliran guru Anda yang di-PHK. Semoga cuma becanda alias rice-cooker-ku masih bisa ngebul setengah tahunan lagi, sebelum ogut pensiun.

Lampu merah di persimpangan Don Mills-Finch menyala. Tak ada penumpang bis yang layak untuk dilirik :-), mataku memperhatikan 2 iklan rakyat yang ditempel di salah satu tiang lampu listrik. Moving sale, moving sale out of the country. Tak ada yang menarik barangnya, engga ada kanu engga ada tenda, cuma komputer doang. Hmmm, komputer bekas alamat kuno alias rongsokan :-). Ya, sedemikian hesbatsnya perkembangan komputer sehingga tahun ini Anda beli tahun depan udah kuno. Tidak lama lagi processor 2 Gigahertz sudah bisa dibeli orang, tsk tsk tsk. Lebih tsk tsk tsk adalah woro-woro di koran kemarin yang para ngensinyur komputer secomberanku di Amrik, berhasil membuat satu logic circuit 'NOT gate' yang terdiri dari SATU molekul karbon doang. Hanya soal waktulah mereka akan berhasil membuat AND dan OR gate, kemudian komputer digital yang engga pake silicon lagi hingga processor 20 Gigahertz bisa masuk di kantong ente yang kantongnya cukup tebal :-).

Berita koran memang tidak kekurangan untuk memicuku melamun di sepanjang trayek bersepedaku ke kantor. Satu lagi yang menerpa mataku di halaman muka Toronto Star berbunyi "Let's get ready to read, Chicago!' Menyadari bahwa rakyat Amrik semakin payach isi otaknya karena dijejali acara engga mutuan dari TV maka para sesepuh kota itu mencanangkan bulan baca. Buku sama yang akan dibaca sekaligus oleh rakyat Chicago berjudul 'To Kill A Mockingbird' karya pengarang Amrik Harper Lee yang di tahun 1961 dapet Hadiah Pulitzer, hadiah kesusasteraan paling mutu di Amrik. Mereka memodali 4000 copy buku itu dan disebar di semua perpustakaan kota, agar rakyat Amrik bisa sama tenggang-rasanya dengan kawula milis Sanbima :-). Ya, kalau Anda pernah membaca buku itu, atau menonton film atau sandiwaranya, dongengannya adalah mengenai praduga atau prejudice yang membawa maut, ulah rasialisme bule terhadap anak negro. Kalau Anda mempunyai waktu selama ini membaca dongenganku yang sering-sering mendekati mutu Hadiah Pelitser :-), bacalah buku itu sehingga Anda dapat memahami pesan pengarang, janganlah membunuh 'mockingbird' yang diciptakan Oom Han hanya untuk menyanyi bagi kita manusia. Salam dari Toronto, bai bai lam lekom.

Home Next Previous