Lamunan Bersepeda Ke 127

Hari-hari bersepeda sudah semakin tinggal sedikit. Sebulan lagi, kecuali mujizat, salju atau es sudah akan merajai jalanan di kota ini. Pada saat itulah sepedaku akan masuk ke dalam gua di bawah tanah alias basement-ku :-). Oleh karena itu, sekarang ini meski hari mendung, atau hujan lebat seperti beberapa hari lalu atau gerimis, saya tetap bersepeda ke kantor. Selama bukan hujan salju atau es. Apalagi hari ini suhu cuma 10C ketika saya mengintip thermometer di luar rumahku. Asyik sekhalei :-). Kalau Anda yang tinggal di Melayu menggigil di suhu sedemikian, kami anak Kanada, di bulan Januari nanti akan menganggap suhu 0C sebagai hangat sekali. Percaya deh :-).

Karena banyaknya lapisan pakaianku maka gantungan baju di kantor sudah perlu ditambah untuk "menjemur" baju dan kausku yang basah. Bedengku sekarang ini agak unik, cubicle tetapi ada pintunya. Dindingnya istimewa dari logam dilapisi kain yang kedap suara sehingga kalau ada tetanggaku yang ngegosip di teleponnya tidak akan kudengar. Kemarin isteriku mengeluh soal telepon ini. Katanya, ia kog engga kerasan teleponin orang, engga tahu apa yang mesti diomongin. Soalnya ia tidak demen ngegosip. Kukatakan, orang yang suka telepon dan ada azha yang diomongin, pasti gudang dari "juicy stories" :-). Ia mengangguk tersenyum sebab suka kebagian "sang juice" :-). Eh udah tahu belon, si ... anaknya si ... barusan becere. Who cares :-), ke kawinannya azha aku engga datang sebab ngundangnya kepaksa, seminggu sebelumnya per telepon :-).

Kembali ke judul, kemarin aku minta gantungan baju khusus untuk PWA-ku, Personalized Work Area istilah hesbats untuk sang bedeng dari bagian facility. Kukatakan, baju dan celanaku bertebaran di lantai engga kegantung. Langsung doi meng-ACC-kan 3 biji gantungan. Proses permintaan maupun approval terjadi lewat situs Web, maklum yang punya teknologi :-). Kukatakan bahwa sejak pindah ke kantor yang baru ini sebetulnya aku sudah minta tapi dicuekkan. Doi lalu bilang, "Surprise because we pride ourselves that we have fulfilled every request and fixed every (moving) problems, mostly on the same day." Kujadi ingat. Waktu pindahan, mereka yang butuh sesuatu atau mendapat masalah, menulis di suatu flipchart di daerah perbedengan. Lalu departemen urusan hijrah akan membereskan satu persatu apa yang kita tulis. Ketika mereka melihat permintaanku akan gantungan baju ekstra, seseorang datang ke PWA-ku dan menjanjikan akan memberikannya nanti. Kumanggut azha dan kutahu doi lalu mencoret komen/permintaanku di sang flipchart. Itulah yang terjadi.

Kujadi teringat satu lagi akalan manusia yang assertive di kotaku ini. Eddy warga Serviam barusan kuajari untuk ngibul di dalam menelepon seorang dokter ahli mata, agar ia bisa terlayani. Soalnya untuk bisa ke dokter mata, engga bisa langsung bikin perjanjian dewek tapi mesti lewat dokter pribadi kita. Engga tahu apa ia sudah menjadi anak Kanada belum yang jago ngibulannya. Kemarin dulu ketika sedang asyik tidur saya dibangunkan oleh Alfa, anakku yang kena dikadalin teknisi IBM. Meski ia sudah mengatakan saya sedang tidur, si blo'on tapi pinter mengatakan bahwa "I am returning your father's call. I've got to leave soon." Ia ingin menutup problem database-nya atau bug number yang kulaporin sehubungan dengan komputerku yang baru. Kalau problem number itu tidak di-close-nya dalam waktu 24 jam, performance-nya tidak akan hesbats lagi. Ia tidak peduli harus ngibul. Gimana aku akan protes wong secomberan:-). Itulah cem-macem upaya manusia agar 'survive' atau maju dalam kehidupannya di dunia ini. Kelihatan hesbats di dalam performance, tidak peduli orang lain mengalami incoveniences sampai ke tarap THP.

Seorang prenku yang sebetulnya eks kustomerku di Melayu, sebetulnya lagi eks customernya si Pa'ul warga Sanbima, sampai hari ini masih jadi prenku. Hampir setiap hari ia "magang" belajar dari Bang Jeha, gratisan lagi (jangan bilangin bosku) untuk bagaimana ngakalinnya supaya server yang paling laku di planit bumi ini, iSeries :-), bisa ia jadikan Web server. Ia sekarang bekerja di World Vision, yayasan yang "mungut" anak dari cem-macem peloksok bumi. Rupanya WV juga pakai mesin comberanku :-). Kupakai tanda kutip di kata pungut itu sebab Anda tentu tahu, mengangkat anak itu adalah cuma membantu mengirimkan uang sekemampuan sang ortu angkat di Kanada (dan negara donor lainnya). Sambil melamun mengenjot sepeda, di rapat mengenai proyek Pasang Surut besok, salah satu ide yang mau kulontarkan adalah itu, "acara mungut anak P.S.". Kalau Anda sekota denganku dan pernah membaca kisah Kehidupan Serumpun Anak Bangsa di Pemukiman Pasang Surut, Anda tentu ingat bagian cerita Mo Kus mengenai anak-anak di Panti Asuhan Santa Maria di desa Purwodadi Air Sugihan Palembang. BTW, kisah si Mo Kus yang kami bukukan di Toronto ini, sekarang sedang dipagelarkan di Majalah Hidup di Jakarta. Semakin naik daun azha sang kepala copet kota Roma kita :-). Memang putar otak sambil melamun naik sepeda, tidak kalah okenya dibandingkan kalau lagi nongkrong di atas box di Algonquin :-). Masih ada satu dua ideku lainnya yang kulamunkan tetapi biarlah kusimpan sampai di rapat Sabtu besok. Semoga banyak yang "terpanggil" karena ladang-Nya sangat membutuhkan pekerja :-). Bai bai lam lekom.

Home Next Previous