Lamunan Bersepeda Ke 129

"Isn't it rather cold?," kata si Toby anakku yang bungsu melihat bapaknya masih mau mengenjot sepeda pagi ini. Karena ia masih bayi waktu kami pindah ke Toronto, boleh dibilang ia sudah "asli Canadian" :-). Kalau anak Kanada azha udah merasa dingin, memang artinya yah tidak hangat lagi suhu di pagi hari saat-saat ini. "It is OK," kataku menenangkannya. Cuaca cerah dan tiada angin sehingga cukup asyik lamunanku. Di tikungan Warden dan Highway 14, di lampu stop, kulirik arlojiku. Jam 7:20 padahal sahaya mau ikut kelas khusus di fitness centre comberanku jam 7:30. Jadi langsung kukebut tanjakan di atas jalan kereta api CN dan kemudian jembatan Highway 407. Pas beberapa menit menjelang 7:30 sahaya sudah memparkir sepedaku di pelataran kantor. Memang comberanku sip banget saat-saat ini. Sudah dikasih kopi, teh dan susu gratis, sekuat minumnya, masih disediakan fitness centre lengkap dengan pelatih yang nongkrong disana sepanjang hari.

Jadi saya sedang menghadapi "percobaan" saat-saat ini, bahasa kerennya temptation, untuk tanggal 1 April tidak jadi pensiun. Betapa tidak. Tadi si bos yang kusayangi memberikan kabar oke sekhalei. Budget untuk jalan-jalanku ke Amrik tahun depan, bikin cem-macem kursus dan canoeing lagi di BWCAW :-) sudah turun katanya. Ia tahu kelemahanku :-). "Jusni, come May next year, you will be able to go camping and canoeing again in Minnesota." Memang di negara bagian itu, yang slogan di nomor plat bo'ilnya bertuliskan 10 ribu danau, terletak surga canoeistnya Amrik, Boundary Waters Canoeing Area Wilderness. Masih kalah dari Algonquin dan Killarney tapi biarin azha anak Amrik hepi kalau mereka mengatakannya 'the best in the world' dan kita manggutin :-). Kasihan banyak yang THP kan sejak 11 September. Saya hanya tersenyum, engga tega rasanya bilang, "I will say goodbye to you come April". Sebetulnya saya dan ia memang pren sekhalei. Ialah juraganku yang paling lama dari 29 juragan lainnya selama saya bekerja 29 tahun di comberanku. Sudah 6 tahun saya bekerja bersamanya, padahal dengan bos lain paling banter dua tahunan. Tidak heran terakhir saya bertandang ke rumahnya, isterinya berkata, "Jusni, you know G loves you very much," menyebut nama suaminya. Saya hanya tersenyum mengangguk dan memang yakin sebab doi anak baik. Itulah hal yang akan membebankan hatiku di bulan-bulan mendatang ketika nanti mengirimkan "surat sakti" kepadanya.

"You get two days off eh," kataku menggoda L, kolegaku yang mengurusi customer support untuk salah satu produk kami yang kubuat bahan kursusnya. Mula-mula ia heran. "Yes, US Thanksgiving today and tomorrow," kataku. Ia tersenyum lebar, "You are right, I got no call today," katanya. "I wish they have more holidays," ujarnya lagi dengan maksud makin sering wong Amrik perei makin senang kami yang mendukung produk-produk buatan comberan kami :-). Ketika saya juga masih melakukan tugas maintenance itu, setiap hari libur Amrik kucatat dan kuingat-ingat sebab memang kami bisa lebih bernapas sedikit. Saya jadi teringat dengan suatu thread diskusi di milis Serviam akan semangat berjuangnya para imigran. Seperti halnya daku, L pun anak imigran dari Asia. Matanya tidak kalah sipitnya dari Bang Jeha :-). Tapi malesnya ternyata sama. Bo'ong deh. Kalau Anda mampir ke comberanku saat-saat ini, baru Anda akan percaya kalau kukatakan sekitar 50% bermata sipit, setelah Anda melihat sendiri. Mata sipit di Toruntung bikin software tapi yang ga bisa dibajak dan dijual mata sipit di Glodok saking mahal dan susah pakenya :-).

Kembali ke lamunan mengenai juraganku yang akan terpaksa kutega-tegakan kalau suatu ketika harus 'say goodbye' kepadanya. Beberapa hari lalu ia THP. Pagi-pagi ia datang ke bedengku dan menutup pintu kaplingku. "Jusni, I have to tell you this." "Sure, what about?" kataku dan dari gayanya, kutahu bukan mengenai urusan kantor. "This country is full of racist people," katanya dan daku tersenyum dalam hati, baru tahu lu. Lalu dengan penuh semangat dan dibarengi esmotsi ia menceritakan pengalaman dukanya dimaki-maki bule geblek rasialis. Anda yang sudah membaca 128 dongenganku di serial ini tentu tahu ia anak Palestina alias wan Arab. Suatu ketika, pada saat pertandingan penyisihan World Cup dan kesebelasan Palestina sempat menang, ia ketawa-ketiwi dan syer ke anak buahnya ini yang juga ikut bisa berbahagia bersamanya ngebayangin kalau tim badminton Melayu menang pertandingan lawan negara adikuasa. Singkat cerita, ia melakukan satu kesalahan kecil, di tanda stop jalanan kampung, mau belok kanan tapi engga kasih sein. Ia didahului dan dihadang oleh mobil si bule sambil dimaki-maki dengan makian standard anak Kanada yang dimulai semua dengan huruf 'f'. Salah satu kalimat yang membuatnya THP, "You bastard, go back to Afghanistan where you belong to." Dengan masih kalem katanya, ia menjawab, "I am not from Afghanistan and even though I am from there I will not go back because I want to clean up this country from sick people like you." "Good for you," kataku ngegembrengin doi. Si bule keluar dari mobilnya dan mengajaknya bengkelai. Anaknya yang masih kecil masih ada di mobil dan ia tetap sabar serta bisa menghitung 1 s/d 10 katanya. Ia tidak mau melayani si bule dan mencoba melewati bo'il bule itu meski dihadang-hadangi. Di tikungan berikutnya, anaknya yang ketakutan minta keluar dan pulang jalan kaki, sudah dekat soalnya ke rumahnya. Ia jadi hilang sabarnya karena si bule masih nantang terus. Balik ia yang menyalib si bule, menghadang mobilnya dan keluar. Si bule baru melihat tubuhnya yang tinggi dan kekar, ya juraganku pemain bola yang disegani. Gantian si bule yang jadi keteter dan buru-buru masuk ke dalam mobilnya ketika juraganku menunjuk bijinya sambil bilang, "You see my balls. Try to get them and I will crush yours before." Hesbats yach bosku :-). Pokoknya percaya deh dongengan doi bahwa si bule lari tebirit- birit. "Jusni, I know now that this country has shitty people like that." "Yes, but next time, the guy will think twice before insulting people or behaving racist like that. So you did good things for the others who are weak and may not be able to stand up like you", kataku di akhir syeringnya.

Ya, itulah sekelumit pengalaman bosku yang menjadi tokoh lamunanku di hari ini. Semoga ia tidak akan THP kalau suatu ketika membaca surat permohonan pensiunku. Untuk itu, mulai sekarang aku sudah berdoa kepada Oom Han, minta pencerahan, dukungan dan kekuatan :-). Kuyakin Anda man-teminku juga tidak keberatan untuk membantuku, bila Ia berkenan, pensiunlah Bang Jeha Anda tanggal 1 April nanti tanpa membuat orang menjadi THP. Makasih sebelumnya, bai bai lam lekom prens sadayana, sampai berjumpa di lamunan mendatang.

Home Next Previous