Lamunan Bersepeda Ke 132

Rembulan sudah tinggal setengah, semingguan lagi 'new moon' atau Lebaran akan dirayakan di seluruh dunia, nama bagusnya Idul Fitri. Jupiter masih tampak di ufuk barat sebagai satu-satunya benda langit selain bulan yang menemaniku bersepeda di pagi ini. Suhu cuma -1C :-), cukup hangat karena tiadanya angin. Kutersenyum membaca Bang Lintang Mandor ogah pindah ke Kanada dan lebih senang tinggal di Washington ditengah-tengah warga ber-anthrax :-). Bang Mandor, Washington DC mah engga lebi anget dibandingin Toruntung. Kemarin dulu juga suhu disini memecahkan rekor, 17C di awal Desember. Winterpeg tempat tinggal si Cak Indratmo barulah namanya kota yang dingin.

Banyak sekali bahan lamunan untuk hari ini. Judul berita utama koran sudah bisa Anda duga. Ya, Kandahar sebentar lagi jatuh kata koran. Sehabis itu para serdadu Amrik akan mencabut akar (root out) para Taliban dan mengasapi si Osama keluar dari guanya. Sambil mengenjot ogut tersenyum. Di bawah rumahku dulu tinggal teroris juga. Asuku 2 kali diteror alias disemprot, bini ogut sekali. Ya, skunk alias rase Amrik Utara. Baunya bukan alang kepalang, meski bojoku yang biasanya engga bau sudah mandi air kembang :-), tetap saja bau "parfum" dari bo'olnya si skunk engga hilang-hilang. Jangan dibilang bajunya. Baunya mirip-mirip campuran antara bau gas kota yang buat masak dan bau bangsat atau kutu busuk (tumbila). Weleh-weleh prens sadayana, susahnya untuk mengusir skunk itu dari lubang di bawah rumahku. Kukonsultasi man-temanku semeja makan, semua menggeleng. Kepada yang dari deso kutanya, di kampung elu skunk itu gimana diusirnya. "Ditembak," katanya :-). Wah, bisa perkara dengan para pencinta binatang maupun kotapraja sebab kemungkinan skunk binatang terlindung. Dipasangin jebakan, mesti yang sebesar alaihim dan tidak ada satupun yang menjualnya baik di kota maupun di 'general store' ndeso. Memang temanku benar, di kampung, skunk mereka tembak wae kata si pemilik toko. Nah, kusirami cairan chlorine bergalon-galon ke arah lubang, si skunk masih betah. Kutaruh kamper di muka liangnya, sami mawon. Kusebarkan cayenne pepper alias ladanya anak Jamaica, sarua keneh. Saking sebelnya, kuhampir nekad menyiramkan bensin dan membakarnya. Untung isteriku belum sesinting ogut sebab katanya, "Atuh rumah kita bisa ikut terbakar". Sampai seorang anak temannya Toby yang ternyata bekerja di perusahaan 'animal control' memberikan kami kiat. Kusemen pakai beton sekeliling lubang di bawah teras rumahku. Di satu daerah tempat keluar masuknya yang lain disisi rumah, kugali sepanjang 3 meteran sedalam setengah meter. Kutaruh kawat buat kandang ayam di dalam parit itu sepanjang galian dan kuuruk lagi dengan tanah sedemikian sehingga si skunk akan menggigit kawat bila ia ingin masuk lagi ke dalam lubangnya. Singkat cerita, usaha Bang Jeha sekeluarga berhasil. Teroris bernama skunk sekarang sudah pindah dan mungkin saja ke rumah si Lintang di Washington DC :-).

Sepeda kuenjot terus, tak lama terlewati kantor si Djoni di 3600 Steeles. Ia imigran relatif baru, saya keluar ia masuk sehingga ga sempat kenal. Konon ialah yang membuat semua bank di Melayu menjamur pakai komputer :-). Ya, tetanggaku di seberang eks rumahku di Kartini V, bisa punya bank padahal rumahnya eks gubuk :-). Bukan ia saja, ketika suatu ketika saya pulang kampung, nyokapku laporan, si Mamat punya bank, si Encek engga mau kalah. Semua gara-gara si Djoni dan koleganya yang jualin S/38, belakangan AS/400. Saya jadi teringat, ngelamun bernostalgila. Bulan September tahun 1978 ketika itu dan saya sedang di Toronto. Dikirim perusahaanku yang bae banget, disuruh melihat gimana prospeknya kota ini untuk masa depanku nanti :-). Tiba-tiba bosku mengirimkan telex, belum ada fax saat itu dan e-mail juga belum biasa. Sahaya ditugaskan ke Bangkok mengikuti kelas seminggu, announcement class dari satu mesin revolusioner untuk jamannya. Nama kodenya Pacific. Karena keistimewaan mesin itu dibandingkan pendahulunya, meskipun ogut masih jet-lag banget habis melintasi Samudera Pasifik, saya melek terus selama kelas berlangsung. Sedikit rahasia comberan untuk yang belum tahu. Ketika itu, suatu proyek confidential bernama FS (Future System) comberanku baru dibubarin karena semakin menghabiskan uang dan hasilnya masih lama. Sebagian ngensinyur hardware dan software lalu dialihkan untuk mengembangkan sang Pacific yang belakangan lebih dikenal dengan nama S/38. Mesin yang canggih banget teknonya karena dikerjakan oleh para THP eks FS. Ya, hal yang paling menyedihkan bekerja di Lab adalah bila hasil kerja kita tidak jadi dipasarkan dan itu sudah kualami beberapa kali.

Sepeda masih kuenjot, cukup jauh soalnya dari rumahku ke kantor. Jalanan relatif masih sepi di jam 7 pagi. Yang paling penting tak ada salju. Kemarin isteriku bertanya kapan kami mau memasang pohon Natal. Ya, suasana Natal belum terasa karena "benda putih-putih" itu belum tampak jua di Toronto. Para juragan toko mulai was-was karena semangat orang berbelanja juga belum semenggebu bila ada salju. Aneh ya. Iparku di Winnipeg melaporkan hal yang sama. Begitu salju mulai turun, toko-toko yang tadinya sepi menjadi seperti pasar malam. Manusia memang mahkluk psikologis :-). Kata anak sini, "We are a creature of habits", beli kado Natal baru sreg kalau sudah ada salju. Masih ada semingguan sebelum Lebaran, 2 mingguan sebelum Natal, 3 minggu sebelum tahun berangka bagus 2002. Saya jadi teringat lagu kanak-kanak di kampungku dulu, "Lebaran tong lebaran. Iraha kak iraha. Isukan tong isukan." Ya, "isukan" (mbesok Jowone) kita akan berpesta, semoga. Masih ada waktu beberapa minggu untuk mempersiapkan hati kita, semoga juga. Apakah kita sudah hidup cukup mencinta di tahun 2001 ini, apakah kita bisa lebih mencintai sesama kita di tahun 2002. Semoga juga. Bai bai lam lekom prens sadayana.

Home Next Previous