Masih dua bulan kesempatan untuk melatih otot kakiku dan Cecilia dalam rangka cita-cita ke Lake Louisa di Algonquin dengan portage 3 km saja. Bila usia Anda setengah dari kami, tentu saja setiap saat Anda bisa cabut canoeing, jangankan portage cuma 3 km. Tetapi disemangati para gaek yang sampai umur 60 bahkan 70 masih melayani outfitting services, saya dan Cecilia tadi pagi menjalani trail bersepeda terpanjang di kota ini, Martin Goodman trail yang panjangnya p.p. 40 km-an. Asyiknya trail ini adalah hampir sepanjang saat menyusuri pantai Danau Ontario yang cukup lumayan indahnya.
Begitu kami selesai parkir di ujung Victoria Park, belok dikit belok lagi, pantai berpasir sudah kami lihat. Begitu sepeda mulai kami kayuh di atas pasir menuju trail, ombak yang besar mulai terlihat dan terdengar deburannya. Prenku yang kuajak ke 'massage parlour' Pen Lake belum lama ini terkesan dengan air bergemericik disitu. Sangat meneduhkan hati bagiku. "Would you be able to sleep here?," tanyaku ke JF, konselor bersepedaku. Ya, fitness-nya bersepeda selalu kukagumi, 200 km sehari ecel baginya. "I am not sure, may be not," katanya karena menurutnya cukup ribut. "Do you know that one of people's favourite places in Algonquin is called The Cascades near Barron Canyon?" Tentu saja ia menggeleng tak tahu. Kujelaskan bahwa arus dari Barron River bertangga-tangga dan membuat nyanyian merdu di waktu malam hari bak ibunda menyanyikan "nina bobo" bagi kami :-). Sambil mengayuh sepanjang awal trail sahaya melamunkan hari-hari, masa-masa asyik kemping di banyak tempat di Pulau Jawa tertidur dibuai deburan ombak.
"Yailah, siape tuh," kataku setengah ke diri sendiri setengah ke Cecilia. Si Irwan S. warga Serviam pendatang baru di Toruntung sedang ngerumpi bersama para prennya sekursus Bahasa Inggris. "Gile bisa ketemu elu Wan," kata ogut. Ngobrol sebentar ceritanya kami dan sempat keluar juga THP-nya (teman) si Irwan yang engga lulus ujian SIM-nya. "Jangan ngarepin ujian sekali lulus Wan," kataku lagi kepada Irwan yang proyek berikutnya setelah lulus kursus adalah dapat SIM. Ia mengangguk mengerti tetapi mensyer beberapa episode THP. "Belum bisa ikut kemping Bang," kata Irwan lagi yang tahu saya minggu depan mau kemping dengan segerombolan warga Serviam. "Oh ga pa pa Wan, masih banyak kesempatan kemping," kataku tanpa menambahkan bahwa ke-THP-an manusia sering sembuh dari kemping, apalagi bila disyer di muka api unggun :-).
Karena kami menjadi kedinginan tidak ngenjot dan ada di bawah pohon rimbun dekat Kew Gardens tersebut, Cecilia memerintahkan untuk melaju lagi. Jot- enjot-enjot, kami lewati Kew Beach dan tak lama tiba di Cherry Beach. Irwan sudah lama kami tinggalkan tapi renunganku masih bersamanya, khususnya soal ujian SIM yang memang jadi salah satu sumber THP ringan di kota ini. Kalau si penguji mau menjatuhkan kita, karena kog kita di dalam ujian pertama hebring sekali, ada saja alasan yang akan dicari-carinya seperti disyer oleh Irwan. Salah seorang anakku, anonim saja, pandai sekali berkelit seperti saat ini kualami menghadapi diskusi dengan seorang warga milis yang kuikuti :-). Dahulu kami menganjurkan ia menjadi pokrol bambu azha sebab bakatnya untuk berdebat bukan main. Ada saja alasannya dan tak pernah ia salah, sampai suatu ketika ia pun tidak lulus ujian SIM-nya yang pertama. Tak bisa menyalahkan diri maupun sang penguji, aeh aeh Oom Han-nya yang disalahkan. "If God didn't let that other car to be in there when I didn't stop at that intersection, I would get my driver license today," katanya laporan. Salahnya Tuhan sehingga ada mobil lain ketika ia keliru mengira bahwa intersection tersebut 'all-way stop' padahal hanya di bagian jalannya yang ada stop-sign dan sang mobil lawan tak perlu berhenti. Semoga Irwan tak menyalahkan Oom Han kalau ia tak lulus.
Enjotan diteruskan lagi. Menjelang Harbourfront kusuruh isteriku nyeberang jalan sebab trail dengan lalulintas dua arah menjadi terpisah. Yang arah ke barat mengikuti arah lalulintas menuju Harbourfront dan sebaliknya yang ke timur mengikuti lalulintas dari Harbourfront. Ia tetap tak mau meski sudah salah jalan. Akhirnya ia nyeberang juga meski ngotot terus menyembunyikan kesalahannya :-). Untunglah ia isteriku dan tidak kuperpanjang lagi "diskusi" dengannya. Begitulah ulah manusia dimana-mana, engga terima kalau disalahkan, apalagi di dalam diskusi di milis. Udah tahu salah, terus ayo ngotot jambret dalih dari sana dari sini, sampai mungkin engga lama lagi Oom Han kena getahnya :-). Karena ogut sering baca buku sepikologi, kutahu kira-kira alasannya sih dan masuk di akal. Manusia pada dasarnya besar kemaluannya, jadi penjembrengan bahwa ia salah di jalum adalah sesuatu yang sebenarnya tabu alias harus dilakukan dengan hati-hati sekhalei. Di dalam teori kebutuhan hal itu sudah termasuk 'survival need' sebab mereka yang ketahuan sering salah, selain PD-nya bisa menukik juga bisa menjadi warga THP dan mengidap cem-macem penyakit sepikologis. Anda pernah berkelahi dengan orang lain dimana ia lebih galak lagi darimu padahal ia salah. Sebetulnya ia takut kepada Anda (karena kesalahannya itu) tetapi sesuai dengan perilaku kakek moyang kita yang dulu-dulunya kaya monyet, maka ia perlu menyeringai lebih beringas :-).
Ikut milis memang membutuhkan keberanian. Itu sebabnya sebelum kami cabut saya mendapat tayangan syering per japri dari seorang warga milisku juga. Bagus syeringnya itu tetapi ada bahaya ia disikat orang, artinya ada apa yang dinamakan 'vulnerability' atau kelemahannya. Sebagai seorang pastor :-), ia mesti berhati-hati sebab ia tahu orang sering sekali mengembat pastor. Satu saja yang kelakuannya tidak senonoh, sekampung pastor bakal digasak. Itulah sebabnya hanya segelintir orang yang berani menjadi penulis di milis. Sambil mengenjot menuju ujung trail aku teringat kepada wong sinting, eh berani, prenku si Mang Ucup yang ketika mulai jadi penulis hancur bonyok digebuki orang karena tulisannya yang kontroversil. Untunglah ia didikan kempetai Jepang sehingga setiap digebuk ia bangun lagi tetap menulis :-). Nah, bila Anda ingin mengikuti jejak kami penulis Internet, mikir 70 x 7 kali dulu pren. Yang lebih aman ikuti si Mia dan Ivy azha, forward tayangan bodoran dan jarang yang akan kesinggung membaca tayangan joke :-). Hep e nais wik en mai prens, bai bai lam lekom.