Lamunan Bersepeda XIV

Hari ini adalah hari terpanjang di belahan bumi utara, 'summer solstice' istilahnya. Selain itu, hari ini adalah hari terpanas juga yang saya alami sejak 1 Januari 1997 di Toronto. Eh, 1 Januari lalu saya masih di Jakarta kog, sejak 5 Januari pada saat saya kembali ke kota tempat tinggalku ini :-). Tidak melakukan apa-apa, hanya berada di luar rumah saja, keringat bercucuran karena panas dan lembabnya udara. Namun karena "sinting" bersepeda, saya dan Cecilia tidak peduli suhu sepanas apapun. Yang penting kami memakai 'sunblock lotion cream' dengan SPF 30 sebelum kami berangkat. Nah, mengayuh di suhu sepanas itu memang mengingatkan kami akan suhu di Jakarta yang selalu panas.

Tujuan kami yang pertama adalah mengunjungi mal terdekat dari rumah, ingin mengambil hasil cetak foto-foto kami waktu canoeing trip lalu. Ketika sampai di lapangan parkir mobil mal itu yang sudah penuh dengan ratusan mobil, hati merasa lega tak perlu bersaingan mencari tempat parkir yang kosong. Beberapa pengemudi saya lihat berebut menghampiri satu dua tempat kosong. Untunglah tidak ada yang berkelahi sebab terkadang saya melihat pengemudi berkelahi memperjuangkan tempat parkir yang sudah ditemukannya terlebih dahulu. Mungkin Anda yang tinggal di Betawi jarang melihat orang berkelahi berebut tempat parkir karena parkir di mal-mal kota Toronto ini umumnya serba gratis. Melihat mal yang ramai itu saya jadi teringat email yang dikirim keponakan kami beberapa hari lalu. Katanya, semua mal di Jakarta hari-hari ini sedang penuh karena anak sekolah yang sudah berliburan, sedang bersantai dan rileks di mal, sambil cuci mata dan berbelanja. Saya mengelus dadaku :-). Di jaman saya dan Bung Lukas liburan sekolah, kami tidak berekreasi ke mal atau ke toko berbelanja. Waktu masih SD dan SMP, memang selain ngadu jangkrik dan main layangan, masih ada seratus kegiatan rekreasi anak Betawi. Waktu sudah SMA dan mahasiswa, rekreasi kami adalah kemping, ke pantai atau ke gunung, menikmati alam dan kabur dari kota. Waaah, bedanya anak jaman sekarang dengan anak jaman kita ya Bung Luki :-).

Seperti Anda tahu, saya dan Cecilia jarang sekali pergi ke mal, kalau tidak perlu membeli sesuatu atau berbelanja sayur mayur. Nah, kemarin ketika kami mendatangi mal itu untuk menanyakan apakah foto sudah selesai belum (maklum cetak yang murah alias semingguan :-)) saya melihat satu-satunya toko favorit- ku alias toko buku bernama Coles, sudah hilang lenyap diganti dengan toko pakaian sport (umumnya baju kaus tim hockey, baseball dan basketball) :-(. Wah sedih sekali melihat toko buku hilang lenyap padahal rasanya baru 3 minggu lalu saya 'browsing' disitu. Untuk memuaskan kebutuhan saya melihat buku, maka setelah mengunjungi mal pertama, kami pergi meneruskan kayuhan sepeda ke mal lainnya yang terletak cukup jauh dari rumah, tetapi ada toko bukunya. Keringat terus bercucuran sepanjang jalan dan kami memang tidak peduli. Lumayan segarnya masuk ke dalam mal karena ber-AC. Nah, cukup sekitar setengah jam di toko buku Smithbooks disitu, memuaskan kerinduan melihati dan memegang-megang buku, kami berangkat pulang. Ya, kasian Smithbooks. Salahnya sendiri harga bukunya terlalu mahal sehingga saya membeli buku yang benaran dari toko buku di cyberspace kecuali bila sedang tidak sabar menunggu kiriman pos dari Amrik. "Pantes toko buku pade bangkrut," kata sementara Anda, "si jusni cume ngeliat- liat doang, belinye engga." :-) Betul! Toko itu kan perusahaan dan bukan yayasan sosial. Kalau harganya kemahalan atau lebih mahal, siapa yang mau membeli? Sepanjang perjalanan pulang, saya lalu melamunkan, dengan adanya kesempatan berbelanja di cyberspace (dengan transaksi yang sudah mencapai bilyunan $ saat ini), pastilah toko-toko darat akan terpengaruh. Kalau saya mempunyai toko darat atau berusaha di bidang itu, mestinya saya mulai memikirkan bagaimana mengembangkan sayap untuk membuka toko udara alias toko di cyberspace. Di dalam pemikiran yang sama, kalau saya mempunyai paroki darat, apalagi yang "kurang laku", saya akan berusaha untuk mengembangkan parokiku ke udara. "Hidup Paroki-Net!," kata Anda. :-) Ya, tapi jangan lupa, daripada menghabiskan uang di mal menikmati liburan, menurut saya lebih baik disetorkan ke Mbak Silvana untuk dipakai membiayai ongkos sewa canoe kami, eh salah, ongkos sewa canoe-ISP P-Net. Salam dari Toronto, selamat menyumbang.:-)

Home Next Previous