Lamunan Bersepeda XIX

Hari ini, waktu saya melihat odometer di komputer sepedaku, tercatat 1400 km lebih. Kalau Anda masih ingat tayangan LB VI yang saya tayangkan tgl 23 April lalu, pada saat saya diperbolehkan lagi bersepeda oleh dokter bedah tulangku, odometer saya sekitar 400 km waktu itu. Jadi belum sampai 3 bulan, tidak terasa saya sudah bersepeda dari Jakarta ke Surabaya :-). Ya, memang saya bersemangat kalau soal naik sepeda. Meski saya tahu suhu akan menjadi panas sekali (sekitar 33C) kemarin ini, saya tidak peduli. Lalu saya teringat ketika Cecilia dan saya selesai bersepeda sejauh 55 km di Canada Day lalu. Tidak lama setelah kami pulang ke rumah, saya langsung menuju shower untuk mandi. Cecilia langsung berkata, "Gilaak, masih panas langsung mandi, nanti sakit lu." Kata saya, "Ah, atlit (duilee..., kata Silvana :-)) sih biasaaa." Lalu saya melamun sepanjang perjalanan saya di hari-hari yang panas ini.

Tahun lalu, sepanjang musim bersepeda di kota Toronto (paling 6 bulanan yang nyaman, selebihnya seperti bersepeda di dalam freezer :-)) saya pun menempuh sekitar 1000 km. Jadi kalau dijumlahkan mulai tahun lalu, sejak saya membeli komputer sepeda itu, total perjalanan sudah Jakarta-Surabaya bolak balik. Saya teringat pada waktu pertama kali bersepeda ke kantor. Saking tidak terbiasanya dan lelahnya, mendaki tangga pun sukar begitu saya masuk kantor. Memang alah bisa karena biasa. Itulah juga sebabnya suhu tubuh saya lekas menurun dan tidak sampai sakit bila setiap pagi saya langsung masuk shower setiba di kantor. Meski angin kencang terkadang menerpa, juga tidak sampai masuk angin seperti bayinya Noordin :-), apalagi perlu dikerik. Melenceng sedikit, suatu ketika kami pergi kemping dengan seorang mahasiswa dari negeri kanguru waktu masih jaman mahasiswa dulu. Nah, mendadak ada seorang peserta yang jatuh sakit dan kami masih di Bandung waktu itu, mau menuju Pangandaran. Langsung yang cewek usul, "Kita kerik deh." Alhasil, si Phillip terkagum-kagum menyaksikan cara pengobatan "abusive" itu dan ia pun mau mencobanya (beneran, ia minta dikerik :-)). Jadi lalu kami berikan kata itu untuk dia: to kerik, kerok, kerok, agar dibawanya pulang ke Ustrali dan dimasukkan kosa-kata Inggris.

Sampai dimana dongengnya? Oh ya, bahwa tubuh yang sudah biasa terlatih, cepat sekali untuk 'cool downnya'. Lalu saya menjadi teringat kepada Lani yang budiwati waktu seabad yang lalu mengembat saya :-) dan sadar dan secara cepat dapat melakukan 'cooling down'. Ya, rohani yang sering terlatih memang cepat sekali untuk melakukan cool down, terbukti dari kasus Lani :-). Mungkin Anda mengernyitkan dahi dan berkata, "Hmm, kalau saya sudah marah, sebulan lagi baru saya reda dari kemarahanku." Saya yakin Anda belum mengenjot "2000 km" di dalam "bersepeda rohani" Anda. Semoga. Selamat meneruskan enjotannya :-), salam dari Toronto.

Home Next Previous