Lamunan Bersepeda XXVIII

"Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui." "Mana bisa, Mbak Silvana yang konon kuwat sekhalei pun tak akan mampu," begitu protes Anda yang tidak pernah belajar peribahasa bahasa Indonesia di SD :-). Tetapi hari ini saya dan nyonya, sekali mengayuh sepeda, memang melampaui tiga kota di Metropolitan Toronto ini, City of Toronto, York dan Etobicoke. Tahukah Anda bahwa jaman dahulu kala, kota Toronto ini bernama York dan lalu diganti namanya ketika tahu saya akan pindah kesini? :-) Sekarang masih ada kota baru bernama York, bukan New York, yang terletak di barat Metro Toronto. Kami bersepeda di suatu trail yang cukup indah permai sepanjang Humber River. Jarak trail p.p. sekitar 30 km dan karena medannya turun naik, lumayan beratnya meski tidak sampai gempor seperti Justine :-). "Nasiiibbb," kata Justine yang cuma beberapa hari mengunjungi Toronto tetapi kena ledekan terus. Kalau kamu masih ingat Justine, trail bernama Tommy Thomson Trail ini rencananya akan kita jalani bertiga dahulu (dari Old Mills subway station) tetapi kamu lekas-lekas pulang sih, sebab sudah kangen berat dengan teman-temanmu di kota angin, Mo Sarju dan Mas Djoko Sandal Tempe :-). Nyesel deh ngga ikutan :-).

Nah, konon Humber River adalah sungai TERindah di Kanada, TERpanjang di dunia, TERbersih sejagat raya. Lho? Bohong, saya sedang terkena "demam Menara Jakarta" gara-gara Bung Aloy dan saya lihat ia sudah menayangkan topik wah-wah-wah lagi. Humber River sih biasa-biasa saja, memang cukup panjang dan merupakan salah satu sungai utama yang melintasi kota ini. Bagus mana Mas dengan Kali Ciliwung? Tentu lebih bagus Kali Ciliwung dong, buat aye nyang belajar berenang disitu :-). Tapi sekarang kalau kita nyemplung di Ciliwung, dijamin besoknya kudisan. Melantur terus nih. Yah, memang pikiran juga banyak melantur selama mengayuh sepeda 30 km tadi pagi. Sekarang mari kita menuju inti lamunan. Sungai itu dari waktu ke waktu nampak. Sering sekali kami menjumpai kawanan angsa Kanada, Canadian geese, yang hidupnya berkomunitas sedang bersantaian di tengah-tengah sungai. Satu komunitas terdiri dari sekitar 30-40 angsa termasuk yang pitik.

Konon lagi, komunitas angsa ini bila terbang selalu dalam formasi V karena menurut hitungan para pakar aerodinamika di bawah pimpinan Kang Heru TAMU, formasi V adalah yang paling efisien untuk terbang. Nah, tahukah Anda bahwa yang menjadi 'team leader' formasi komunitas angsa itu, ganti-gantian! Tidak hanya dia-dia juga, satu-satunya PBR (Pemimpin Besar Revolusi) angsa. Ya jelas, mana mungkin sang 'team leader' bisa tahan terus-terusan memimpin terbang selama 32 tahun, eh selama puluhan jam. Jadi kalau ia sudah lelah, ia lalu diganti oleh 'team leader' yang lainnya. Tahukah Anda juga bahwa gitu-gitu, meski bernama binatang, angsa ini setia kawan sekali. Bila yang satu di KTP- nya dicap et, yang lain minta KTP-nya dicap et juga (Pro Mas Widodo, saya prihatin membaca cerita Anda :-(). Ngelantur lagi, maklum, sedang bingung memikirkan, apa ya Indonesia sudah merdeka 52 tahun lamanya? Angsa ini, bila ada satu yang sakit dan tidak mampu ikut terbang, salah seorang, eh salah seekor, menemani dan melayani si sakit sampai ia sembuh kembali. Lalu berdua mereka akan bergabung lagi dengan kawanan angsa yang lain, tanpa diminta oleh si 'team leader' untuk memperlihatkan KTP, atau ditanyakan terlebih dahulu mana surat lapor dan bebas G30S dari RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, dsb., dst. Hebat ya angsa! Kapan kita manusia bisa menjadi seperti komunitas angsa itu? Begitu salah satu pikiran saya di pagi hari tadi. Selamat merenung di HUT Proklamasi RI yang ke 52. Dirgahayu! Salam dari Toronto.

Home Next Previous