Sekitar dua minggu lagi musim rontok yang aduhai akan tiba. Tak heran bila saya mulai mengenjot sepeda di pagi hari, suhu masih dingin, 7C tadi pagi. Saya memang menanti-nantikan tibanya musim rontok, musim terindah sepanjang tahun bagi saya. Saya juga menanti-nantikan kedatangan mertua saya :-), yang sekitar seminggu lagi akan tiba dari Batavia. Bagaimana saya tidak menunggu kedatangannya? Konon ia akan membawakan saya opak ketan berlabur gula aren, kerak telor, soto Betawi, dan segala macam makanan si menantu tersay :-). "Tidak percaya," kata Anda. Apanya? Bawa makanannya atau tersay-nya? "Yang terakhir," kata rakyat. Begini buktinya. Anak menantunya memang ada 6 pasang atau 12 total jumlahnya tetapi hanya bersama saya dan Cecilia ia betah tinggal bertahun-tahun :-). Jadi kalau tidak disayang, mana beliau akan betah. Mengapa saya mendongeng atau melamun bersepedaan seperti itu? Karena ulah warga P-Net ini juga yang sekitar 2 minggu lalu bertandang ke Toronto.
Mas P. ini memang banyak ceritanya. Suatu ketika obrolan menyangkut kepada mertua atau ortu yang tinggal bersama keluarga. Saya lupa gara-garanya, mungkin karena cerita Cecilia ia menjadi relawan di sebuah rumah jompo. Kata Mas P., "Pak jusni, tahu ngga di Singapore ada undang-undangnya lho mengenai ortu yang tinggal bersama." "Oya?" "Ya, anak mendapat 'tax holiday' bila ortu tinggal bersama si anak. Akibatnya anak jadi berebutan agar sang ayah dan atau ibu tinggal bersama. Akibatnya lagi, sering sang ayah dan sang ibu lalu menjadi hidup terpisah tinggalnya, yang satu di anak A, yang lain di anak B." :-(. "Masyamalaikat," kataku. "Masih belum pak jusni, kalau anak atau menantu galak kepada si ortu, mereka dapat dilaporkan kepada polisi dan sangsinya bukan main-main." "Wah peraturan bagus tuh sebab bukan saja ortu suka galak atau 'abusive' kepada anak, yang sebaliknya juga kerap terjadi." Begitu a.l. obrolan saya dan Cecilia dengan Mas P. yang banyak dongengannya :-).
Nah, sedang melamun seperti itu saya lalu berhenti di suatu persimpangan karena lampu merah. Seorang berpakaian rapi, berjas dan berdasi menghampiri saya. Ia membawa plakat cukup besar bertuliskan, Jim Kafieh, NDP, Vote Today. "Are you in this riding?", tanyanya. Maksudnya apakah saya tinggal di distrik dimana pemilu setempat tengah berlangsung. (Seperti pernah saya ceritakan, sistim DPR kami memakai sistim distrik atau daerah dimana rakyat memilih langsung wakil daerahnya.) "No, I am not from this riding but why is there a by-election (pemilu setempat hanya untuk menggantikan satu wakil rakyat)?", tanya saya kepadanya. "Because the MP (Member of Parliament) was called to Ottawa to become minister responsible for selling shoes and giving away tax holidays" :-). "Really?", kata Anda :-). Ya bohong, tetapi tentu Anda percaya kalau saya bilang di negeri antah berantakan ada menteri alias pembantu presiden yang mengurusi soal-soal demikian lho. Kalau tidak percaya tanya Mas P. yang serba tahu :-). Lalu saya berkata lagi kepadanya, "Sorry, I can't vote, I do not belong to this riding," sambil tersenyum manis :-). Nah, di dalam hati namun saya bergumam dan melamun, hmm, meskipun aku mempunyai hak pilih, belum tentu aku akan memilih si Jim dari NDP (New Democratic Party) itu. Mengapa? Merupakan suatu generalisasi, wakil rakyat dari NDP umumnya pro-choice istilah mereka, pro-abortion kata orang lainnya. Lalu saya teringat kepada diskusi 'it doesn't work' (bekerja sama atau berdialog dengan kaum Kristen non-Katolik) yang sedang berlangsung di P-Net. "Tt does work," kata sementara warga Net ini yang erat pergaulannya dengan non-Katolik. Saya juga berprinsip yang sama, generalisasi terkadang dapat membantu, tapi juga dapat menjerumuskan atau menyempitkan pandangan maupun horison hidup kita. Kalau saya tinggal di riding-nya si Jim, tentu saya akan minta bertemu dengan dia untuk menanyakan sendiri apakah ia pro-aborsi atau tidak. Lalu apa buktinya. Sebagai guru KBA memang saya maupun Cecilia tidak akan memilih wakil rakyat yang pro-aborsi. Hanya ... kalau saja saya ada waktu, saya juga ingin bergaul dan berdialog dengan pro-abortionist untuk mengerti dan lebih mengenal mereka, mengapa mereka bersikap seperti itu. Saya yakin pengetahuan tersebut akan lebih memperkaya hidup saya. Semoga Andapun demikian, tidak langsung menutup diri akan segala sesuatu yang tidak Anda setujui atau senangi dan mengambil kesimpulan secara serampangan :-). Salam dari Toronto.