Lamunan Bersepeda XL

Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Satu dua tayangan, lama-lama jadi 40. Yah, tak terasa ya setelah menulis LB ini sekitar setahun lamanya, sampailah kita di nomor ke 40. Terbalik dengan yang tinggal di Australia, suhu sudah menjadi semakin dingin, terlebih bila saya mulai berangkat di pagi hari. Langit masih gelap dan perlu memakai lampu. Beberapa waktu yang lalu saya membeli sebuah lampu sepeda halogen yang canggih, ringan dan terangnya bukan main, lebih terang dari lampu motor DKW Hummel-ku di jaman baheula. Lalu saya teringat jaman memakai lampu sepeda di tanah melayu. Lampunya besar sekali, sekitar 3-4 kali lebih besar dibandingkan lampu halogen saya. Dinamonya sebesar lampuku saat ini. Bila ingin dinyalakan, tuas dinamo kita tendang dengan kaki dan kepalanya lalu akan menempel di ban dan berputar. Terbangkitlah daya dari motor kecil itu, mengalirlah sang arus ke lampu yang cukup lumayan terangnya kalau hanya untuk melihat lubang-lubang di jalanan kota Betawiku :-).

Maklum tinggal di kota besar yang banyak malingnya, lampu halogenku dengan mudah dapat dilepas dari penyangganya. Pernah sekali lampu sepeda saya dicuri ketika dipinjam teman di daerah Menteng. Lalu saya jadi teringat canoeing di akhir pekan lalu. Baru pertama kali itu saya melihat sebuah canoe diikat dengan rantai oleh pemiliknya. Hanya rantainya saya lihat tidak meyakinkan, model "mickey mouse" alias diameternya hanya setebal buntut tikus. Kata orang sini, "It gives some sense of security." Kata saya, "It gives false sense of security." Sebetulnya menyedihkan memang kalau semua benda yang kita miliki harus kita rantai agar supaya tidak dicuri.

Lamunan beralih ke hal yang lain pada saat saya melihat suatu 'billboard' atau papan pengumuman sebesar gajah di muka sekolah. "Congratulations to Teng Ben Sin for getting best student of the month award," gitu kira-kira bunyinya. Yah, sekolah-sekolah disini tidak malu-malu untuk memamerkan kebolehan anak- anak muridnya. Segala macam hadiah dan penghargaan, baik tingkat sekolah, RT, RW, sampai ke tingkat nasional dan internasional, akan diumumkan melalui 'billboard' siapa-siapa pemenangnya. Melihat nama 3 suku sudah merupakan hal yang biasa saat ini. Mereka yang menjadi juara matematika, saya berani taruhan, kalau tidak lahir di Hong Kong, tentu di negara Asia lainnya. Paling tidak bokap atau nyokapnya dari Asia :-). Kemarin saya melihat daftar pegawai baru di kantorku selama 2 bulan terakhir. Nama-nama yang saya baca bukan nama lazim orang Canada seperti McDonald, Wendy atau Burger King :-), tetapi nama-nama aneh seperti Lo Bang Tei, Halal Alharam, Abu Bakar-bakar. Benar, para imigran pendatang baru yang sekarang sedang menjagoi atau meraja-lela di segala pelosok kehidupan di negeri ini. Kata orang Canada yang senang dengan imigran, "They rejuvenate everything." Imigran memberikan darah yang segar dan membuat kehidupan berkembang. Lihat contohnya di Amrik yang setiap tahun memberikan visa lotere bagi rakyat seluruh dunia.

Lamunan jadi terhenti pada saat merenungkan mengapa imigran di tanah tercinta sampai hari ini masih ingin disepak dan dibuang ke laut saja atau disuruh pulang ke negeri leluhurnya kecuali bila mau masuk Islam :-(. Selamat ikut merenung, terutama bila Anda masih mencintai tanah air Anda. Salam dari T.O.

Home Next Previous