Lamunan Bersepeda LI

Satu bulan berselang sejak saya menulis LB yang ke 50 karena musim dingin tidak habis-habisnya di kota ini. Mulai awal April ini suhu benar sudah menghangat alias tidak pernah minus lagi di pagi hari. Pohon-pohon mulai bertunas pertanda musim semi telah tiba. Nah, pagi ini 13 April 1998 patut dicatat di dalam buku sejarah P-Net sebab kaos cantik hadiah Juliana, untuk pertama kalinya dapat dilihat orang di jalan raya kota Toronto :-). Yah, tadi saya bersepeda ke kantor memakai kaus P-Net. Mbak Juliana kaget, nanti aku ditodong dimintai kaus katanya. Bohong rek, kausnya boleh beli nyumbang deng. Kaus itu mulai semalam pada saat foto bersama si Mote dan seluruh warga P-Net di Toronto, saya pakai sampai saat ini, termasuk dipakai tidur :-). Jadi baunya tidak dijamin :-), bohong lagi, keringat Bang Jeha dijamin netral baunya.

Lamunanku lalu terpicu oleh suasana demo mahasiswa di tanah air setelah kemarin dulu membaca majalah Time edisi 13 April 1998. Salah satu artikelnya (dari banyak yang bagus di edisi khusus berjudul 'Leaders & Revolutionaries' itu) adalah 'The Unknown Rebel'. Latar belakang atau fokus tulisan ini berupa foto seorang Cina di Beijing yang secara sendirian menantang atau berdiri di muka tank. Di belakang tank itu, puluhan tank lainnya berbaris. Diceritakan bahwa awak tank berusaha menghindar dari halangan si 'rebel' (mungkin bernama Wang Weilin, 19 tahun, mahasiswa) tapi si Weilin juga bergeser menghalangi tank lagi sampai akhirnya ia ditarik dan diselamatkan oleh beberapa orang di pinggir jalan.

Gambar atau foto itu menyederhanakan situasinya, kata penulis. Di dalam tiap demo, selalu ada unsur ketidak-murnian. Selalu akan ada mahasiswa yang ngawur atau istilahnya ekses. Akan ada yang berusaha mencari keuntungan pribadi. Namun contoh engko Wang itu, mau mengorbankan nyawanya kalau perlu, agar supaya pasukan tank tidak terus maju, adalah contoh kepahlawanan. Ada 2 pahlawan di kisah itu, kata penulis lagi. Si Weilin dan si pengemudi tank yang paling depan atau tentara yang masih mempunyai suara hati saat itu, untuk tidak melindas mampus si mahasiswa atau demonstran. Itu saja harapan kita semua bukan, bahwa masih ada tentara dan jenderal ngabri yang suara hatinya berkata, "Jangan melindas dan menumpas mahasiswa pendemo di tanah airku, sebab mereka melakukannya demi masa depan negara dan bangsaku."

Melihat kaus P-Net yang kupakai, saya jadi tersenyum karena beberapa waktu lalu, wan Nawi orang Pengkuper pernah sedikit menyindir, hati-hati kaum penjilat rezim Orba. Jangan sampai di masa mendatang, Anda akan dimintai bukti bebas-Orba :-). Memang kalau sampai terjadi 'Judgement of Nuremberg' di tanah melayu, entah berapa juta orang akan masuk penjara, apalagi kalau dalih, "Aku cuma ikut-ikutan pak/bu", tidak laku di dalam pleidoi. Sementara ini, saya lalu teringat kepada Bung Mari yang menganjurkan orang masuk P-Net. Kalau tidak lama lagi P-Net menjadi musuh Orba, para pemakai kausnya dengan cepat dan tangkas akan langsung terpangkas termasuk Bang Jeha pemakainya :-). Bung Mari sendiri pasti akan masuk di anak tangga top-hit warga P-Net yang mesti dicekal karena telah melakukan agitprop (agitasi dan propaganda) :-).

Eh, terlalu asyik melamun sampai lupa. Sepeda kukayuh lebih cepat agar segera sampai di rumah. Kriiiing, bunyi pesawat teleponku pada saat aku mau membuka celana dan baju di kantor tadi :-). Lho memangnya mau dimandikan suster Carolus lagi, tanya Anda. Bukan Mas, sedang mau ganti pakaian ke pakaian bersepeda :-). Gini ceritanya. "Halo Jus, kog belum pulang." Oh belum Mo (si Mote, siapa lagi), tunggu telepon dari sampeyan. Ada apa?" Singkat cerita, si Mote mendeskripsikan apa yang terjadi dengan semua dokumen di dalam komputernya, yang seumur hidup belum pernah ia 'save'. Kesimpulan "dukun komputer", kena virus. Lalu saya menyuruh ia segera berangkat naik subway ke rumahku untuk diperiksa dan diperbaiki, sang dokumen maupun komputer. Jadi itulah, saya balapan sehingga terjadi rekor sampai di rumah. Biasanya paling cepat 45 menit, kali ini cuma sekitar 40 menit dan kecepatan rata-rata yang biasanya 16 km/jam karena jalanan mendaki menjadi 18 km/jam. Boleh sering- sering komputermu kena virus (Anda yang pintar boleh menebak, kena virus apa dan darimana, komputernya si Mote :-)), aku jadi semakin fit rasanya. Sekian dulu lamunan kali ini, salam dari Toronto.

Home Next Previous