Pagi ini saya tahu persis seberapa jasa isteriku setiap pagi membantu suaminya untuk baik melamun di jalan maupun mencangkul di "ladang". Tiga puluh menit saya terlambat berangkat meski sejak bangun pagi, semuanya sudah saya lakukan serba parallel. Dari mulai menanak nasi untuk sarapan pagi, menggodok spaghetti untuk sangu makan siang, memanaskan satu dua lauk-pauk, membuka e-mail :-) dan menjawab beberapa per japri, membaca koran pagi yang berpuluhan lembar, mengurus anjing kami supaya tidak lupa diberi makan dan dipersilahkan ser-ser-an (horeee Mbak Ira sudah nongol lagi :-)), dan seterusnya, dan lain lain.
Udara memang cerah dan warna daun 'spring green' merupakan warna dominan di kota ini. Tetapi tidak lama mengayuh menikmati indahnya pagi, begitu saya mendekati persimpangan Don Mills dan Sheppard, ratusan mobil antri alias jalanan macet.Saya lalu teringat satu dua temanku di Landmark Centre, Betawi, yang sering berangkat di pagi hari sekali dan jam 7 sudah sampai di kantor. Bagi mereka, beda berangkat setengah jam akan mengakibatkan waktu ke kantor yang bisa hanya beberapa belas menit menjadi sejam atau lebih. Kemacetan ini disebabkan oleh konstruksi perluasan jaringan subway dalam rangka Olympiade musim panas tahun 2008 yang rencananya akan dilangsungkan di Toronto. :-) Kog aku tidak tahu Mas? Sekarang sampeyan tahu :-). Masih dalam proses jualan memang dan kalau Toronto tidak kalah (dari Sydney waktu bersaingan untuk yang tahun 2000) 10 tahun lagi rumah kami akan kebanjiran tamu :-). Wah, asyik dapat penginapan gratis. Tunggu dulu Mas/Mbak, ongkos nginap dengan fasilitas 'all you can sleep and sometimes eat' ini, paling tidak 100 $ seharinya. Lho, kog mahal Mas? Katanya kalau nginap di rumah Bang Jeha selama ini gratisan. Benar, tetapi itu dulu, untuk promosi Olympiade :-), sekarang 100 $ semalam dan yang 10 $ untuk P-Net alias disalurkan lewat Meme. Kasian tidak ada yang nyumbang-nyumbang sehingga meski ia sudah pindah alamat beberapa bulan yang lalu pun orang tak peduli dan tidak tahu :-).
Tidak mungkin lagi aku bersepeda di sisi paling kanan di jalan sebab beberapa mobil antriannya mepet sekali ke pinggir. Lalu saya masuk ke jalur tengah dan bersepeda di antara mobil-mobil itu, persis seperti layaknya pengendara motor di kota Betawi. Dibekali dengan keahlian menyelip puluhan tahun, hasil pendidikanku dari Indonesia, dengan santai saya terus melaju. Disitulah letaknya salah satu kesenangan bersepeda, bila mobil macet semua dan kita tetap dapat maju. Kalau kita yang duduk di belakang setir mobil dan melihat kemacetan berkilo-kilometer, bukankah kita sering melamun, "Ohhh, kalau saja aku punya sepeda dan mobil ini bisa kutinggalkan, aku sudah ganti bersepeda."
Bebas dari kemacetan alias melewati persimpangan yang macet itu, lalu saya melamun sambil tersenyum akan pengalaman isteriku yang sedang berliburan di 'City of Angels' di Amrik. Kami belum terlalu lama tinggal di Toronto waktu itu dan ia mengendarai mobil bersama anak-anak. Waktu saya pulang dari kantor ia bercerita. "Masa Yang, aku diomelin pengendara motor, dasar blo'on deh." "Kenapa?" "Yah kan jalanan di Don Valley Parkway itu agak macet atau ngantri, lalu di depanku ada sepeda motor. Nah, seperti kebiasaan di Jakarta, aku terus majukan mobilku sampai ke sisinya. Eh, ia marah dan melotot sambil berkata kepadaku, "Lady, I AM HERE." Aku kaget, baru aku tahu bahwa pengemudi motor mendapat hak sama seperti mobil, artinya tidak boleh mobil kita sodok ke sampingnya." "Ya, memang tidak dijelaskan di dalam buku guna memperoleh SIM, aku juga tahunya dari mengamati tingkah laku pengemudi mobil lainnya," demikian kata saya mencoba menghiburnya. Akibatnya lagi, motor disini tidak boleh menyelip alias berjalan di antara mobil-mobil, tetapi harus "bersikap" seperti mobil. Lain padang lain belalang, lain motor Betawi lain di Toronto.
Laporan sumber HNN dari Yogya memberitakan bahwa Romo Bono yang saya kenal darat karena pernah beberapa kali ke Toronto maupun dulu tinggal cukup lama di kota ini, konon sudah mulai ikut demo alias turun ke jalan. Ini baru berita menggembirakan sebab selama ini berita dari Melayu umumnya berita menyedihkan. Sambil bersepeda, saya tersenyum dalam hati mengingat Romo Bono. Salah satu oleh-olehnya lama tinggal di Amerika Utara adalah dalam doa Bapa Kami-nya yang lain dari yang lain :-). Bila Anda kenal dengan Romo Bono, tolong sampaikan salam salut saya kepadanya dengan pesan, kalau sampai demo- nya berhasil menggulingkan rezim Orba, saya pun akan berdoa "Our Father and Mother who art in heaven, hallowed be thy name ..." :-)
Eh, lamunan dan doa Bapa Kami versi Romo Bono terhenti ketika saya melihat mobil patroli atau security kantor sedang menunggu di muka lapangan parkir dan memeriksa mobil yang masuk, apakah mereka pegawai atau bukan. Soalnya lagi, banyak orang dari kantor atau pabrik di sebelah kami yang sudah tidak milik perusahaan yang sama, suka memarkir mobil di lapangan kami dengan akibat tempat parkir habis. Asyiknya bersepeda :-), kulewati saja si "polisi" tanpa perlu memperlihatkan 'badge' ataupun sowanan. "Give us this day our daily cangkulan ..." Salam dari Toronto.