Tayangan dimulai dengan pertanyaan lagi. Siapa di antara warga Net ini yang pernah naik sepeda sambil sekaligus menjalankan anjing (walk the dog)? Tidak ada? Anggap saja demikian sebab kalau di Jakarta, anjing terkadang dipelihara untuk menakut-nakuti manusia :-), bukan untuk diajak jalan-jalan. Mungkin demikian pula di negara Asia lainnya. Soalnya, kalau saya dan Cecilia menjalankan anjing kami di taman, hampir selalu kami lepas cangcangan atau 'leash'-nya agar bebas merdeka dan dapat bermain ria. Nah, 90% anak atau orang yang ketakutan, meski anjing kami sebesar kutu :-), adalah orang Asia. "Haiya, kaw la, haiya," kata si penakut sambil menghindar :-).
Kemarin, saya membawa dotty anjing kami ke taman sambil saya bersepeda. Senang sekali ia. Memang ia selalu tertawa-tawa bila akan diajak jalan. Oke- oke, anjing tidak tertawa tetapi menggonggong tanda gembira. Begitu ia lihat saya mengeluarkan sepeda, senangnya lebih lagi karena ia lalu berlari di muka sepeda dan talinya saya pegang sambil mengenjot. Terkadang kalau saya sedang iseng, saya suka biarkan ia yang menarik sepedaku dan sebentar saja lidahnya sudah keluar ;-). Memang anjingku tidak dilatih menjadi anjing rickshaw penarik sepeda, dasar tuannya saja yang suka isengan :-).
Sesampai di taman, ia saya lepas agar ia menikmati harinya dan saya dapat mulai melamun. Si dotty itu kalau Anda belum tahu adalah anjing jenis beagle asli alias bukan blasteran, lengkap dengan surat stambom segala. Artinya dijamin bokapnya beagle, nyokapnya juga beagle, sepanjang 3 generasi :-). Lho Mas, kog lamunan dimulai dengan stambom anjing segala? Yach, soalnya di tanah air manusia malah yang stambomnya sangat diperhatikan. Di KTP dicatat stambom sang manusia kalau ia 3 generasi matanya sipit alias yahudi kuning :-). Di Toronto, Kanada terbalik, manusia blasteran segala macam jenis, tetapi anjing masih diberikan stambom :-). Nah, karena jenis beagle-nya, daya penciumannya adalah 'one of the best of all creatures'. Sadulurnya suka dipakai di airport untuk melacak apakah Anda membawa daging babi :-), bohong, apakah Anda membawa narkotika atau bau-bauan terlarang lainnya.
Dotty langsung menghampiri 'perfume counter' favoritnya. Saya dan Cecilia memberi judul tiang pagar taman itu, "Calvin Klein counter". Soalnya banyak anjing-anjing lain yang "menjual perfume-nya" di dekat sang tiang pagar. Itulah kebahagian hidupnya, sederhana sekali, hanya dapat mencium-cium segala macam 'perfume' di 'counter-counter' yang berserakan di taman. Tuannya sendiri pun mempunyai kebahagiaan sederhana. Ada jalanan yang menurun sedikit di taman itu dan tiada orang lain kecuali daku karena sedang jam makan malam. Lalu sepeda saya kendarai zigzag, membentuk angka 8 sambil gleyang gleyong (istilah Betawi) ke kiri ke kanan. Asyiknya, kebahagiaan hidupku saat itu. Tidak terpikir atau kupunyai keinginan untuk gleyang gleyong dengan Ferrari atau Porsche atau benda sejenisnya. Mana mampu Mas? :-) Betul sekhalei :-).
Sialan, hampir saja banku melindas pecahan botol bir yang berserakan di salah satu bagian trail. Tidak salah lagi, ada anak "toxic" yang semalam minum bir dan memecahkan botolnya di taman itu, pertanda 'cool behaviour' :-(. Saya lalu teringat kepada tulisannya Bonnie di majalah Elm Street (baca tayangan Fetal Alcoholic Syndrome). Anda juga pasti masih ingat betapa gedegnya Bonnie mengetahui seorang ibu pencium lem (glue sniffer addict) tidak dapat dipaksa untuk mendapatkan pengobatan. Memang 'Women's right group' terkadang keterlaluan di dalam mendukung hak azasi wanita. Sebetulnya, janin yang ada di dalam kandungan si ibu memang tidak dianggap manusia oleh pengadilan.
Eh, sedang asyik melamun, kulihat si dotty dari kejauhan sedang mencium-cium makanan sampah yang dibuang anak-anak dekat sekolah disitu. Segera kugenjot sepeda, persneling kupindahkan ke gigi yang enteng karena harus melintasi rumput. "No...no... let go," begitu kataku agar ia melepaskan sang makanan. Ketika melihat tuannya dengan mata mendelik, pasti tak kalah dengan kegalakan kopassus menghadapi mangsanya, ia tidak berani memakan sampah itu. "Asu kowe," kataku. Untung ia tidak mengerti bahasa Jawa, kalau tidak mungkin ia akan mengadu ke 'Supreme Court'-nya para anjing agar hak azasinya untuk makan sampah tidak dilanggar tuannya :-).
Yah, lamunan jadi terhenti dan perutku sudah lapar sehingga saya memutuskan untuk kembali saja. Bersepeda memang paling asyik sebab banyak sekali yang dilihat dan dapat dilamunkan. Coba kalau naik mobil atau motor Anda melamun, alamat bersaingan dengan pasien DBD :-( alias tidak kebagian ranjang di rumah sakit. Jadi kalau Anda tidak sepedaan, jangan melamun deh dan cukup membaca tayangan serialku saja. :-) Salam dari Toronto, sampai lamunan berikutnya.