Lamunan Bersepeda LXVIII

Tanggal 16 Juni dan suhu ... betul 16C :-) ketika saya memulai kayuhan di pagi hari nan indah ini. Benar, saya tidak berdusta, Bang Jeha mana berani berdusta, termasuk kepada calon mertua ketika anaknya belum kusunting :-). Thermometer di luar rumah, air raksanya ada di atas 15C plus satu seterip atau berarti 16C. Udara memang berawan agak mendung tetapi tetap hari yang indah dibandingkan ketika aku harus mengayuh di tengah hujan deras di rute pulang ke rumah dari kantor. Ini nanti kusinggung lagi.

Nah, Bang Jeha dengan si Mpoknya konon akan melakukan canoeing trip sepanjang sungai bernama Grand River dari kota bernama Cambridge ke kota bernama Paris di propinsi Ontario ini, hari Sabtu mendatang. Eh, ketika kelompok diskusi panel alias teman-teman ngobrol di jam makan siang berkumpul di cafeteria, seorang sohibku, yang juga senang bersepeda dan kanuan, waktu kecil ternyata besar di Hamilton, suatu kota yang tidak jauh dari kedua kota di atas. Tentu kutanya sebab meski aku pernah ke kota Paris Perancis dan Kota Paris Senen :-), aku belum pernah mengunjungi Paris, Ontario. "Jay (bukan namanya), where exactly is Paris?" "Oh, a bit south west of Kitchener, not too far from, why you asked?", kata doi keheranan sebab Paris, Ontario adalah ndeso. "I am going there this week-end for a canoeing trip along Grand River." Ia tersenyum lebar. "Why you smile Jay?" "Well, it all depends on how deep is the water level because, if it's deep you will find lots of rapids (jeram) and fun, if it's shallow, you would probably spend most of your time walking instead of canoeing." "You mean portaging?" "Well, you can walk in the river," kata doi lagi. Lalu ia menjelaskan bahwa saya dan Cecilia pasti akan menikmati sungai yang konon cukup indah itu. Ya, inilah gunanya 'networking' alias ngobrol. Hanya karena kurang pengalaman mendayung di sungai atau di arung jeram, lalu saya dan Cecilia membaca buku panduan kami, "injil" para canoeist berjudul 'Path of the Paddle' karya Bill Mason, mbahnya canoeist Kanada. Sukar sekali menguasai teknik mendayung atau berkanu di arung jeram, hanya dari membaca buku, sama susahnya seperti belajar bersepeda dari buku tok :-). Saya jadi tersenyum sendiri ketika dengan asyiknya, dalam kecepatan 35 km-an saya mengambil tikungan masuk ke dalam kantor sambil badan kumiringkan dan pedal sepeda bergeser di aspal. Seperti berkanu di arung jeram, tidak ada di buku teknik untuk bersepeda menikung sampai pedal menggeser ke aspal dan lebih hesbats, kalau mengeluarkan percikan api :-). Seperti banyak pelajaran hidup kedua hal itu harus dilakukan dengan sering, dengan segala macam risiko, badan babak belur dan kanu atau sepeda amblas, sebelum kita menjadi mahir.

Tanggal 16 Juni saat ini dan sudah beberapa puluh kali saya bersepeda sejak awal tahun tapi baru hari ini aku mengalami hujan deras. Bukan saja celana basah, tetapi sampai ke celana yang satu lagi pun basah. Asyik sekhalei sebab aku teringat jaman naik motor di Betawi kalau kehujanan. Anda sudah kenal Mbak Ira yang sekarang sedang magang di Ngostrali? Syukur, jadi Anda tahu bahwa ia senang sekali ser-seran. Bang Jeha sudah level sinting kalau ini. Yah, karena pernah kuceritakan, 2 kali menderita malaria dan yang terakhir hampir aut dengan akibat ginjalku soak, maka sukar bagi saya menahan untuk tidak ser-seran. Akibatnya, kalau hujan deras dan aku basah kuyup serta kedinginan, maka panggilan alam ini kutunaikan sambil mengendarai motor :-). Ngga, tadi aku tidak sampai perlu kencing kog sebab badan hangat sekali mengebut di tengah hujan lebat. Saya memang memutuskan untuk tidak berhenti dan meneduh sebab toh akan pulang ke rumah. Sekalian aku mau menguji berapa hebatnya sepeda baru namun bekasku ini. Ada dua hal yang belum kucoba di dalam keadaan hujan, seberapa pakem remnya, yang ternyata oke punya dan seberapa efektif 'mud guard' atau spakbornya. Ketika sampai di rumah, tas ranselku yang kugendong di punggung bersih dari lumpur atau kotoran alias spakbor sepedaku menjalankan tugasnya dengan baik. Ya, di dalam menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan atau terkadang musibah, ada orang yang dapat menimba manfaatnya. Di dalam contoh bersepeda hari ini, selain menguji bahwa sepedaku tetap oke di tengah hujan, bannya tetap stabil melintasi genangan air, remnya tetap pakem, pengemudinya tetap 'waterproof' :-). Jadiii, kalau "ramalan cuaca" sedang buruk bagi Anda, mungkin Anda dapat berpikir atau melakukan rencana pengujian, apa yang akan Anda test dari diri Anda, atau dari diri pacar Anda :-), siapa tahu ia memutuskan lari kalau bertemu beruang di tengah hutan :-), atau dari teman-sedulur Anda. Selamat menguji-coba, salam dari Toronto, terutama kepada yang senang main hujan :-).

Home Next Previous