Lamunan Bersepeda LXXIV

Karena tidak memakai belingnya alias kacamata, Bang Jeha harus sedikit memicingkan mata pagi ini ketika melihat thermometer di luar rumah di pintu samping rokumnya. "Ja'ul, masi enol," katanya dalam hati sebab meski ramalan cuaca suhu akan mencapai 15C, tetap saja kalau masih pagi, ya air raksa di thermometer itu sepertinya masih belum mau bangun juga, mirip yang punya rumah satu lagi :-). Alamat baju selapis tidak cukup alias mesti berbaju dua lapis sebab kalau ada angin, suhu 0C bisa membuat badan cukup menggigil.

Tidak ada burung cardinal yang mengucapkan 'have a nice ride' pagi ini. Tidak apa-apa sebab pastilah perjalanan akan menyenangkan. Begitu saya melihat koran halaman utama, saya memeriksa apakah supir bis dan subway TTC (Toronto Transit Commission) yang semalam sudah mengancam akan mulai mogok, melaksanakan ancaman mereka. "Belum," kata koran. Hari Sabtu ini akan dilakukan 'voting' apakah tawaran dari juragan TTC mengenai kenaikan gaji dsb, dapat disetujui oleh para supir. Ya, itu yang sering terjadi, bila pemimpin serikat buruh tidak pasti bahwa "rakyat" mau atau tidak dengan paket yang ditawarkan para pemimpin perusahaan. Mereka akan memberikan kesempatan kepada para kawulanya untuk melakukan pemungutan suara, setuju mogok atau setuju dengan paket. Jadi pagi ini saya masih dapat bersepeda di aspal jalan raya dan bukan di 'sidewalk' yang akan terjadi bila ada ratusan ribu mobil di jalanan kota.

Melamunkan isi koran, saya jadi teringat isi koran kemarin, suatu berita besar di halaman utama, yang karena koneksi, sebetulnya sudah diketahui oleh Bang Jeha Anda. 'Indonesia Chief's clash with Canada', judul beritanya. Isinya adalah berita bahwa hampir saja si Raymond Chan, MP di kota Pengkuper, tepatnya di Richmond, B.C., yang menjabat Menteri Luar Negeri Urusan Asia Pasifik, diusir keluar kantor si Bibie :-). Penyebabnya tidak lain karena peristiwa 13 Mei 1998 di kota Betawi, ketika puluhan ratusan orang Tionghoa yang kata si Bibie bangsa Indonesia, diembat dihancurkan dianiaya dibunuh oleh sekelompok bandit terorganisir. Si Raymond yang sudah di-lobby habis-habisan oleh wan Nawi dan para pengikutnya, tentu sudah bertekad untuk menanyakan pogrom atas etnis Tionghoa itu kepada si Bibie. Presiden karbitan Respublik Indosnesial ini sungguh tidak menduga ia akan "dikurang-ajari" seperti itu. Katanya ke si Raymond: "Are you a Chinese minister or a minister of Canada?" Jawaban si Raymond tidak ada di koran tetapi karena sekarang sudah menjadi berita umum, sudah bukan rahasia, Bang Jeha akan membukanya. Kata doi a.l., "I am first and foremost a Canadian but I am proud of my Chinese ancestry." Si Bibie tidak pernah menjadi imigran yang sesungguhnya, imigran yang masih dan boleh berbangga dengan etnis atau latar belakang etnisnya. Ia tinggal di negara, dimana latar belakang etnis, terutama Tionghoa, dianggap "jijik". Meskipun kata orang ia jenius karena tetap selamat meski kapal terbangnya hanya laku ditukar beras ketan, kata anak Betawi sih, "Ampe kude makan kue talam lagi, engga bakalan nyampe otak elu kalu urusan hak asasi manusie. Otak pemaen lenong entu mah didengkul mek, buat ngertiin perasaan orang." Mong-ngomong otak di dengkul, pasutri karismatik yang kuceritakan kemarin, senang sekali ketika Cecilia berkata, "Use your knee and not your brain to remember my husband's name." :-) Doi memang belajar dariku yang sering mengajari anak-anak Kanada yang sukar menyebut 'jusni'. Kembali ke lamunan. :-)

Tidak heran si Raymond jadi mencelat atau naik tegangannya dihina seperti itu. Ia menjadi lupa bahwa ia seorang diplomat. Dapat Anda bayangkan bila ia sampai diusir oleh si Bibie. Tentu wan Nawi tidak bisa terima dan akan mengerahkan pasukan "NATO"-nya untuk menghantam kota Betawi meski kota kelahirannya juga. Kata si Raymond waktu ditanya koran kemarin, "The meeting was very tense, he was very defensive. I think he was annoyed that my trip was purely on human rights issues, but at the same time the government of Canada had to find out exactly what's going on." Ya, itulah presiden kelas lenong. Koran-koran di Melayu hari ini memuat berita yang doi tidak keberatan bila sampai terpilih jadi presiden. Kata seorang warga P-Net ini di japri kepadaku, amit-amit si Bibie, Wiranto atau Akbar sampai terpilih jadi presiden. Oleh sebab itu, prens sadayana yang bermaksud mencoblos, ingat sekali lagi perintah Mo Gun :-), jangan pernah sekali-kali memilih lagi Golkar. Republik Indonesia-mu akan benar-benar sial sepanjang segala jaman dan menjadi kerajaan lenong abadi. Salam dari Toronto, sampai lamunan berikutnya, doakanlah supaya supir TTC tidak jadi mogok bila Anda menyenangi serial ini, karena tak mungkin lagi melamun naik sepeda bersama berjuta orang dalam mobil pribadi di jalan raya.

Home Next Previous