Lamunan Bersepeda LXXX

Asyiiik sekhalei daku bersepeda hari ini. Total kolonel 60 km lebih dengan rute rumah-kantor-downtown-MEC (Mountain Equipment Co-op, toko barang kemping) dan balik lagi ke rumah sepanjang Don River trail. Kemarin sahabatku di kantor satu departemen sudah sepakat untuk sepulang kantor, kami bersepeda ke downtown dan berbelanja di MEC. Ada saja keperluan kemping atau bersepeda atau berkanu yang dapat dibeli di toko itu. Meskipun tidak berbelanja, sudah puas rasanya melihat bermacam-macam benda duniawi disitu. Ya, di dunia ini hanya satu toko yang sreg kumasuki, toko barang kemping. Satu teman kami di saat terakhir tidak jadi ikut karena tangannya masih sakit, jadi saya lalu bersepeda berdua saja dengan J. yang mengajari Cecilia teknik mengayuh tanpa senteres sehingga terakhir doi mampu menempuh rute 50 km 'Ride for Heart'.

Karena hari biasa jalanan di trail cukup sepi sehingga kami dapat berjalan berdua berendengan. Tiba-tiba J. berkata, "I read something interesting today, a wise word." "What's the word?." tanyaku. "If you would like to follow your heart's desire, do not give your heart away." "I see, interesting, is it in the context of relationship, like man woman?," tanyaku. "No, it is in the context of following your ideal, basically do not sell yourself away." Lalu kami berdialog sedikit mengenai orang yang demi karir atau cita-citanya, menjual dirinya. Memakai kesempatan membicarakan soal hati, lalu saya mengalihkan pertanyaan mengenai kehidupan pribadinya, mengapa ia masih belum mempunyai cewek atau naksir akan cewek. Ia sudah tidak terlalu muda dan semakin tua seseorang, semakin sukar umumnya untuk mendapat pasangan yang serasi. Karena sifat dialog kami menjadi pribadi :-), supaya J. tidak jadi THP bila ada yang menterjemahkan tayangan ini dari hompejku, kusensor dialog kami selanjutnya dan kubawa Anda ke lamunan yang lainnya.

Karena merasa cukup dekat dengan Bang Lintang yang sedang kemalangan, nasib yang sedang menimpanya terlintas di dalam lamunanku. Ia sedang kehilangan sesuatu meski ia mendapat yang lainnya. Untunglah musibah yang menimpanya tidak terlalu serius sebab kalau sampai ia kojor, belum ada penyair pengganti doi di P-Net ini :-). Saya baru saja membaca suatu artikel di majalah berkanu Rapid yang dioleh-olehkan oleh Silvana di canoe camping kami minggu lalu. Isi artikel itu adalah kisah seorang sahabat dari Lynn Clark, konon awewek hesbats Kanada soal berkanu di arung jeram yang baru saja meninggal karena kecelakaan di Ottawa River. Cukup menyentuh hatiku karena pengarang, sahabat Lynn, terakhir bertemu dengan dia di restoran sambil makan pizza. Membacanya membawa kenanganku akan sahabatku V. yang dalam waktu tiga minggu amblas terkena kanker lever ganas dan kami terakhir berjumpa di Pizza Hut. Seperti dikatakan Bang Lintang, 'life is so fragile'. Hari ini bermobil,besok mungkin dimobilkan dalam keranda. Tadi bersepeda, esok berpeti jenasah. Ya, berita sebesar gajah di koran hari ini, 'Plea for missing daughter' menerpa mataku. Seorang remaja puteri berusia 16 tahun sedang hilang di kotaku dan orang tuanya sedang sungsang sumbel alias menghimbau agar puterinya dikembalikan dan tidak dicederai. Tidak ada alasan bagi doi untuk kabur atau tidak kembali ke rumah dan terakhir ia permisi untuk berangkat kerja. Life is so fragile.

You don't appreciate what you have until you lose it, bunyi kata-kata mutiara a la Bang Jeha yang baru saja dinobatkan jadi Bang Dengkul gara-gara beberapa anak "kurang ajar" di P-Net ini yang seenaknya mengganti namaku. :-) Memang dengkulku masih oke hari ini, bersepeda dari jam 4 sore s/d jam 9:30 malam. Dialog maupun ucapan Pramoedya yang baru saja cabut dari Kanada sudah banyak Anda dengar, terutama yang diucapkannya di muka umum. Anda belum mendengar ucapannya kepadaku. "Bagi dong." "Bagi apa Pak Pram?." tanyaku. "Rambutmu." "Oh, boleh, tapi rambut saya juga udah mulai tipis nih," kataku lagi. Ya, Pram merasa bahwa ia semakin botak dan merasa iri melihat rambutku yang masih lumejen banyaknya. Dahulu, waktu masih remaja, saya sebel sekali dengan rambutku yang bukan saja banyak, juga serba kaku dan kasar alias sukar disisirnya kecuali memakai pomade setengah botol :-). Ingin sekali aku membuatnya jadi tipis dan kalau perlu digunduli. Sekarang, setiap pagi bila aku menyisir, puluhan helai menempel di sisir alias rambutku semakin tipis. I am beginning to appreciate my hair :-).

Perutku sudah mulai keroncongan karena matahari sudah hampir hilang dari ufuk barat. Sudah hampir jam 9 malam dan J. tidak mau waktu kuajak makan dari MEC tadi. "I am not hungry," katanya sambil memberikan satu pisang sangunya kepadaku. "Sure you don't want this banana? Thank you very much, it should keep me going till I reach home then," kataku. Menjelang jembatan maut 401 aku merasa bahwa aku akan sampai di rumah tanpa semaput meskipun ransel berisi barang-barang belanjaan menjadi semakin berat saja rasanya :-). Indah sekali pemandangan dari atas jembatan 401 ketika melihat matahari sudah turun ke bawah dan lambang beberapa partai di Melayu alias bulan sabit sudah muncul di bagian langit yang sama. Asyiknya bersepeda dan melamun, tidak terasa tayangan serial ini sudah mencapai yang ke 80 ya. :-) Doakanlah selalu dengkulku agar mampu mengayuh terus sampai LB yang ke 800 :-). Sampai berjumpa di lamunan berikutnya, salam dari Toronto.

Home Next Previous